Helooo Pembaca Setia Cinta Itu Sempurna! Disini RePost CIS Karya Gitta. Go ADD FB : Gitta Brigitta Go FOLLOW Twitter @brigittagitta. Another Blog: brigittasilalahi.blogspot.com [Follow juga yaa!:)] :) Thanks yang udah Baca :)

Jumat, 21 Juni 2013

Cinta Itu Sempurna (Part 26)

Shilla, Via dan Agni mengantar Ify sampai kerumah sakit terdekat. Bahkan sampai detik ini pun detik dimana nafas ify sudah engap engapan dia masih bisa memerhatikan ketiga sahabatnya dalam diam. Sakit? Pasti. Tapi emang ada yang lebih sakit daripada melihat sahabat kita sendiri sakit?
“Dok, sus siapa ajadeh OB siapapun woy UGD plis” Teriak Agni sambil melihat kearah belakang dimana ify dituntun oleh shilla dan via.
Dengan cekatan suster pun mengangkat ify ketempat tidur dorong yang memang digunakan dalam keadaan darurat. Ify masuk keruang bedah kecil. Sedangkan shilla udah kalut, via terlihat cemas namun mukanya lebih bisa dikontrol sedangkan agni sudah mondar mandir didepan ruang bedah.
“Masih ga habis pikir gue sama Kak Rio seenaknya aja masuk keluar hidup orang.” Ucap Via tidak sadar. Shilla dan Agni langsung memerhatikan via secara seksama. Ya. Masih tidak terbayangkan bagaimana ada diposisi Ify. Mengapa kesenangan yang ia miliki selalu diikuti dengan goresan kesedihan.
“Kerabat Alyssa?” Tanya Dokter yang keluar dari ruang ify dibedah – mungkin lebih tepatnya dijait-jait. Agni orang pertama yang langsung lari kedepan dokter diikuti via sambil menuntun shilla.
“Iya, saya pak. Orang tuanya diluar negeri. Kami kerabatnya.” Jawab Agni pasti. Takut-takut via dan shilla memerhatikan muka dokter itu.
“keadaannya memang cukup parah, Pinggangnya lebam. Biru bahkan sebagian merah hampir ungu. Jarinya dijait sekitar 8 jaitan. Cukup menyakitkan” Ucap dokter tersebut. Agni menelan ludah.
“Namun saya salut Alyssa tidak ingin di Bius total tapi saya tidak mengerti mengapa Ia tidak menangis. Tapi saya sudah paksa Alyssa untuk diopname minimal 2 hari agar memar dan jaitannya sampai sedikit membaik.” Lanjut dokter tersebut yang sukses membuat Agni,Via dan Shilla geleng-geleng kepala. “Tapi Alyssa benar-benar berhasil membujuk saya untuk memulangkannya. Semua akan baik-baik saja asal keinginan Pasien kuat untuk sembuh dan orang disekitar dan lingkungan mendukung” Ucap dokter mengakhiri pernyataannya. Ya semua ada ditangan Ify.
-Ruangan Ify-
“Heh makin jelek aja lo bertiga kalo sembab yak Hahaha gue dong masih cantik aja. Azik” Sambut Ify saat ketiga sahabatnya masuk. Via langsung memeluk ify sedangkan shilla masih merasakan kakinya yang rapuh.
“Gue tau lo kuat banget fy banget banget” Ucap Via.
“Semua orang berhak jatoh dan berhak berdiri vi, Rasanya lama jatuh itu sakit. Jadi mending berdiri kan?” Timpal ify sambil tersenyum membalas pelukan Via.
“Fy fy sampai kapanpun lo senyum tangan pinggang lo akan tetap seperti itu sakit.” Ucap Agni hambar.
“Nih ya ag mending gue sakit 3 kali lipat dari jaitan ini atau lebam yang ada asal gue sehat batin mah hehe” Jawab Ify dengan tawa yang hambar pula.
“Fy, Lo punya kita kok” Timpal Shilla pendek sambil menggenggam tangan Ify.
“Ya, gue tau dan akan selalu tau.” Jawab ify dengan senyumnya.
Berjanjilah wahai sahabatku..
Tak akan pernah ada yang berubah
Antara aku dan dirimu. Kita.
Dari kemarin hingga sekarang  sampai selamanya...
*****
“Ozyy!! Ozzzyyy wooyy” Teriak Via didepan rumah Ify. Ify menjitak pelan kepala via.
“Woy rumah orang ebuset lo kira samping rumah gue tuli semua?!?!” Balas Ify, Via hanya tersenyum dan mengacungkan kedua tangannya menyimbolkan ‘V’.
“Astaga Ka Vi..........LOH KA IFY?!?!??! Lo kenapa kak? Tangan lo? Yatuhan...” Ucap Ozy sambil mengelilingi tubuh ify dan memerhatikan lengannya tepatnya jarinya.
“Apasih lo zy, Masih alay aja lo. Harusnya elo tuh yang masuk rumah sakit bukan gue Ckck” Balas Ify.
“Sumpah serius. Lo kenapa kak?” Tanya Ozy serius. Ify memutar bola matanya. Males banget deh kalo serius seriusan.
“Gue kecelakaan tadi kena piring jatoh udah ribet banget sih lo. Awas gue mau masuk. Gausah so khawatir deh simple doang gini kok” Jawab Ify melenggang masuk kerumahnya namun seketika pinggangnya sakit tapi ia tahu ini bukan keadaan untuk menjerit kesakitan.
“Oya Shil, Vi, Ag lo bertiga gue usir nih hahahaha udah malem gabaik balik kemaleman. Gue gapapa kok paling besok masuk sekolah” Jawab Ify sambil membalikan badannya kearah pintu rumah.
“Jago ya orang mah ngusir dengan kiasan. Die? Asal ceplos. Okedeh, Istirahat fy jangan mikirin apa-apa dulu.” Ucap Shilla, Ify mengacungkan jempolnya. Setelah Via,Agni dan Shilla pulang Ify langsung naik ke kamarnya.
-Kamar Ify-
“Kak, Nih susu coklat mana tau ada gunanya buat tubuh lo” Ucap Ozy sambil memberi segelas penuh susu ketangan Ify.
“Thanks Zy. Berguna mungkin tapi kalo lo yang ngasih gatau juga sih hehe” Timpal Ify, Ozy melempar pelan bantal kearah kakak-nya itu.
“YAAMPUN gue lupa kasih tau Mama!” Ucap Ozy sambil langsung mencari keberaaan HP disekitar kantung celananya. Ify langsung menarik tangan Ozy. Menghentikan kegiataannya.
“NGGA! Zy! Jangan!” Larang Ify
“Ngga ada! Lo jangan so kuat dulu deh kak, Ga semua keadaan disaat lo lemah untuk berpura-pura kuat” Timpal Ozy keukeuh.
“Zy, Plis jangan sampe mereka khawatir Cuma gini doang. Gue kuat kali bukan pura-pura. Sumpah! Kali ini aja turutin gue... gue kan kakak lo. Patuh kekk” Pinta Ify sambil mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya membentu ‘V’. Ozy merutuki dirinya. Kasian juga kakaknya ini. Atau....
“Oh gue ada ide! lo punya 2 Pilihan. 1 gue kasih tau soal ini ke nyokap atau ke 2 Kita balik kerumah ka Rio.” Ucap Ozy dengan muka menantang. DAMN!!!! Ka Rio? Gamungkin kesana. Mau ditaro dimana muka gue? Batin ify. Tapi........ Orang tua sama harga diri? Ia benar benar tidak mengerti. Mengapa keadaan selalu menyatukan sesuatu yang gak perlu dipersatukan?
“Kakaku sayang  jadi pilihan lo?”
“Zy, jangan kayak gini dong! Kita jangan nyusahin siapapun lagi.”
“Bukan nyusahin. Ka Rio punya tanggung  jawab bukan Cuma sama Ray tapi sama Gue dan...Lo” Ray menghela nafasnya sebentar berharap kakanya mengerti. “Disana ada Ka Rio kak, gue yakin dia bisa jaga lo. Sebarat apapun kondisinya.” Lanjutnya. Telak Ify langsung diam.
Seberat apapun zy? Tadi pagi momennya ga berat. Ringan dan sepele. Tapi kemana Rio? Dia cukup menjadi penonton dari semua kejadian yang menimpa gue. Jaga gue zy? Emang Rio masih nganggep gue ada zy? Semuanya lo gatau zy. Ini berat... dan lo gabisa tau.  Perlu gue menyerah pada keadaan? Karna sampai detik ini pun tidak ada satupun yang mengerti keadaan gue. Termasuk gue sendiri. Gue aja masih gasanggup jadi Ify yang sekarang. Yang kayak gini.
“Zy, Percaya sama gue. Kalo sampe gue tumbang. Lo boleh bawa gue kerumah Ri... Ray.” Ucap Ify tegas dan Ya Ozy langsung mengangguk dan membiarkan kakanya masuk ke kamarnya.
*****
Ify masuk ke kamarnya dan ya ia langsung mengunci pintu kamarnya dan duduk dikasurnya. Ify langsung merintih mengeluarkan kesakitan yang sedari tadi ia tahan. Bahkan matanya memerah dan tak jarang mengeluarkan 1-2 tetes air mata. Dia tahu ini adalah keputusan yang ia ambil. Ia yang meminta untuk gak diOpname.
“AAAAA errgh” Ify menutup mulutnya sendiri dengan tangan satunya di pinggang. Air matanya membasahi luka yang ada ditanggannya. ‘Lo ga boleh teriak fy atau Rumah Rio yang bakal jadi taruhannya’.
“KAK IFYYYYYYYYYY!!!!!!” Ozy tersentak, Obat dan air putih yang ada ditangannya untuk Ify langsung jatoh begitu saja. Ify langsung melepaskan tangannya dari pinggangnya dan langsung menutupi badannya dengan selimut.
“Gue tau lo orang yang konsisten sama omongan lo.” Tegas Ozy, Ify menghela nafasnya. ‘Mending rumah sakit deh kalo tau gini. Sial’.
*
Ozy menjalankan mobilnya sesekali melihat kesamping. Ini adalah menyetir terlama yang pernah ia lakukan dengan kecepatan tinggi.Sampai2 ia sering kelewatan lampu merah. Ekor matanya tetap mengikuti Ify apalagi saat kakanya tiba-tiba meringis.
-Rumah Rio-
“Ka Rio!! Ray! Ka Rio!”Teriak Ozy dari depan rumahnya. Ify masih didalam menatap nanar rumah tersebut. Siapa sangka rumah mewah tersebut bisa terasa seperti penjara dari depan.
“Iya iya sabar....Ozy ada apa sihh? Ko teriak-teriak?” Sambut Rio membuka pintu diikuti dengan.............Dea. Ozy menghela nafas. ‘Cewe ini.......siapa?’
“Zy, Kenapa?” Ray ikut-ikutan keluar mendengar nama Ozy. Ify yang melihat Dea dari jauh langsung keluar mobil dengan sedikit berlari. Berjalan cepat maksudnya.
“Zy, Plis udah malem cepetan deh kita pulang.” Ucap Ify sambil kedua tangannya dilipat dibelakang tubuhnya. Ia tahu, sangat amat tahu Rio tak perlu tahu apa yang terjadi dalam dirinya. Dea yang sedang belajar bareng Rio –Cara modus terbaru- langsung kaget sekaligus tidak mengerti apa yang terjadi didepannya saat ini. Rio terpaku melihat ify, Terlihat sekali Kaus Pink yang ia pakai terlihat remasan dibagian pinggangnya . Seketika ia mengingat kejadian tadi pagi dan bagaimana pesan yang ia terima bukan hanya dari orang tua Ify........Tapi orang tuanya dan juga –mungkin- hatinya.
“Zy, ayo cepettt” Ucap Ify.  Ah. Nyut-nyutan itu terasa lagi!!! Tidak tepat. Ify segera membalikan badan berharap bisa masuk secepatnya ke mobil, Rio berjalan diluar kendali mengikuti langkah ify tapi belum sampai Gerbang Rumah Rio, Ify langsung terjatuh dan dengan Sigap Rio mengangkap gadis ini ditangannya dari belakang.
Sungguh aneh. Ray Ozy dan Dea hanya bisa menatap semua kejadian yang bergulir. Ray langsung menarik Dea kedalam rumahnya bermaksud mengantarkan dea keluar dari rumah ini lewat belakang sebelum Ify masuk.  Ozy yang melihat itu langsung berteriak kearah Rio “Kak Ray anterin temen lo ini sampe rumahnya, Gue mau kerumah sakit dulu manggil dokter, Ka Ify tanggung jawab lo saat ini.”
Tak ada yang menempel ditelinganya selain ujung dari kalimat yang Ozy ucapkan barusan. ‘.......Ka Ify tanggung jawab lo saat ini’. Ify yang ada ditangannya benar-benar tertidur –pingsan- Ia menatap wajah gadis yang ada dalam tangannya dalam diam. Kapan terakhir ia bersama dengan gadis ini? -Maksudnya dalam keadaan yang benar-benar berpihak kedalam mereka-. Singkat, ia langsung tersadar dari pikirannya dan menggendong Ify kedalam kamar ify yang ada dirumahnya.
 Ia menidurkan gadis itu dan dengan tanpa sengaja pandangannya berhenti pada tangan gadis itu, Tangannya bergerak kearah tangan Ify dengan tanpa sengaja. ‘Sesakit apa ya rasanya?’. Aneh, tangannya langsung digenggam oleh ify. Rio masih melemaskan tangannya tapi ify malah menambah kekuatannya dan air mata ify.........keluar dari bola matanya yang tertutup. Sempat ada pikiran bahwa Ify pura-pura pingsan tadi. Tapi logikanya kalo tangannya dalam keadaan seperti itu dan ia dalam keadaan sadar.... menggenggam sesuatu itu sakit banget apalagi sekeras ini. Jari-jari Rio yang tadinya dibebaskan langsung menekuk menelusuri tangan Ify menggenggamnya lembut.
Tak lama bola mata Ify bergerak, Rio langsung melepas genggamannya dari tangan Ify dan membalikan badannya dari hadapan Ify. Tak lama Ify menggerakkan jari-jarinya dan membuka matanya. Menatap keseluruhan ruangan itu dan menghela nafasnya berat.
“Eh ko mata gue berair sih? Eh~” Ceplos Ify, baru saja ia kaget dengan air matanya, ia harus kaget dengan adanya Rio disamping tempat tidurnya.
“Lo tidur sambil nangis.” Jawab Rio pelan membalikkan badanya –kembali- kearah Ify. “Lo pingsan beneran apa cari perhatian doang sih?” Bentak Rio sambil melihat kearah Ify. Ify menundukan mukanya. Ia tahu ia orang yang paling lemah. Batinnya lemah. Dibentak dikit pasti langsung nangis. Sekalipun bentakan orang yang berpura-pura jahat seperti –Posko waktu MOS- sungguh bentakan adalah alat yang paling canggih untuk membuatnya lemah.
“Jawab dong. Lo kira, lo ga berat apa? Kira-kira dong kalo ngebohong. Lo kira rumah gue mini?!” Tanya Rio lagi masih dalam intonasi yang sama. ‘Ya Tuhan Ka Rio.... .. Plis Jangan buat gue sakit kalo dia berbuat jahat begini’.
Ify mengerjapkan matanya dan menghapus air matanya dalam keadaan menunduk. Lalu mengangkat wajahnya.
“Gue ga minta lo gendong gue ko kak. Maaf kalo gue musti jatuh didepan rumah lo. Mungkin lo nolong gue karna ya lo kasian sama gue dan gue ada diwilayah rumah lo.” Ify menghela nafasnya sebentar “Lain kali, kalo gue pingsan lagi gausah lo gendong kok kak, tapi kalo bisa gue minta tolong sama lo untuk minta tolong sama orang lain untuk bantu gue atau sms singkat ke temen-temen gue. Tapi selagi gue masih bisa ngeliat. Lo bisa langsung tinggalin gue.” Ify mengakhiri kalimatnya. Sakit?sangat. Rio merasakan ada sesuatu yang menusuk. Aliran darahnya berhenti. Rasanya dia mau berhenti melihat ify yang kayak gini.
“Kak Rio.........” Suara Ify mulai bergetar. Rio masih menatap Ify yang kembali menunduk.  “Kalo nanya lagi..... Intonasinya jangan terlalu ngebentak ya kak.” Ucap Ify pelan. Rio tersentak. Ia baru ingat kalo Ify ga bisa dibentak. Apa hak gue ngebentak? Orang tuanya ga pernah membentak dia? Siapa gue?.
“Gue ke luar.” Ucap Rio sambil beranjak pergi, Ify hanya menganggukan kepalanya. Namun belum sampai didepan pintu, Ozy Ray dan seorang Dokter bertepatan masuk kedalam kamarnya yang otomatis membuat dia gabisa keluar kamar ini.
“Malam Alyssa yang bandel, maaf sebelumnya saya minta hanya 1 orang yang menunggu didalam. Selebihnya bisa menunggu diluar.” Ucap dokter perempuan langganan keluarga Ify tersebut. Baru saja Rio mau melangkahkan kakinya namun Ray dan Ozy yang berada depan pintu langsung keluar dan menutup pintu. ‘Bocil 2 sialan!’
“Yaudah Dok, biar saya aja. Anak kecil nanti malah ganggu dokter lagi hehe” Timpal Rio sambil tersenyum.
“Malem tante dokter hehe bandel juga tetep cantik kok. Ngapain dok kesini hehe?” Jawab Ify masih dengan kekehannya.
“Alyssa! Kan saya udah bilang kemaren, diopname. Daripada kayak gini? Kamu akan selalu merasa kesakitan sa” Nasihat dokter sambil memeriksa  pinggang Ify. ‘Kamu akan selalu merasa kesakitan sa’ Rio membatin. Kalo gue bisa gue gendong deh nih cewe sampe rumah sakit. Hahhhh. Sedangkan Ify masih terus terkekeh seperti biasanya.
*****
Keesokan paginya.....
Hari ini Ify udah masuk sekolah, Yang jelas dia emang ga punya izin untuk sekolah. Kecuali izin dari hatinya. Tiba-Tiba saat ia keluar kamar disaat yang bersamaan Rio juga keluar kamar. Melihat Ify, dia langsung datang menghampiri Ify. Terlintas dimana momen-momen disaat mereka berdua bisa saling bertemu, menyapa dan bertatapan tanpa hal yang menyakitkan.
“Ray sama Ozy udah berangkat. Tadi Ozy izin sama gue. Awalnya ga gue izinin soalnya mereka berangkat pagi banget jam setengah 6. Ternyata mereka ada acara penyusunan rapat OSIS untuk bulan ini dan mereka juga izin untuk nginep. Mau gue larang tapi adik Lo ketua OSIS.Jadi gamungkin ninggalin acara.” Rio memberikan penjelasan seadanya dan tidak ingin menatap Ify lama jadi ia hanya menatap disaat perlu aja.
“Ish kenapa ga bangunin gue dulu sih? Terus mereka berdua bawa makanan ga? Atau makanan kecil gitu? Mereka udah makan dulu kan? Pake jaket ga? Kalo gue ga salah liat Ray mukanya juga pucet kemaren. Kalo sakit disana gimana?” Ify menghentakan kakinya. ‘Lo....... Lo selalu buat gue ragu untuk pergi fy. Bagaimana bisa gue ninggalin elo yang udah ngisi semua cerita hidup gue bahkan keluarga gue.
“Soal Ray pucet gue emang udah tanya, katanya Flu doang. Ya terus gimana? Gue udah terlanjur ngizinin yaudahlah gue yakin mereka gapapa.”
“Lo itu emang selalu deh nganggep enteng masalah seenak lo aja.” Jawab Ify langsung tanpa pemikiran. Rio tercengang. Untuk kali ini pasti bukan Cuma buat masalah ini tapi buat semua masalah yang ada.
“Jangan bawa masalah lain kedalam masalah ini.” Ucap Rio dingin
“Gak ada. Gue hanya mendeskripsikan bagaimana lo mengatasi masalah lo.”
“Masalah gue? Apa masalah lo yang dibawa bawa ke gue?” Tantang Rio. Ify memegang pinggangnya. Rio terdiam.
“Apalagi masalah gue, lo selalu menyepelekan segalanya. Lo ga pernah pake hati lo.” Kali ini Ify berkuasa.
“Emang ada masalah kita yang perlu diberesin pake Hati?” Tantang Rio lagi. DAMN! Masuk. Ify mulai bergetar.
“Kenapa kak? Kenapa semua lo anggep enteng? Bahkan perasaan gue juga lo anggep seenteng ini. Gue ga percaya kalo lo ga tau soal.............” Ify mengerjapkan matanya sebentar “Oke. Untuk pertama kalinya gue bilang sama lo....... Gue sayang lo kak” Ify menutup matanya, air matanya sukses jatuh bebas.
“Lo kan gampang fy ngomong, jangan-jangan ini juga Cuma siasat lo doang biar gue luntur. Emang lo kira lo pernah menyelesaikan masalah kita pake hati? Gaada fy! Bah......” Ify menaruh telunjuknya didepan bibir Rio.
“Biarin gue bicara semuanya. Gue takut setelah ini gue ga pernah bisa menjelaskan semuanya sama lo. Izinin gue lepasin semuanya. Setelah ini lo bisa anggep kejadian ini gaada.” Ify menarik nafas panjang “Yang pertama, gaada yang bisa ngelarang. Gue juga ga ngerti sejak kapan gue mulainya yang jelas apa yang gue bicarain itu semua tanpa rekayasa. Gue sayang sama lo kak sebagaimana seorang cewe punya perasaan ke cowok.” Ucap Ify dengan lirih, air matanya benar-benar menguasai wajahnya namun Rio masih tetap diam.
“Dan yang kedua... yang terakhir Makasih kak lo udah mau ngisi hidup gue... Jujur masa-masa gue berantem sama lo, bermain sama lo adalah hal terindah yang pernah masuk dalam hidup gue. Mungkin Prinsip gue selama ini kalo Gue mencintai orang yang benar dalam kondisi yang tidak tepat salah besar. Mungkin sekarang gue berada dalam kondisi yang benar tetapi jatuh Cinta keorang yang.......” Ify mengerjapkan lagi matanya “ Salah.”
“Udah?” Tanya Rio lagi, Ify menganggukan kepalanya..... “Ya mungkin prinsip kedua lo benar.” Jawab Rio dengan dingin. Jujur dia masih ga ngerti kenapa logika dan perasaannya tidak merasakan satu hal yang sama. Ify memegang bahu rio dengan kencang. Rio mengerjapkan matanya. Ia tahu kali ini ia salah.
“Kak, tolong tegasin sekali lagi dengan hati lo soal kata kata lo tadi biar gue ngerti. Sekali lagi aja” Pinta Ify. Rio masih terdiam.
“Ka.. Ka rio... Plis biar semua jelas. Jangan buat semuanya gantung. Plis ka tegasin ke gue lagi.” Ify diam lagi. Rio menghela nafasnya berat “Oke ini lo yang minta. Mungkin prinsip kedua lo benar” Air mata ify banjir. Rio menggelengkan kepalanya pelan. Ify melepas tangannya dari bahu Rio. Dan menghapus air matanya
“Oke kak. Makasih udah kasih kesempatan gue ngomong. Oya, kalo misalkan gue ganggu lo setelah ini. Nanti sepulang sekolah gue bisa kerumah gue kok, gaada Ozy jadi ga bakal ada yang pertahanin gue disini. Yaudah kak... gue deluan ya.” Pamit Ify... Rio terdiam ditempatnya sungguh perasaan menyesal dalam dirinya menyingkap seluruh perasaan Rio.
*****
Ify berjalan kehalte dengan perasaan lega sekaligus sakit. Secara gak langsung Rio sudah menolak. Bukan bukan menolak dirinya tapi menolak Ify merasakan perasaan itu. Mungkinkah karna ify tak pantas? Entahlah. Ify tersenyum dia cukup bangga bisa bertahan tidak mempedulikan sakit dipinggangnya diposisi sesulit tadi.
Ify menunggu dihalte dekat Rumah Rio, Cukup lama bahkan sekilas ia bisa melihat mobil Rio pergi melewati dirinya kearah sekolah. Ify tersenyum. Seakan tadi tidak ada masalah yang terjadi. Lama BUS yang datang penuh semua, Hampir jam 6.50 dan Ify belum naik BUS. ‘Pasti telat’ tiba-tiba dia tidak ingin kesekolah dulu.... ia masih ingin menetralisir semua perasaannya. Ify mengambil HandPhonenya dan mengsms via.
To: Via imut
Vi, gue ga sekolah dulu yaaa ga diizinin dokter nih, hupt. Bilangin guru yaa! Jangan kangen wkwk salam buat Agni,Shilla, Ka ALV, ka Gab, Ka Cakka sama Ka Rio. Thanks vi J
Tak lama...
From: Via Imut
Bagus deh elo sih keukeuh banget, Sipsip nanti gue bilangin. Get well ya ipyyy! Gonna miss u{} ALV nya gausah di caps ya jelek J
Ify tersenyum. Menyesal juga sih. Kangen banget sama mereka. Tapi yasudahlah. Ify berjalan menelusuri trotoar. Entah dia masih ingin berjalan lagipula jalanan macet dan cuaca masih bagus sayang disia-siain.
*****
Baru saja Rio mau masuk ke lapangan parkir tiba tiba perasaan gak enak menyingkap Rio. Rio memutar balik kearah gerbang sekolah dan menghentikan mobilnya disebrang gerbang sekolah.
Tak bisa dipungkiri ia menunggu gadis itu sambil terus melihat ke gerbang. Gamungkin dia sampe deluan. Secara tadi ia masih melihat gadis itu di Halte. Perasaan menyesal kembali datang. ‘Kenapa ga gue ajak bareng aja sih? Rio!! kenapa ego lo mengendap hari ini?’. Rio diam dan tiba tiba merenungkan kejadian tadi pagi. ‘Fy, kita satu tujuan tapi kenapa jalannya terlalu berjauhan?’. Rio menghela nafasnya dan memutuskan keluar dari lingkungan sekolah.
*
Ditengah perjalanan tiba-tiba Ify merasakan denyut di pinggangnya ia memutuskan untuk duduk ditaman yang ada diseberang jalan. Setelah merasa jalanan cukup sepi Ify pun menyebrang kearah taman tersebut. Namun baru saja dia berada di ujung jalan tiba-tiba Sepeda motor dari belokan samping taman melaju dengan kecepatan diarah pinggir dan menyenggol tas sekolah Ify yang membuat Ify terdorong kearah trotoar.
“AAARRRRRRGHHH SAKITTTTTTTTTTT” Ify berteriak. Gak berguna. Jalanan dan taman sungguh benar benar sepi. Tiba-tiba.........
“IFYYYYYYYYYYYYY!” Teriak seseorang dari dalam mobil diujung seberang. Mobil tersebut langsung berhenti. Mobil Rio. Ify tau percis hal ini. Rio langsung berlari menyebrang keaarahnya. ‘Kenapa? Kenapa musti ka Rio?’ Rio keluar dari mobil dan langsung terduduk disamping Ify. Perasaan khawatir campur bersalah menyergap dirinya.
“Fy, Lo tuh argh!! Lo gapapa?” Tanya Rio gelagapan Ia langsung mengambil alih kepala Ify namun Ify melepaskannya lembut.
“Kak, gue masih bisa ngeliat kok” Jawab Ify pendek. Sungguh kenapa permainan ini berat sekali. Kenapa Rio dan sakit ini selalu datang bersamaan.
“Bodoh! Lo bisa ngeliat tapi lo gamungkin bisa mempertahankan diri lo sendiri.”
“Kak, Cukup jangan dateng ke gue. Plis banget. Buat jarak itu makin tebel kak biar gue bisa liat dengan jelas. Sakit ini Cuma bentar kok, bentar lagi paling udah ngga. Lo bisa ting.........” Rio langsung merengkuh ify kedalam pelukannya. Ify tidak berusaha menghindar lagi. ‘Biarkan untuk kali ini. Gue merasakan apa yang belum tentu gue bisa rasakan lagi’ .
“Udah puas kan lo?” Ucap Rio. Ify tercengang. Jadi tadi?........ Ka rio kenapa lo musti berubah secepat ini. Ada berapa banyak lagi cara lo untuk menyiksa gue secara perlahan?. Rio langsung menggendong Ify bermaksud mengantarnya kerumah sakit. Tapi baru saja Rio mengangkat Ify. Ify langsung melepaskan tangannya dari leher Rio. Rio oleng dan terjatuh namun kepala Ify masih ia tahan dipahanya dan satu tangannya ia biarkan membentur jalanan dibelakang punggung Ify.
“Lo apa apan sih? Lo bilang lo gamau nyusahin gue kan?! Ya sekarang ke rumah sakit cepet!” Tantang Rio. Ify tersentak.
“LO!!!!! LO BENER BENER GA PUNYA HATI LAGI KAK! PERGI LO! GUE KAN UDAH BILANG GAUSAH BANTU GUE KALO LO MERASA TERBEBANI. PERGI!!!!!!!! RIO PERGIII!!” Teriak Ify sambil mendorong Rio tapi tangannya yang berada dipunggung Ify bergerak cepat kebelakang kepala Ify takut takut kepalanya terbentur.
“Fy fy bukan gitu. “ Rio gelagapan dia benar benar tidak tahu apa yang telah atau akan ia katakan. Semua egonya yang bekerja. Ify terdiam berusaha menenangkan dirinya yang masih bergetar “Maaf gue udah bentak lo kak, Gue... hhh sorry.” Ify langsung berdiri dan berjalan mengambil tasnya lalu menyelempangkannya dibahunya tapi kakinya terlalu lemah untuk menopang tubuhnya. Rio berdiri tepat dibelakang Ify dan pas Ify jatuh menimpanya dibelakang dan kepala gadis itu menimpa dadanya.
“Lo terlalu spesial untuk mempertahankan gue fy........” Lirih Rio pelan, sepelan bagaimana ia yakin Ify tidak mendengar itu. Rio langsung mengambil alih tubuh Ify, tidak peduli dengan tatapan Ify yang memohon dan memasukannya kedalam mobil.
-Mobil Rio-
Mobil tersebut berjalan dalam diam, mungkin karna masih jam sekolah dan jam kerja. Ify terdiam. Ify masih menangis. Rio membanting setirnya karna ia hampir saja menabrak tukang buah-buahan. Rio menghelas nafasnya panjang karna Bapak tersebut gapapa dengan senyum dibibirnya. Rio beralih kearah Ify yang menghapus air matanya. “Maaf kak.. Gue ganggu konsen~”
“Lo bisa ga sih berhenti minta maaf? Seakan hari ini tuh lo adalah narapidana!” Cecar Rio. Ify menunduk. Rio menangkat muka Ify dengan telunjuknya dan berusaha menenangkan dirinya dan diri ify.
“Oke kita ga kerumah sakit. Kita balik ke rumah gue tapi plis jangan nangis lagi. Lo tau kan itu ganggu konsentrasi gue nyetir..” Ucap Rio, Ify menatap Rio dengan senyum terbaiknya ‘sekaligus lo ganggu konsentrasi hati gue. Mana bisa gue mengerjakan apapun kalo liat lo semiris ini.’
“Maaf fy, maaf kalo hari ini gue buat lo merasa bersalah atau ketakutan............”
*****

Jumat, 24 Agustus 2012

Cinta Itu Sempurna (Part 25 Bag C)


-Kelas 11.1-
“Deb! Sayang gila lo ga ikut gue ke kantin. Cakka buat heboh satu sekolah.” Teriak Septian sambil menggebrak meja Debo. Debo sama Septian memang sekelas.  Tapi tidak ada jawaban. Debo masih ngeliat kearah kelua jendela. Akhirnya Septian mengulangi kalimatnya dengan nada yang sama. Namun tetap saja nihil. Septian mengikuti arah pandangan Debo. ‘Ify? ‘.
“DEBOOOOOOOOOOOOO!” Teriak Septian tepat ditelinga Debo.
“Septian! Lo gila ya? Dateng salam dulu kek, sapa, basa basi. Lo punya gendang telinga persediaan buat gue?” timpal Debo sambil mengusap-usap telinganya. Tadinya Septian mau mencak-mencak Cuma pikirannya lagi banyak jadi lebih baik ngalah dulu.
“Serah lo deh. Cakka buat heboh kantin tadi.” Ucap septian pendek sambil duduk dimejanya tepat disebelah debo. ‘Buat heboh? Apa ya? Apa ini alesannya dari tadi Ify shilla via ketawa ketawa sambil dikejar agni?’ banyak pertanyaan muncul diotak debo.
“Debbb!! Lo mau tau ga sih? Ih gue mending ngomong sama tangan deh, ngomong sama lo mirip ngomong sama tembok. Kacang seribu.” Beber Septian. Debo tersadar dari lamunannya.
“Pertama tangan sama tembok sama sama benda mati. Kedua tembok gajualan kacang. Ketiga gue mau tau.” Jawab Debo, Septian nepuk jidatnya.
“Cakka nembak Agni dan barusan mereka jadian. Romantis abis padahal gue yakin banget itu tanpa persiapan. Pantes aja Cakka termasuk  orang yang gampang dapetin cewe. Mulutnya men tajeem” Ucap Septian sambil membayangi kejadian dikantin tadi. Debo amngut-mangut dan langsung melihat lagi kearah jendela. Septian mengikuti objek mata debo. Dan lagi-lagi pemandangan itu.
“Selama janur kuning belum melengkung lo masih bisa dapetin adek kelas kita yang manis itu yang lo bilang Cuma lo anggep ade lo itu.” Timpal Septian dengan entengnya.
“Boro boro janur kuning. Jadian aja mereka kaga. Ify diharkosin sama Rio. Emang itu orang seneng banget buat Ify menderita. Hari pertama gue disini aja Ify udah pingsan gara gara Rio.” Ucap Debo sambil membagi pandangannya antara Septian dan Ify. Jujur dia gamau kehilangan senyum Ify yang sedang ia nikmati saat ini.
“Nah itu lo tau! Anjir Rio banci banget. Daripada dia menderita kenapa ga lo tarik aja? Lo berani berjuang kan buat perasaan lo dan juga mungkin perasaan Ify.” Balas Septian. Debo menghentikan segala pikiran, penglihatannya. Omongan septian…… bisa dibilang bener 99%.
“Buat Ify.” Ucap Septian pendek lagi.
“Lo yakin gue ambil aja Ify? Lo yakin Ify ga sayang sama Rio?”
“Gue yakin, kecuali kalo lo mau liat ify menderita terus. Rasa sayang itu bisa berubah asal ada yang merubahnya.”  Septian berucap. Debo kembali melihat kearah Ify.
“Ayolah. Gue Cuma simpati sih sama Ify, sebelum ada lo juga sebenernya Ify sama Rio itu ga jelas hubungannya kadang berantem, kadang baikan, kadang jadi pusat perhatian. Pokoknya Rio keliatan banget deh mau mainin Ifynya.” Ucap Septian dengan pasti. Debo mengiyakan statement Septian. Lalu melihat lagi kearah ify ‘Lo harus kembali ke gue fy.’
*****
Pagi ini Ify dan Ozy Cuma berdua dirumahnya, setelah kejadian kemaren memang Ify memutuskan untuk kembali kerumahnya dari rumah Rio. Kalo dibilang alesannya Cuma karna sms mamanya yang bilang ada kriminalitas jelas jawabannya engga. Yang pasti Ify kurang kuat lihat Rio akhir akhir ini.
Ify membuka twitter dari HP-nya sejenak ia lupa akan kesenangannya. Akan jalan-jalan yang dulu sering ia lakukan, akan refreshing dengan temen temen apalagi akan dunia maya, bahkan kalo bukan adanya aplikasi twitter yang menjadi main menu di HPnya mungkin dia lupa soal accountnya. Sejenak ia menaruh tweet dan melihat TL.
@ifyalyssa : Apapun yang terjadi hari ini gue udah siap;)
@cakkaNRG : Good Morning world. Second day I have her. Pagi ag!
@ashillazhrtiara : Gak boleh capek Shill. Kalo lo capek. Gaada yang peduli jadi percuma.
@Acharaissa: Brand New Day Ahay!
“Kak, Makan dong! Entar telat tau, jangan mainin HP mulu, ambil noh tas lo diatas dikamar lo.” Ucap Ozy sebelum memasukan suapan sekian kalinya akan nasi gorengnya.
“Gue gausah makan zy. Lo aja. Masih kenyang.” Ucap Ify sambil tersenyum dan langsung naik keatas dan meninggalkan HP-nya di meja makan. Ozy yang melihat HP Ify tergeletak tersirat pikiran untuk menciptakan moment yang mungkin bisa menghilangkan kemurungan kakanya itu. Yang pasti dia sms Ray dulu biar semua aman.
To: Ray Anak Alay
Ray. Ka Ify dijemput ka Rio ya. Gue yg sms.  Kasian kaka gue nih.
Dari HP Ify. By Ozy atas nama Ify:
To : Rio Stevano
Kak, Ozy berangkat deluan nih naik motor. Lo jemput gue ya. Plis. Gue minta tolong ;)
-Sementara di Rumah Rio-
“Kak, HP lo ga bunyi? Tumben HP terlantar.” Ucap Ray singkat sambil ngambil kunci motornya melewati Rio, Rio yang lagi masukin sepatu basketnya k etas langsung ngambil HP-nya dari saku celana
1 new Message
‘Ify Alyssa’
Rio mengernyitkan dahinya. Ify? Sms gue? Ga salah? Kok?. Rio langsung buka smsnya.
From: Ify Alyssa
Kak, Ozy berangkat deluan nih naik motor. Lo jemput gue ya. Plis. Gue minta tolong ;)
“Ray gue boleh….”
“Gue deluan ya kak, mau jemput Oliv dulu. Rumah Ozy Blok B.” Ucap Ray sambil menstarter motornya dan melaju. Rio berfikir sebentar, Boro boro jemput Ify ada kali seminggu dia ga ngomong sama Ify. Kenapa tiba tiba Ify sms gue? Enteng banget lagi bahasanya, padahal biasanya ketemu aja ngindar. Selalu kayak gini. Gue dan Ify selalu ga jelas. Ngejauh tanpa alasan. Daripada lama mending Rio langsung ke rumah Ify.
*
“Pagi Fy!” Ucap Debo sambil merangkul Ify yang baru saja mengunci pintu rumahnya, dia ditinggal Ozy alesannya sih mau ada Rapat OSIS.
“Eh, Ka Debo? Ko bisa disini lo kak?” Ucap Ify sambil menggerakkan bahunya untuk melepas rangkulan Debo, entah kenapa Ify ngerasa Debo aneh.
“Loh emang ga boleh? Lo kan ga punya cowo fy jadi ya gaada yang bakal ngelarang gue kesini.” Jawab Debo dengan entengnya sambil meraih tangan Ify. ‘Ngelantur.’ Batin Ify.
“Engg …Ya gue kaget aja kan tiba tiba.” Jawab Ify pelan. Pasrah deh tangannya dipegang Debo. Masih pagi.
“Lo gue anter ya fy, kita bareng aja.” Debo langsung menarik tangan Ify naik tanpa persetujuan.
“Kak, gausah dipaksa juga sakit nih.” Ucap Ify, Debo ga peduli. ‘Yaampun Ka Debo kenapa sih agresif gini. Angin apa coba.’ Ify meronta dalam hati. Tiba-tiba…
Teeeettt…. Bunyi klakson motor berhenti tepat didepan motor Debo. Ify kaget. ‘Motornya?’
Rio membuka helmnya dan melihat tangan Ify yang dipegang debo. Ngerasa ada Rio debo malah langsung ngelingkerin tangan Ify ketubuhnya. Rio menatapnya nanar. ‘Kenapa selalu tanpa alesan yang jelas?’ batin Rio.
“Bisa ga sekali aja lo ga nyusahin gue?” Ucap Rio mentap Ify yang bener bener gatau apa-apa. Ify menggigit bawah bibirnya. Dia selalu ga suka ada dalam keadaan kayak gini. Rio langsung memakai helmnya dan muter balik lalu pergi sedangkan Debo langsung tersenyum.
*****
“Rioooo!!!” Teriak Dea dari ujung lapangan parkir. Rio melengos. Sungguh. Kali ini dia males berurusan sama cewe. Semua cewe tanpa terkecuali. Merasa tidak ada respon Dea langsung berjalan menghampiri Rio.
“Ko gue dikacangin?” Tanya Dea. Rio tersenyum miring dan langsung ingin berlalu namun…
“Rio! Kalo gue ngomong tuh dijawab. Bete deh.” Keluh Dea, Rio memberhentikan langkahnya lalu kembali ke dea.
“Lo nanya apa tadi?” Tanya Rio berusaha melembutkan intonasi bicaranya.
“Gue ga nanya sih Cuma nyapa aja.” Jawab Dea antusias.
“Lo kayak anak kecil tau.” Ucap Rio sambil melihat gelagat Dea.
“Oh ya? Berarti lo merhatiin gue dong?”
“Bukan merhatiin. Keliatan.”
“Lo ngeliatin gue?” Ucap Dea sambil membesarkan bola matanya. Rio tersenyum.
“Tuh kan! Lo itu lebih bagus kalo senyum, Senyumm!!” Ucap Dea sambil memegang kedua ujung bibir rio dan menariknya memaksakan untuk tersenyum.
“Haha iyaiya awas tangan lo sakit tau.” Balas Rio, Dea melepaskan tangannya.. Tepat. Sangat Tepat disaat motor Debo melewati Rio dan Dea. Mungkin Rio gak sadar tapi Ify liat semuanya.
“Rio kekelas ayo!!” Ajak Dea sambil memegang tangan Rio, namun Rio dengan kasar langsung melepaskan tangan Dea. Reflek.
“Gue….Cuma ngajak ko yo, ga maksud” Ucap Dea pelan, Rio gelagapan.
“Eh De, Maaf reflek tadi gue juga gamaksud kasar sama lo” Ucap Rio pelan juga namun Dea langsung menunduk dan membalikan badannya bermaksud untuk meninggalkan Rio.
“Dea! Katanya mau bareng.” Tahan Rio Langsung memegang tangan Dea dengan Pasti. ‘Eh? Ko gue jadi kebanyakan gerak reflek sih.’ Batin Rio. Dea langsung tersenyum manis dan mempererat pegangan Rio. ‘Udah terlanjur yo. ‘
*****
Turun dari Motor Debo, Ify langsung turun tanpa basa basi. Kalut. Untuk meminimalisir perasaannya ia mengambil arah belakang lewat kantin ga lewat gerbang depan. Jujur dia gamau liat Rio dulu hari ini apalagi pemandangan pertama disekolahnya Rio bersama Dea.
Ify memasuki kantin melalui jalan belakang, terlihat Shilla dan Agni disana, Sivia? Entahlah Ify sedang tidak ingin memperdalam rasa keingin tahuannya.
“IFYYYY!!!” Teriak Agni sambil mengisyaratkan Ify untuk datang menghampirinya, Ify tersenyum dan langsung duduk dimeja kantin diantara Shilla dan Agni.
“Ko pucet fy?” Tanya Shilla saat wajahnya tidak sengaja melihat kearah muka Ify. Jelaslah dari kemaren sampai tadi pagi pun belum ada nasi yang masuk ke perutnya. Padahal Ify punya Maag tapi baguslah Maagnya belum kambuh. Ify hanya membalas senyum ke shilla. Ia memang merasakan perutnya membelit Cuma yaudahlah.
“Lo ga makan fy? Gue beliin bubur ya?” Ucap Agni, Ify mengangguk pelan dan Agni langsung berdiri ke tukang bubur. Ify menundukan kepalanya. Kali ini sakit ditubuhnya belum bisa mengalahkan sakit di batinnya.
“Ini fy, dimakan dulu! Jangan Cuma 2 suap.” Tukas Agni diikuti dengan senyum Shilla, Ify langsung memakan bubur dihadapannya ia berharap sesekali saa ia melumatkan bubur yang ada dimulutnya, bubur ini bukan mengobati lambungnya, Masuk ke batinnya. Biarkan Perutnya sakit seharian tapi batinnya bisa sedikit menguat.
Lama Ify memakan buburnya. Shilla dan Agni sedikit miris melihat ify seperti itu, Mereka berdua tahu bahkan sangat memahami keadaan Ify apalagi keadaan Ify dengan Rio.
***
Via memasuki Gerbang sekolah diikuti dengan keadaan yang ‘tidak biasa’. ‘Kejadian apalagi coba hari ini? Kalaupun ada jangan kaitkan dengan sahabat gue ya Tuhan’ Batin Via. Tiba-tiba
BRRRRRRRRRMMM…. BRRRMMMMM…..
Bunyi starter motor didepan gerbang .
“Woy duh jangan keras keras mata gue kelilipan woy! Itu asep motor lo!!” Cerca Via sambil mengucek matanya karna angin dicampur asep motor yang kuat banget harum dan asepnya.
“Duh sumpah mata gue sakit sakit parah ah. WOYY! Sini lo!” Marah Via lagi, yang ada dimotor sadar dan langsung turun. ‘Bagus nyadar diri’ cerca Via melihat pengendara itu turun dengan matanya yang dibuka tutup soalnya masih perih. ‘Ko seragamnya sama sih sama gue’ samar Via.
“Duh sorry sorry ya gue ga sengaja maaf maaf” Ucap Cowo itu sambil berusaha melihat mata sivia. Setelah Via melepas tangannya dan Cowo itu bisa melihat matanya dia langsung berusaha meniup mata Via ‘Matanya bagus banget yaampun. Ini cewe kayaknya familiar deh sama gue.’ Cowo itu tersenyum dan meiup sekali ke kedua mata Via.
“Udah belum?” Ucap Cowo itu sambil tersenyum.
“Yang sebelah kiri emang udah tapi yang kanan belum” Ucap Via jujur sambil mengucek mata kanannya, Cowo itu mengambil tangan Via untuk menghindari dari matanya tapi.
“Mau ngapain Sep?” Tanya Iel yang langsung berdiri disebelah Septian dengan muka biasanya, Septian langsung melepas tangannya dari tangan Via, Via ikut tersentak. ‘Oh iya ini kan gebetan iel.’ Batin Septian.
“Eng… ini mata gue kelilipan kak gara-gara Motornya dia!” Ucap Via membagi tangannya antara mengucek dan emnjaga mata kanannya dengan menunjuk Septian. Terlihat Iel mengangguk pelan dengan santai.
“Makanya starter Motor gausah depan gerbang apalagi asep motor lo tuh banyak banget, udah biar gue yang ngurusin Via lo urusin aja motor lo ngalangin gerbang masuk tuh!” Perintah Iel, Septian mengangkat tangannya dan langsung mengambil motornya. Via masih sibuk sama tangannya, untung masih agak pagi jadi belum rame yang lewat.
“Udah enakan?” Tanya Iel mengalihkan arah pandangnya kearah Via.
“Enak apanya? Masih sakit banget tau Perih banget nih.” Ucap Via, Iel menyingkirkan tangan Via dari matanya dan memperdekat jaraknya untuk melihat mata via. ‘Jangan terlalu deket plis, jantungan gue.’ Batin Via. Via merasa Iel mengambil ancang-ancang untuk meniup mata Via
“Niupnya jangan ken…”Via langsung berhenti ngomong. Iel mencium mata Via. Jelas Via merasakan matanya dikecup oleh Iel.  ‘HUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA’ Jerit Via dalam hati.
“Masih Perih juga?” Tanya Iel dengan santainya sambil melepaskan tangannya dari kepala Via. Pertamanya Via masih diem.
“Elo mah! Kalo ketahuan guru gimana asal ny….” Omongan via terhenti lagi karna telunjuk iel mengatup bibir Via. Via bisa merasakan telunjuk Iel dingin efek Iel mengendarai motor kenceng. Mungkin.
“Yang nyuruh lo bawel siapa? Gue Cuma nanya masih perih ga?” Iel mutup pertanyaannya sambil melepas telunjuknya member kesempatan Via untuk ngomong.
“Engga sih” Jawab Via polos jujur padat.
“Ih tapi…. ah tau ah gue deluan thanks ya” Ucap Via lagi sambil membetulkan tas gendongnya dan balik badan langsung berlari. Iel tersenyum kecil dan menaruh tangannya ke kedua saku celananya langsung berjalan masuk sekolah.
*****
Via sedikit berhenti berlari saat melewati kantin sambil memegang matanya dan geleng geleng kepala ‘Sial sial sial. Untung sepi kalo ada yang liat aduh. Eh tapi ditiup ga mempan kok? Tapi udah ah. Stop Sivia!’ Batin Via, Gerakan kaki Via terhenti karna terlihat Dead an Rio yang berjalan kearah……… Zevana Angel dan Zahra. Disalah satu meja kantin terlihat Shilla dan Agni juga Ify yang berjalan kearah Tukang bubur…. Masalahnya Tukang bubur itu searah dengan arah Dea dan Rio. ‘Jangan ada insiden apapun plis.’
Ify melihat kedepan terdapat Rio dan Dea yang masih berjalan berdampingan kearah Genk Zevana. Ify mulai berjalan dengan menunduk. Kali ini mangkok buburnya menjadi satu satunya Objek pemandangan yang lebih enak dilihat.
“Ciyee Dea Rio barengan hahaha. Dijemput Rio ya de?” Tanya Zevana didepan kantin saat melihat Rio yang reflek melepas tangan Dea karena keadaan sekolah yang mulai memerhatikan mereka apalagi sekarang mereka berada didepan kantin dan depan Ify tambah jadi deh Zevana. Ify masih diem. Berusaha mengabaikan apapun omongan mereka.
“Ha? Engga kok gue ketemu diparkiran sama Rio. Ya kan yo?” Ucap Zevana memastikan sambil menerima anggukan Rio. Rio tau. Ify. Bahkan Via Shilla Agni ada disitu dan memerhatikan dia dengan mereka dari berbagai arah dan pandangan.
Melihat Ify yang membawa mangkok kearah tukang bubur. Angel langsung melihat poisis tukang bubur yang ada dibelakang mereka ber5 ditambah Rio. Tiba saatnya Ify melewati mereka, Ify mengangkat mukanya tersenyum dan menundukan kepalanya tanda ia meminta jalan untuk lewat, karena Dea yang posisinya paling dekat dengan Ify, Angel langsung menyenggol Dea dan…
PRANGGGG! DUUUUUUKK!
Mangkok tersebut pecah dan ya pinggang Ify beradu dengan Meja yang berada memang disamping Ify. Pahitnya lagi Karena Ify berusaha menyelamatkan mangkoknya mangkok tersebut sedikit terlempar dan pecah, satu pecahan berbentuk segitiga dengan ujungnya langsung menghambat telapak tangan Ify diantara Telunjuk dan jempolnya karna pecahan tersebut tepat diatas tangan Ify. Lengkap.
“IFFFFFFFYYYYYYYYY!” Suara Via dan Shilla beradu dari kedua sisi kantin, Agni langsung berlari kearah Ify. Ify bener bener membagi kedua perhatiannya antara darah yang ngocor dengan enaknya dari sisi diantara jempol dan telunjuk dan dengan pinggangnya yang sakit banget. Sedangkan Rio benar benar diam, ia malah deluan reflek mearik Dea kearahnya agar tidak ikut Ify jatoh, mungkin karena dea memang tepat disampingnya atau memang………….
“ANGEL! LO GILA YA! Gue perhatiin  lo dari jauh! Emang sengaja kan lo?!” Ucap Agni langsung menghantam Angel.
“UOWWW Jangan galak galak dong Ag lo kan cewek harus lembut sedikitttt aja” Balas Angel santai sambil merapihkan rambutnya dan Poninya. Zevana dan Zahra tersenyum sinis melihat Ify yang hampir pingsan.
“Tau nih lo kan gaada bukti Ag Hahaha” Tambah Zahra sambil melipat tangannya di dada. Dea sedikit bingung. Ia ingin melaporkan bahwa ia didorong Angel hanya saja…………. Teman dia disekolah ini ya Angel dan kawan kawannya.
“Fy, Maaf maaf Lo gapapa kan?” Ucap Dea sambil mencoba menolong Ify tapi tangannya ditandas oleh Via.
“GAUSAH SOK BAIK! IFY GA MAAF LO! CIH SAMANYA!” Ucap Via didepan muka Dea. Rio tersentak.
“Vi, Dea udah niat baik ya! Lo bisa kali ngomongnya pelan gausah ngebentak.” Ucap Rio yang tadinya dengan nada tinggi sedikit melemah karna melihat darah ify yang ditahan oleh tangan Shilla.
“RIO! LO APA APAAN SIH!” Ucap Gabriel diantara Rio dan Via.
“Apa? Lo mau belain Sivia? Terus aja lo belain via! Emang Persahabatan kita bisa diganti sama cewe gue tau kok.” Ucap Rio lagi entah apa Rio tahu bahwa ia salah berbicara hanya saja mulutnya berbicara lain. Gabriel sedikit terdiam.
“RIO! LO SADAR DONG!” Teriak Gabriel sambil menampar pipi Rio. Semua terdiam, termasuk Rio. Termasuk Ify yang mulai melemah mencari nafas dan menangis. Ify mengangkat tangan Shilla yang udah penuh darah dari telapak tangannya, ia mengambil tissue yang atas meja dan langsung menaruh asal diantara jempol dan telunjuknya, dia tersenyum sedikit kearah Shilla dan langsung berdiri lalu berlari melintasi lapangan untuk ke kamar mandi yang ada di sebrang lapangan dengan darah yang mengucur dari tangan dan roknya.
“Puas kan lo kak? Udah Puas? Lo liat Ify kayak gitu lo masih sempet sempetnya ngurusin hal sepele kayak gini? MERASA PERNAH ADA DIHIDUP IFY GA SIH LO?!” Ucap Shilla kearah muka Rio tak terasa Shilla ikut menangis melihat Ify yang jatoh diujung lapangan dan Via yang menyusulnya dari belakang.
“Lo liat ga dia masih senyum tadi? Dia nyalahin Dea ga? Nyalahin Angel ga? ENGGA!! Gue yakin lo tau penyebab insiden tadi! Sedangkan lo? Via mempertahankan Ify lo marah ga? Via marah ke dea lo marah ga? IYAA! PUAS YA PUAS KAK PUAS!” Teriak Shilla langsung berlari kearah Via dan Ify sedangkan Agni masih berusaha meredam emosinya supaya ga mukulin Rio disini.
“Ag udah udah ag sorry sorry, Redam emosi lo sekarang, ikut gue ke Ify biar Rio, Iel sama Alvin Aja yang ngurusin.” Ucap Cakka sambil memegang bahu ceweknya dan mengikuti Agni yang berlari lemas kearah Shilla dan Via yang memapah Ify.
*****
“Bersihin disini dulu ya Fy darahnya, Lo tahan sedikit sakitnya kalo kena air.” Ucap Via langsung mengambil sapu tangan putihnya dan menaruh air hangat dari minumnya ketangan Ify, Shilla masih menangis melihat tangan Ify yang kiri terkena pecahan piring sedangkan tangan kanannya masih memegang pinggangnya. Agni memerhatikan ketiga sahabatnya sambil memepah Ify membiarkan Cakka pergi untuk mengurus rio.
“Fy sakit banget ya?” Tanya Shilla yang melihat ify meringis, Ify menggelengkan kepalanya sambil tersenyum dan mengadahkan mukanya kearah Shilla yang masih menangis, Ify mengangkat tangan kanannya dari pinggangnya dan menghapus air mata Shilla. Via menundukan kepalanya ia bener bener tidak tahan sedangkan Agni langsung beralih melihat Angel yang masih berusan dengan Gabriel.
“Udah mending sekarang kita ke Rumah Sakit aja biar diobatin dijait sekalian ini lumayan besar tergoresnya.” Perintah Agni, Via langsung mengiyakan lalu membereskan kamar mandi, Agni kembali ke kantin mengambil tas mereka ber4 tanpa ingin melihat adanya orang orang di kantin. Ia tak peduli, Shilla membantu Ify memapahnya kearah Gerbang.
*
Sepanjang Lapangan Shilla merangkul Ify berjalan pelan, Baju putih Shilla apalagi Ify udah penuh dengan darah Ify menatap miris darahnya dari kantin ke lapangan, dengan mudahnya darah itu mengucur dari tangannya, Kini ia beralih kearah tangannya yang dbaluk sapu tangan dan tangan Shilla masih setia ikut menopang memberhentikan darah dari tangan Ify.
Inilah kisah persahabatan. Satu orang sakit yang lainnya merasakannya, bukan… bukan tubuh yang ikut merasakannya tapi Batin dan Air mata yang ikut merasakan sakitnya. Sekalipun bisa ia meminta beban sahabatnya itu sedikit saja ia rela mengambilnya. Bahkan bukan sedikit. Semuanya. Semua beban pindah pun seorang sahabat Akan rela.
*****

Minggu, 08 Juli 2012

Cinta Itu Sempurna (Part 25 Bag B)


TRAAAANGGGGGGGG!! Lampunya nyala. Acha langsung reflex madep ke mejanya diikuti oleh Ozy yang juga memperbaiki posisi duduknya. Butuh beberapa detik untuk netralisir ini semuanya. Tapi Acha jelas seneng banget. Masalahnya kelar hari ini. Gatau kenapa dia seneng banget sama hari ini ‘Hari ini hari apa sih? Tanggal berapa? Mau gue jadiin hari dan angka kesayangan gue………. Duh cha! Stop deh errr’ Acha masih diem sambil senyum sendiri.
“Cha, gue udah disms Ray ke lapangan nih. Kesana yuk? Lo mau bawa yang mana? Pink apa merah?” Tanya Ozy sambil berdiri dan memegang 2 baskom yang ada didepannya.
“Lo aja deh yang bawa 2-2nya. Gimana?” Jawab Acha sambil tersenyum sekenanya sambil melirik Ozy dari tempat duduknya.
“Yee masih mau mancing masalah? Kangen berantem sama gue?” Goda Ozy sambil melihat kearah Acha. ‘Iya zy! Iya!’ pengen rasanya Acha ngeluarin itu dari mulutnya.
“Ish. Udah deh gue bawa yang Pink. Siniin!” Ucap Acha sambil menarol baskom yang berisi mawar pink terus sedikit mendorong Ozy kebelakang agar Acha bisa lewat dan berjalan keluar kelas.
“Eeh eh biasa aja dong. Tungguin ih! gue cium juga lo cha. Ckck” Ucap Ozy langsung ngambil mawar merahnya dan berlari nyusul Acha. Sedangkan Acha udah berlari deluan sambil melet kearah Ozy. ‘Fiuh masalah gue sama Acha beres. Setelah ini tinggal gue deh yang sendiri……………… Jangan dipikirin dulu deh zy hhh’ Ozy membatin sendiri.
Acha dan Ozy menuju lapangan dan bertemu dengan Ray dan Oliv mereka langsung naburin bunganya dilapangan. Oliv dan Ray udah nulis pake kapur. Tinggal ditaburin Bunganya tulisannya. Dan ini Bagus banget cuacanya. Sore. Sepi. Dan hari ini keke bakal jadian……….. percaya gak percaya sih.
-Ruang Musik-
Deva baru saja menyelesaikan lagu Tercipta Untukku Dengan gitarnya. Keke tersenyum. Rasanya dia ingin memberhentikan dunia sekarang. Sekarang dia sadar. Deva, all the matters she need.
“Keren dev! Gue suka suara lo hehe” Ucap Keke mengiringi tangan Deva yang menaruh gitarnya. Deva tersenyum tipis tiba-tiba drttt….drttt… HP Deva bergetar. Dia tersenyum membacanya. Keke diem. ‘jangan bilang cewe jangan bilang cewe………’ Deva langsung ngambil tasnya masih sambil senyum senyum. Lengkap deh sekarang rasanya. Seneng baru dinyanyin sama cemburu nyatu jadi satu di benak keke. Hhhh.
“Ke, kalo gue nembak orang pake lagu Tercipta Untukku tadi keren ga? Kira kira dia bakal nerima gak ya?” Tanya Deva sambil tersenyum lebar. ‘Maksud lo apa dev? Gue Cuma percobaan gitu?................’ Rasanya pengen nangis. Nyesek.
“Ha? Eh keren kok. Tergantung kalo dia sayang lo pasti nerima ko. Beruntung banget pasti cewe itu.” Jawab Keke dengan senyum sedikit memaksakan.
“Bagus deh. Ke, keluar yuk?” Ajak Deva. Keke diem. ‘Udah? Cuma sebentar doang gue bakal bareng dia? Gue mohon jangan pergi dulu, soalnya setelah hari ini belum tentu gue boleh ada disamping lo…..’ Keke membatin. Nyesek banget gila.
“Ke? Ayolah gue buru buru nih keburu kemaleman nanti kita dikunciin berdua lagi. Nanti ada yang cemburu lagi hehe” Ucap Deva kearah Keke. Telak. ‘ada yang cemburu’…… ‘Kenapa ini rasanya lebih sakit dari waktu Ray mutusin gue? Setelah ini siapa lagi cowo yang gue sayang yang bakal nyakitin gue?’.
Tanpa basa basi Keke keluar dan berlari kearah tangga mau turun ke bawah (re: Ruang music ada dilantai 2). Mata Keke gak bisa bohong. Air mata mulai turun satu persatu, dia udah ga peduli Deva peduli apa ngga. Deva yang mulai merasa bersalah langsung mengejar cewe itu.dengan Sigap deva menangkap tangan keke pas didepan lapangan. Karna Deva ada pas didepan lapangan, Jadi Keke yang ditarik juga ada dihadapan lapangan dari lantai 2.
Keke melihat kearah samping dan menggeretakan giginya. ‘Tuhan emang adil. Cewe terlalu peka sama perasaan sedangkan cowo hampir ga peduli sama perasaan. Sebelum Cowo ngomong atau bertindak Cewe udah ngerti. Sedangkan cowo? Cewe harus nangis dulu biar dia ngerti.’ Batin Keke tapi pas dia membalikan muka dia melihat tulisan dilapangan. Keke melepaskan genggaman Deva dan berjalan lebih dekat kearah Lapangan terliahat ada tulisan “I LOVE YOU” dari Mawar warna merah diatas lapangan dan bacaan “KEKE” dibawahnya dengan mawar Pink. Diujung bawah kanan ada tulisan kecil pake mawar pink “You’ll never walk alone, Ke. I’ll stay beside you Now and I hope forever – Deva – “
Keke diem. Spechless. Dia berjalan kearah Deva. Baru keke meneteskan air matanya. Gatau karna dia sedih, nyesek atau merasa istimewa. Deva menganggkat kedua tangannya dan menaruh keduanya tepat dibawah mata Keke . Deva tau ini agak sulit, Dia udah rada kecewa tadi dan dia harus merubah perasaan kecewa dengan istimewa. Sulit memang.
“Gue sayang lo ke. Oke,Gue tau gue bukan orang pertama yang ngucapin sayang ke elo. Gue juga bukan orang pertama yang ngisi hati lo. Gue ga peduli gue Bakal jadi orang keberapa yang lo sayang tapi gue harap setelah ini gue selalu jadi orang yang lo sayang. Maaf tadi gue sempet ngomong salah hehe” Ucap deva, Keke masih diem. Ini maksudnya apa sih.
“Lo suka ya sama air mata gue?” Tanya Keke. Bibirnya masih gemeter.
“Gue suka semua hal tentang lo kecuali air mata lo. Gue Cuma mau mastiin kalo elo nganggep gue berarti apa ngga. Dan jawabannya iya. Lo mau kan tetep jadi sahabat gue? Tapi sekaligus Cewe gue. Gimana?” Tanya Deva masih sambil ada dihadapan keke.
“Lo masih nanya? Gue kira lo bisa nyimpulin perasaan gue lewat air mata gue.” Jawab Keke singkat sambil tersenyum. Deva langsung merengkuh keke kepelukannya. Ozy, Acha, Ray, dan Oliv yang ngumpet disebelah tangga langsung keluar.
“CIAAAAATTT DEKE AKHIRNYAA!”
Tepat saat ini semua terungkap Kalau Masa Lalu itu punya 2 peran. Masa lalu itu akan kembali dan meneruskan cerita yang lalu ke masa depan dengan sempurna atau Masa lalu itu takkan datang kembali karna ada Masa Depan yang lebih sempurna, disinilah Masa Lalu hanya boleh dikenang.
*****
Pagi ini Rio berangkat deluan kesekolah. Ray, Ozy dan Ify berangkat bareng akhirnya kesekolah. Entah kenapa Ify merasa Rio mulai kembali menjadi ‘Rio yang kedua’. ‘Gue harap ini perasaan gue doang. Plis ga boleh ada yang buat keadaan gue dan ka Rio runyam lagi dan lagi’. Tiba-tiba Ify keingetan sesuatu. Dia ngerasa rumah Rio itu ga asing, sebenernya dia mau mikir dari dulu Cuma banyak pikiran-__-‘Kapan ya gue ke rumah Ka Rio sebelum nyokap bokap nitipin gue disana, ko kayak familiar sih ya.’ Ify memutar matanya dan menyenderkan kepalanya. Ify mernarik nafas panjang mencoba berfikir lagi hingga….
“Kak, Sekolah lo noh! Mau balik lagi ke SMP lagi?” Ucap Ozy dari Jok belakang diikuti anggukan Ray. Ify menoleh kearah jendela ‘Kan gue mikir soal rumah Ka Rio selalu ada halangannya’. Dan langsung turun, tapi baru saja Ify ingin menutup pintu…
“Kak! Tadi Mama sms katanya dideket rumah ada yang kemalingan, Mama parnoan tuh jadi kita disuruh balik ke rumah.” Ucap ozy dengan panjang dan lebar sambil mainin HPnya,disebelahnya Ray mendelik.
“Selow kali Ray, tenang aja! Gue bakal sering maen ke rumah lo atau Lo aja yang main ke rumah gue kan rumah Gue kosong mlompongg” Kata Ozy lagi. Ray sedikit merasa lega dan kembali berutak atik dengan jarinya disms.
“Oke zy, Lo kan jam balik sekolah lebih cepet jadi lo aja yang ngangkut barang barang, minta dianter sama Pa Mamang supir Ray noh, Entar gue balik langsung kerumah oke.” Perintah Ify sambil menutup pintunya, Entah kenapa Ozy ga berani nolak, meskipun dia tahu kakanya ga cerita kalo dia sedang ada masalah hanya saja Ozy tau. Gerak gerik dan raut muka cukup membuktikan
*****
-Kelas 11-5 SMA VIS-
Cakka senyum-senyum sendiri dikelas sambil nyebut-nyebut nama Agni. “Agni itu Riri” Cakka ngucapin kata itu berulang-ulang sambil tersenyum. Alvin menyikut tangan Rio .
“Apaan Vin?” Tanya Rio.
“Lo liatin deh mulut si Cakka!” Ucap Alvin. Rio langsung memperhatiakn mulut Cakka.
“Agni itu Riri”
“Agni itu Riri”
“Agni itu Riri” Cakka terus senyam senyum sambil ngucapin kata kata “Agni itu Riri”. Rio geleng geleng kepala. Sedangkan Alvin jadi takut sama Cakka……. Mana tau kesambet gitu. Sampe sampe Iel yang duduk tepat disebelah Cakka udah ambil ancang ancang untuk…..
“ASTAGA CAKKA!! LO GAADA KATA LAIN APA? DARITADI AGNI ITU RIRI MULU!!!!! GUE JUGA UDAH TAUUUU!” Teriak iel sampe sampe anak satu kelas mengarah ke iel dan Cakka.
“Mending kita ngejauh vin, sebelum kita ikutan nanggung malu” Antisipasi Rio.
“Harus yo. Nanti istirahat kita harus bilang sama Agni supaya  namanya dibanyakin biar kosakata Cakka nambah!” Ucap Alvin, Rio langsung noyor Alvin, Sedangkan Alvin Cuma mengangkat kedua jari telunjuk dan tengahnya “Piss”.
 “Pagi Anak-Anak” Sapa Bu Ilo didepan kelas 11-5. Cakka langsung melengos dan memaksakan diri untuk melihat kearah Bu Ilo padahal pikirannya masih males banget belajar apalagi kalo inget Riri *eh Agni rasanya pengen istirahat cepet biar bisa ketemu Agni lagi.
“Hari ini kita kedatangan murid baru dari Solo, Dea ayo masuk dan perkenalkan dirimu!” Ucap Bu Ilo lagi. Seluruh anak kelas mengarahkan perhatiannya kearah pintu masuk dan mengikuti langkah anak baru yang katanya bernama dea itu sampe dia berdiri didepan kelas dan tersenyum kepada mereka.
“Halo guys! Nama gue Dea Christa Amanda, Kalian bisa manggil Dea. Gue mohon bantuannya ya.”
“Dea kamu duduk di Meja disamping Rio-Alvin ya, Itu tuh mereka yang duduk kedua dari depan barisan ujung paling kanan. Setalah itu kalian keluarkan buku Paket Biologynya” Ucap Bu Ilo lagi, Rio yang mendengar namanya disebut langsung tersenyum dan mengangkat tangannya, setidaknya dia memudahkan anak baru itu sedangkan Alvin masih dingin. Pikirannya masih berkutat soal kenyataan yang ia dapati kemaren. Dea langsung duduk dan tersenyum kepada Rio, Namun mukanya kmbali masam ketika dia ingat bahwa dia ga punya buku biology versi sekolah VIS ini. Rio yang melihatnya langsung mengulurkan bukunya kearah Dea.
“Nih, lo pake buku gue. Gue bisa bareng sama Alvin, tapi bukunya jangan rusak ya jangan lo makan juga hehe” Ucap Rio sambil sedikit terkekeh. Tak bisa dipungkiri Dea salting. ‘Gilaaa ini cowo udah baikk, perhatian lagi! OhMyGod! Rio! Gue love at the first sight sama lo yo! Mwaah’ Batin Dea sambil langsung mengambil buku Rio.
*****
Bel Istirahat SMA VIS bunyi! Ify langsung mengangkat kepalanya yang tadi ia senderkan di meja dan langsung senyum lebar setidaknya trigonometri dan semua gambar segitiga yang Ada didepannya hilang dari pandangan beserta dengan guru berkacamata tebal yang ngomongnya muncrat sana sini. Fiuh.
“Shil, Fy gue sama Via kebelet banget nih! Kita deluan ya kekamar mandi, Nanti lo berdua langsung ke kantin aja! Sediain tempat buat gue sama Via ya! Ada satu hal yang bakal gue ceritain hehe!” Ucap Agni sambil menarik tangan Via ke kamar mandi, sedangkan Ify dan Shilla mengangguk dan sedikit tersenyum, Hari ini Agni memang lebih ceria daripada biasanya dan alesannya……… sebentar lagi mereka akan tahu!
“Shil, mau ke kantin?” Tanya Ify sambil membalikan badan kearah tempat duduk Shilla. Shilla hanya tersenyum kecut. Ia gamau ke kantin sesungguhnya dia masih ga bisa ngeliat kalo misalnya nanti dia nemuin Alvin jalan bareng Zahra tapi cerita Agni gimana………….
“Ngapain  lo mesti takut ketemu sama orang yang udah nyakitin lo? Lo kira ini bakal nyelesain masalah? Ngga. Kalo lo menghindar, lo kalah dari hati lo.” Seru Ify. Shilla diam. Dia tau, dia salah. Cuma ini masalahnya hati. Lo bisa boong bicara dengan mulut lo. Tapi lo ga bisa boong kalo lo bicara pake hati lo.
“Kebahagiaan sahabat gue jauh lebih penting dibanding sakit hati gue fy. Yuk!” Ajak Shilla langsung berdiri. Ify tersenyum, seenggaknya dia tahu, hari ini dia bisa membuat sahabatnya tersenyum meski hanya satu ulas senyum.
“Oh iya! Gue baru ingettt! Kita waktu itu pernah ke rumah Ka Rio ya sebelum ke puncak waktu Mos dulu. Pantes aja rumah Ka Rio ga asing buat gue.” Ucap Ify tiba tiba, Shilla mencoba mengingat dan jawabannya Iya. Tepat saat Biodata Alvin dan dirinya kebawa sama dia. Kan. Alvin lagi Alvin lagi. Ify diam. Dia tahu dia salah bicara untuk Shilla…. Dan juga hatinya.
“Ify!” Panggil Debo dari depan kelas Ify, Ify dan Shilla yang sedang berkutat dengan pikirannya, langsung menggelengkan kepala berniat melupakan kalau tadi mereka pernah berbicara soal masa lalu dan berjalan menghampiri Debo. Shilla mengekor dibelakang Ify.
“Hay Ka! Kenapa? Ini siapa?”  Tanya Ify sambil tersenyum dan menunjuk Cowo disebelah Debo.
“Ooh, Ini Septian! Temen sekelas gue hehe. Itu siapa?” Tanya Debo kearah Shilla. Ify meng-Ohh-kan bibirnya.
“Gue Ashilla. Shilla kak hehe temen sekelas Ify.”
“Sekaligus sahabat gue!” Jawab Ify sambil merangkul Shilla. Shilla tersenyum tipis.
“Oooh nama Lo Shilla. Lo cantik banget tau shil. Hehe. ” Ucap Septian yang langsung dapet toyoran dari Debo, Ify ngakak parah sedangkan Shilla mukanya langsung menunduk.
“Temennya Sahabat gue noh! Jangan lo mainin enak aja, Boong Shil playboy ni Cowo jangan kemakan gombalannya!” Ucap Debo yang otomatis dapet toyoran balik dari Debo.
“Oooh Shilla ga boleh? Berarti…….”
“Ifynya juga jangan! Gue getok lo kalo nyakitin Ify grr” Ucap Debo, Ify dan Shilla hanya tersenyum dan sesedikit ikut terkekeh dengan 2 kakak kelas didepannya.
“Yee Ify mah udah tobat dari awal gue, Rio men lawannya! Eh tapi Shilla juga engga deng, Alvin kalo marah gaada tandingannya” Ucap Septian sambil terkekeh disambut tawa debo sedangkan Shilla langsung diem denger nama Alvin. ‘Sedeket apasih gue sama dia sampe kakak kelas yang gue ga kenal aja tau kedekatan gue sama Alvin. Hh’
“KaRio KaAlvin bukan siapa siapa Gue sama Shilla.” Ucap Ify tegas diikuti muka Shilla yang langsung menantang dan tersenyum seolah mendapat kekuatan atas omongan Ify. Debo dan Septian berhenti ketawa. Agak kaget juga sih sambutan candaan mereka harus setegas kalimat itu. Sedangkan Shilla Ify memberhentikan senyumnya, dia tau ada orang lain yang mendengar perkataan ify barusan ditambah muka Shilla yang menyakinkan bahwa omongan ify emang…. Bener.
*
Sedangkan diujung lapangan berdiri 2 Cowok yang langsung berhenti melangkah.
“KaRio KaAlvin bukan siapa siapa Gue sama Shilla.”
Kalimat ini terdengar jelas. Apalagi ekspresi shilla yang menantang. Rio langsung diem. ‘Lo harus tau kalo akhirnya bakal gini vin, Apa yang lo perbuat bakal ada balasannya. karma itu berlaku. Lo harus lebih siap untuk merasa dijauhkan dan untuk menjadi lebih kuat’ Batin Alvin. Tiba-tiba….
“Yo, Vin!” Panggil Zahra dari belakang mereka berdua. Zahra ga sendiri. Dia bareng Dea. Rio menoleh sambil memaksakan senyum sedangkan Alvin sedikit melengos. Entah kenapa Zahra ‘sedikit’ menjadi beban buat dirinya.
“Eh elo Zah, De. Mau kemana?” Tanya Alvin mencoba mengusir ‘kenegative-annya’ untuk Zahra. ‘Ini kan cowo dingin yang duduk sebelah Rio, gue kira dia ga denegr pas gue perkenalan tadi taunya denger juga. Gantengnya sama kayak Rio. Tapi………. Gue tetep lebih suka Rio!’ Batin Dea sambil melihat kearah Rio.
“Mau nganterin Dea keliling sekolah. Lo sama Rio ikut yuk!” Ajak Zahra dan Dea dengan semangat. Alvin mengangguk. Oke ini gaada salahnya. Rio pun ikut.
*****
“Lo berdua lama banget sih Fy, Shil! Untung ada Ka Iel sama Ka Cakka jadi gue ga bosen hehe. Buruan! Agni punya cerita masa lalu coba sama Ka Cakka. Jodoh banget kan?” Ucap Via dengan kepolosannya. Agni langsung noyor Via seketika. Sedangkan Ify dan Shilla diam. Mereka tau mereka berdua berpikiran hal yang sama. Rio dan Alvin.
“Rio sama Alvin tadi keluar belakangan. Paling bentar lagi kesini udah duduk! Gue penasaran sama alesan kenapa Cakka tadi sampe Gila dikelas! Amit amit deh gue. Malah sebangku.” Ucap iel sedangkan Cakka langsung menatap Iel Tajam.
“Emang Ka Cakka kenapa?” Tanya Agni mewakili kebingungan ify, Via maupun Shilla. Lalu Iel menjelaskan semuanya A-Z sampe sampe Agni harus menahan Cakka supaya ga bekep mulut Iel sampe ceritanya selesai.
“BUAHAHAHAHAHA ka cakka lo mirip ade sepupu gue tau ga yang Cuma bisa ngomong Mama dan Papa, Mama dan Papa. Hahaha” Ucap Shilla sambil memperagakan anak kecil ngomong. Sesedikit Via, ify dan Agni melihat kearah Shilla, terselip rasa seneng liat Shilla dengan senyum realnya shilla bukan senyum fake yang kemaren dan sebelum ini.  Ify terus memperhatikan Shilla… sampe Akhirnya Pemandangan diujung kantin menyita perhatiannya……….. ‘Bukan Zevana. Ada yang lain. Kenapa bertubi tubi gini sih.’
*
“Ini namanya Kantin de!” Ucap Rio saat Ia, Dea, Alvin dan Zahra sampai diujung kantin.
“Yaiyalah yo, gue juga tau ruangan yang ada makanan dan minuman sama tempat duduk berjejer ini namanya kantin bukan toilet sekolah.” Ucap Dea
“Ko lo ga nyebutin Meja sih De? Itu Meja” Tanya Rio dengan polosnya. Alvin menepok jidatnya.
“Yo! Lo cowok terpampang! Masa sama anak baru aja lo udah jadi Bego gini” Ucap Alvin merutuki omongan Rio sedangkan Zahra dan Dea udah ngakak. ‘Pantes aja Ify dkk betah dideket CRAG. Mereka asik banget! Ga salah gue jadi tiara. Coba Angel Zeva Cakka Iel bisa ada disini. Pas kan tuh 4 cewek, 4 Cowok!’ Batin Zahra masih sambil terkekeh……
*
“Zah, Dea! Sini!” Teriak Angel dan Zeva dari depan kantin.
“Kesana yuk Yo, Vin!” Ajak Zahra diikuti anggukan Dea.
“Eng…. gausah deh gue ada urusan sama Alvin hehe” Ucap Rio. Alvin memandang Rio bingung. ‘Urusan?’.
“Em… Oke deh. Makasih ya yo udah nemenin gue. Thanks juga Vin!” Ucap Dea. Dea dan Zahra langsung berlari kearah Zevana dan Angel duduk.
“Urusan apaan yo?” Tanya Alvin. Rio menunjuk tempat Cakka dkk. Alvin menelan ludah. Miris. Udah lama rasanya ga ketawa bareng mereka semua. Masalah terlalu banyak.
“Mau kesana gak vin?” Tanya Rio kepada Alvin.
“Kesana aja deh. Urusan hati gaboleh menghancurkan persahabatan kita. Kita bukan apa apa tanpa mereka yo” Ucap Alvin diikuti anggukan Rio.
“RIO! ALVIN!” Teriak Cakka dan iel bersamaan, Ify Via Agni Shilla ikut melihat kearah mereka berdua yang baru dateng. Ada perasaan lega ada perasaan takut dan canggung. Apalagi buat Ify yang melihat insiden Rio dengan Alvin Zahra dan cewek lain. Dan insiden perkataan Ify tadi. ‘RUNYAM SEMUA. Runyam! Terus aja kayak gini.’ Batin Ify.
Setelah mereka semua duduk. Shilla,Ify, Via dan Agni duduk didepan Alvin, Rio, iel dan Cakka. Agni langsung menceritakan soal Cakka dan masa lalunya. Kalo Cakka itu sahabat masa kecilnya yang emang sempet pisah. Termasuk peristiwa dipuncak kemaren. Waktu Cakka tau Agni itu Riri dan Agni tau Cakka itu Kaka dimasa lalunya.
“Jadi Kaka di masa lalu Agni itu Ka Cakka toh” Gumam Ify sambil mangut mangut.
“Ko kalo dibayang bayangin so sweet ya….” Ceplos Via yang langsung disambut sama jentlikan tangan Shilla. Via Shilla malah langsung tos-tosan-_-
“Jadi Agni tadi senyam senyum sendiri dikelas karna Ka Cakka?” Tanya Shilla lagi sedangkan Ify dia sibuk mengingat suatu hal tentang ‘Kaka’.
“Fy, Ko diem?” Tanya Cakka yan bingung kenapa Cuma Ify doang yang Diem. Rio maupun Alvin Iel langsung menengok kearah Ify. ‘Dari kemaren gue sama Ify ga ngomong. Emang bener kali ya. DEBO ITU MASA LALU ify tapi Ify maunya MASA DEPAN DIA JUGA. Ish.Emang ya ify tuh susah ngerti perasaan gue.’ Rio melengos sendiri apalagi pas dia inget insiden dilapangan tadi.  Perasaan benci saat dia marahan sama Ify gara gara Zevana jadi ada lagi……………………..
“Nah! Gue inget! Waktu di Puncak kan gue pernah tuh ngebangunin Lo bertiga pake boongan yang tsunami tsunami itu. Terus………..” Baru saja Ify mau ngelanjutin omongannya, Agni langsung bekep mulut Ify. Dia ngerti sekarang. Via dan Shilla juga langsung konek
*Flashback On* (Part 10)
Ify bangun yang pertama, dia melihat Shilla, Via dan Agni yang masih molor, dia aja bingung kenapa tiba-tiba jadi rajin gini (-___-). Ify membuka jendela, ‘gila puncak dingin banget!’ batin Ify, Ify melihat ketiga sahabatnya kembali, dia langsung senyum.
“GEMPA TSUNAMI BANJIR WOOYYY!!!” teriak Ify sambil mukul-mukulin meja,
“AAAAA GUE BELUM NEMBAK KA IEL JANGANNN!!” teriak Via reflek,
“KA ALVIN JANGAN PERGI LAGI, GUE SAYANG LO!!” teriak Shilla sambil ngelempar-lemparin bantal,
“GUE MASIH MAU NEMUIN KAKA!! DOSA GUE BANYAAKKKK!!” Agni langsung heboh, dia loncat kebawah tempat tidur, Ify langsung ngakak abis.
*Flashback Off*
“Oh iya fy gue inget! Yang agni teriak GUE MASIH MAU…..” Omongan Via dipotong karna tangan Agni juga ikut ngebekep tangan Via.
“Duh Ka Cakka, Ka Alvin Ka Rio Ka Iel atau siapapun bekepin mulut Shilla juga napa bantuin ih! Harga diri gue nih!” Rutuk Agni
“Boong! ngomong aja apaan?!” Ucap Cakka sambil tersenyum sambil penasaran. Shilla keluar dari meja dan mengambil ancang ancang….
“Ka Cakka nih Agni ngomong gini nih ‘GUE MASIH MAU NEMUIN KAKAAA’ Yang paling keres lagi!” teriak Shilla,
“SHILLL!! SINI GAK LO! ISHH” Teriak Agni sambil ngebuka bekepan Ify Via dan berlari mengejar Shilla.
“CIEEEE AGNI TERNYATA ANEUUN (re:kangen-_-)  CAKKA TERUSS LOHH ” Goda Ify lagi.
“LUPA KA CAKKA AJA MASIH TERIAK TERIAK KAKAA” Baals Via
“ASHILLA ALYSSA SIVIAA” Teriak Agni yang bingung mau ngejar siapa. Mukanya udah merah. Sumpah malu. Ini dikantin. Belum lagi yang diomongin Cakka-_- satu sekolah juga tau Cakka. ‘AAAAA Mamah Malu malu’ Rutuk Agni.
“APAAA” Koor Shilla Via Ify yang langsung berlari keluar dari kantin sedangkan Agni masih ngelipet tangannya yang udah gatel. ‘Liat aja lo bertiga! Dapet sama gue, gue cincang satu satu hhh’ Ucap Agni, sebelum menyusul ketiga temennya yang sableng, Agni madep belakang kearah CRAG.
“Kaka-Kaka semua gue pamit ya, mau ngejar 3 cewe yang sablengnya banget bangetan. Sorry kalo lo berempat ikut nanggung malu. Salahin mereka bertiga aja noh emang udah sarap.” Ucap Agni, baru saja Agni mau pergi, Cakka langsung berdiri dan memegang tangan Agni, Agni langsung balik badan. Jarak mereka jadi deket banget…
“Ag, yang tadi diomongin bener?” Tanya Cakka dengan mimic muka serius. ‘Gue paling ga bisa liat mata dah. Mati gue.’ Batin Agni. Agni Cuma ngangguk doang.
Via, Ify, Shilla belum bener bener keluar dari kantin mereka merhatiin dari tembok ujung kantin. Sedangkan ditempat duduk…..
“Gila itu Cakka mau ngapain jaraknya deket banget gila.” Kata Alvin sambil nelen ludah
“Seliat  gue Cakka ga pernah gituin cewek, duh Mati malah satu kantin ngeliatin lagi. Malah Cakka anggota CRAG lagi. Udah dah gue malu lagi hari ini. Cakka Cakka. Sahabatan sama dia buat malu ini sih” Seru Rio sambil mulutnya komat kamit berdoa berharap Cakka ga gila atau brutal melakukan sesuatu.
“Tenang aja men, Abis ini yang terjadi ada 3 Pilihan Agni Pingsan gara gara omongan Cakka, Agni jadi cewenya Cakka atau Agni langsung dijadiin Bini sama si Cakka” Ucap iel santai. AlvinRio noyor Iel .
“Saat ini lo buat gue ngerasa, kalo gue berarti buat lo dulu waktu kita masih kecil, kemaren kemaren pas kita pisah dan saat ini saat gue ada dihadapan lo.” Ucap Cakka. Agni masih melt. Dia diem.
“Dan gue harap sampe nanti gue tetep berarti buat hidup lo. Nomer satu dihidup lo” Seru Cakka, Agni mengangkat kepalanya. Satu kantin udah ngeliatin mereka berdua termasuk ibu ibu dan bapa bapa dikantin-__-.
“Lo nembak gue ka?” Tanya Agni.
“Ngga gue Cuma menyatakan perasaan.” Timpal Cakka pendek.
“Ga butuh jawaban kan?” Tanya Agni lagi sambil menggigit bibir bawahnya.
“Gue ga butuh jawaban atas statement gue yang diatas, gue butuh jawaban buat pertanyaan ini “Lo mau jadi cewe gue? Biar semuanya impas. Gue jadi nomer satu dihati lo dan lo jadi nomer satu dihati gue. Mau?” Tanya Cakka. Huaaaa Agni bener bener gatau harus jawab gimana. Kata kata Cakka itu….. sebenernya udah bener Cuma butuh pemasti “Iya” aja.
“Kalo gue jawab engga, lo nanti malu deh ka. Sekantin nih liatin.” Ucap Agni pelan.
“Serius. Gue gabutuh belas kasihan. Gue berani malu buat perasaan gue.” Ucap Cakka melengos dia tahu Agni mencari alesan. Cakka niat berbalik badan sekarang giliran tangan Agni yang nahan Cakka.
“Kak! Gue Mau! Gue mau jadi nomer satu buat lo, gue mau jadi orang pertama yang selalu lo cari. Tapi dengan satu syarat, setelah ini gue selalu nomer satu. Gaboleh ada yang lain” Ucap Agni. Cakka mengangguk pasti. Agni langsung tersenyum puas.
“TEMAN TEMAAAANNN” Teriak Shilla dari ujung kantin yang udah diikutin Ify dan Via. ‘Mati gue!’ Runtuk Agni. Cakka tersenyum tipis.
“1….2…..3” Aba Aba Ify….
Dan seketika satu Kantin “CIEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE” “PEJEE DONGG KKA!” “SELAMET YA AGNIII”.
Kebahagiaan emang Bakal dateng sendirinya. Setiap orang punya kebahagiaan masing masing. Kita emang ga perlu nyari kebahagiaan, Kita Cuma butuh Memperjuangkan kebahagiaan itu untuk datang.
*****