Helooo Pembaca Setia Cinta Itu Sempurna! Disini RePost CIS Karya Gitta. Go ADD FB : Gitta Brigitta Go FOLLOW Twitter @brigittagitta. Another Blog: brigittasilalahi.blogspot.com [Follow juga yaa!:)] :) Thanks yang udah Baca :)

Jumat, 24 Agustus 2012

Cinta Itu Sempurna (Part 25 Bag C)


-Kelas 11.1-
“Deb! Sayang gila lo ga ikut gue ke kantin. Cakka buat heboh satu sekolah.” Teriak Septian sambil menggebrak meja Debo. Debo sama Septian memang sekelas.  Tapi tidak ada jawaban. Debo masih ngeliat kearah kelua jendela. Akhirnya Septian mengulangi kalimatnya dengan nada yang sama. Namun tetap saja nihil. Septian mengikuti arah pandangan Debo. ‘Ify? ‘.
“DEBOOOOOOOOOOOOO!” Teriak Septian tepat ditelinga Debo.
“Septian! Lo gila ya? Dateng salam dulu kek, sapa, basa basi. Lo punya gendang telinga persediaan buat gue?” timpal Debo sambil mengusap-usap telinganya. Tadinya Septian mau mencak-mencak Cuma pikirannya lagi banyak jadi lebih baik ngalah dulu.
“Serah lo deh. Cakka buat heboh kantin tadi.” Ucap septian pendek sambil duduk dimejanya tepat disebelah debo. ‘Buat heboh? Apa ya? Apa ini alesannya dari tadi Ify shilla via ketawa ketawa sambil dikejar agni?’ banyak pertanyaan muncul diotak debo.
“Debbb!! Lo mau tau ga sih? Ih gue mending ngomong sama tangan deh, ngomong sama lo mirip ngomong sama tembok. Kacang seribu.” Beber Septian. Debo tersadar dari lamunannya.
“Pertama tangan sama tembok sama sama benda mati. Kedua tembok gajualan kacang. Ketiga gue mau tau.” Jawab Debo, Septian nepuk jidatnya.
“Cakka nembak Agni dan barusan mereka jadian. Romantis abis padahal gue yakin banget itu tanpa persiapan. Pantes aja Cakka termasuk  orang yang gampang dapetin cewe. Mulutnya men tajeem” Ucap Septian sambil membayangi kejadian dikantin tadi. Debo amngut-mangut dan langsung melihat lagi kearah jendela. Septian mengikuti objek mata debo. Dan lagi-lagi pemandangan itu.
“Selama janur kuning belum melengkung lo masih bisa dapetin adek kelas kita yang manis itu yang lo bilang Cuma lo anggep ade lo itu.” Timpal Septian dengan entengnya.
“Boro boro janur kuning. Jadian aja mereka kaga. Ify diharkosin sama Rio. Emang itu orang seneng banget buat Ify menderita. Hari pertama gue disini aja Ify udah pingsan gara gara Rio.” Ucap Debo sambil membagi pandangannya antara Septian dan Ify. Jujur dia gamau kehilangan senyum Ify yang sedang ia nikmati saat ini.
“Nah itu lo tau! Anjir Rio banci banget. Daripada dia menderita kenapa ga lo tarik aja? Lo berani berjuang kan buat perasaan lo dan juga mungkin perasaan Ify.” Balas Septian. Debo menghentikan segala pikiran, penglihatannya. Omongan septian…… bisa dibilang bener 99%.
“Buat Ify.” Ucap Septian pendek lagi.
“Lo yakin gue ambil aja Ify? Lo yakin Ify ga sayang sama Rio?”
“Gue yakin, kecuali kalo lo mau liat ify menderita terus. Rasa sayang itu bisa berubah asal ada yang merubahnya.”  Septian berucap. Debo kembali melihat kearah Ify.
“Ayolah. Gue Cuma simpati sih sama Ify, sebelum ada lo juga sebenernya Ify sama Rio itu ga jelas hubungannya kadang berantem, kadang baikan, kadang jadi pusat perhatian. Pokoknya Rio keliatan banget deh mau mainin Ifynya.” Ucap Septian dengan pasti. Debo mengiyakan statement Septian. Lalu melihat lagi kearah ify ‘Lo harus kembali ke gue fy.’
*****
Pagi ini Ify dan Ozy Cuma berdua dirumahnya, setelah kejadian kemaren memang Ify memutuskan untuk kembali kerumahnya dari rumah Rio. Kalo dibilang alesannya Cuma karna sms mamanya yang bilang ada kriminalitas jelas jawabannya engga. Yang pasti Ify kurang kuat lihat Rio akhir akhir ini.
Ify membuka twitter dari HP-nya sejenak ia lupa akan kesenangannya. Akan jalan-jalan yang dulu sering ia lakukan, akan refreshing dengan temen temen apalagi akan dunia maya, bahkan kalo bukan adanya aplikasi twitter yang menjadi main menu di HPnya mungkin dia lupa soal accountnya. Sejenak ia menaruh tweet dan melihat TL.
@ifyalyssa : Apapun yang terjadi hari ini gue udah siap;)
@cakkaNRG : Good Morning world. Second day I have her. Pagi ag!
@ashillazhrtiara : Gak boleh capek Shill. Kalo lo capek. Gaada yang peduli jadi percuma.
@Acharaissa: Brand New Day Ahay!
“Kak, Makan dong! Entar telat tau, jangan mainin HP mulu, ambil noh tas lo diatas dikamar lo.” Ucap Ozy sebelum memasukan suapan sekian kalinya akan nasi gorengnya.
“Gue gausah makan zy. Lo aja. Masih kenyang.” Ucap Ify sambil tersenyum dan langsung naik keatas dan meninggalkan HP-nya di meja makan. Ozy yang melihat HP Ify tergeletak tersirat pikiran untuk menciptakan moment yang mungkin bisa menghilangkan kemurungan kakanya itu. Yang pasti dia sms Ray dulu biar semua aman.
To: Ray Anak Alay
Ray. Ka Ify dijemput ka Rio ya. Gue yg sms.  Kasian kaka gue nih.
Dari HP Ify. By Ozy atas nama Ify:
To : Rio Stevano
Kak, Ozy berangkat deluan nih naik motor. Lo jemput gue ya. Plis. Gue minta tolong ;)
-Sementara di Rumah Rio-
“Kak, HP lo ga bunyi? Tumben HP terlantar.” Ucap Ray singkat sambil ngambil kunci motornya melewati Rio, Rio yang lagi masukin sepatu basketnya k etas langsung ngambil HP-nya dari saku celana
1 new Message
‘Ify Alyssa’
Rio mengernyitkan dahinya. Ify? Sms gue? Ga salah? Kok?. Rio langsung buka smsnya.
From: Ify Alyssa
Kak, Ozy berangkat deluan nih naik motor. Lo jemput gue ya. Plis. Gue minta tolong ;)
“Ray gue boleh….”
“Gue deluan ya kak, mau jemput Oliv dulu. Rumah Ozy Blok B.” Ucap Ray sambil menstarter motornya dan melaju. Rio berfikir sebentar, Boro boro jemput Ify ada kali seminggu dia ga ngomong sama Ify. Kenapa tiba tiba Ify sms gue? Enteng banget lagi bahasanya, padahal biasanya ketemu aja ngindar. Selalu kayak gini. Gue dan Ify selalu ga jelas. Ngejauh tanpa alasan. Daripada lama mending Rio langsung ke rumah Ify.
*
“Pagi Fy!” Ucap Debo sambil merangkul Ify yang baru saja mengunci pintu rumahnya, dia ditinggal Ozy alesannya sih mau ada Rapat OSIS.
“Eh, Ka Debo? Ko bisa disini lo kak?” Ucap Ify sambil menggerakkan bahunya untuk melepas rangkulan Debo, entah kenapa Ify ngerasa Debo aneh.
“Loh emang ga boleh? Lo kan ga punya cowo fy jadi ya gaada yang bakal ngelarang gue kesini.” Jawab Debo dengan entengnya sambil meraih tangan Ify. ‘Ngelantur.’ Batin Ify.
“Engg …Ya gue kaget aja kan tiba tiba.” Jawab Ify pelan. Pasrah deh tangannya dipegang Debo. Masih pagi.
“Lo gue anter ya fy, kita bareng aja.” Debo langsung menarik tangan Ify naik tanpa persetujuan.
“Kak, gausah dipaksa juga sakit nih.” Ucap Ify, Debo ga peduli. ‘Yaampun Ka Debo kenapa sih agresif gini. Angin apa coba.’ Ify meronta dalam hati. Tiba-tiba…
Teeeettt…. Bunyi klakson motor berhenti tepat didepan motor Debo. Ify kaget. ‘Motornya?’
Rio membuka helmnya dan melihat tangan Ify yang dipegang debo. Ngerasa ada Rio debo malah langsung ngelingkerin tangan Ify ketubuhnya. Rio menatapnya nanar. ‘Kenapa selalu tanpa alesan yang jelas?’ batin Rio.
“Bisa ga sekali aja lo ga nyusahin gue?” Ucap Rio mentap Ify yang bener bener gatau apa-apa. Ify menggigit bawah bibirnya. Dia selalu ga suka ada dalam keadaan kayak gini. Rio langsung memakai helmnya dan muter balik lalu pergi sedangkan Debo langsung tersenyum.
*****
“Rioooo!!!” Teriak Dea dari ujung lapangan parkir. Rio melengos. Sungguh. Kali ini dia males berurusan sama cewe. Semua cewe tanpa terkecuali. Merasa tidak ada respon Dea langsung berjalan menghampiri Rio.
“Ko gue dikacangin?” Tanya Dea. Rio tersenyum miring dan langsung ingin berlalu namun…
“Rio! Kalo gue ngomong tuh dijawab. Bete deh.” Keluh Dea, Rio memberhentikan langkahnya lalu kembali ke dea.
“Lo nanya apa tadi?” Tanya Rio berusaha melembutkan intonasi bicaranya.
“Gue ga nanya sih Cuma nyapa aja.” Jawab Dea antusias.
“Lo kayak anak kecil tau.” Ucap Rio sambil melihat gelagat Dea.
“Oh ya? Berarti lo merhatiin gue dong?”
“Bukan merhatiin. Keliatan.”
“Lo ngeliatin gue?” Ucap Dea sambil membesarkan bola matanya. Rio tersenyum.
“Tuh kan! Lo itu lebih bagus kalo senyum, Senyumm!!” Ucap Dea sambil memegang kedua ujung bibir rio dan menariknya memaksakan untuk tersenyum.
“Haha iyaiya awas tangan lo sakit tau.” Balas Rio, Dea melepaskan tangannya.. Tepat. Sangat Tepat disaat motor Debo melewati Rio dan Dea. Mungkin Rio gak sadar tapi Ify liat semuanya.
“Rio kekelas ayo!!” Ajak Dea sambil memegang tangan Rio, namun Rio dengan kasar langsung melepaskan tangan Dea. Reflek.
“Gue….Cuma ngajak ko yo, ga maksud” Ucap Dea pelan, Rio gelagapan.
“Eh De, Maaf reflek tadi gue juga gamaksud kasar sama lo” Ucap Rio pelan juga namun Dea langsung menunduk dan membalikan badannya bermaksud untuk meninggalkan Rio.
“Dea! Katanya mau bareng.” Tahan Rio Langsung memegang tangan Dea dengan Pasti. ‘Eh? Ko gue jadi kebanyakan gerak reflek sih.’ Batin Rio. Dea langsung tersenyum manis dan mempererat pegangan Rio. ‘Udah terlanjur yo. ‘
*****
Turun dari Motor Debo, Ify langsung turun tanpa basa basi. Kalut. Untuk meminimalisir perasaannya ia mengambil arah belakang lewat kantin ga lewat gerbang depan. Jujur dia gamau liat Rio dulu hari ini apalagi pemandangan pertama disekolahnya Rio bersama Dea.
Ify memasuki kantin melalui jalan belakang, terlihat Shilla dan Agni disana, Sivia? Entahlah Ify sedang tidak ingin memperdalam rasa keingin tahuannya.
“IFYYYY!!!” Teriak Agni sambil mengisyaratkan Ify untuk datang menghampirinya, Ify tersenyum dan langsung duduk dimeja kantin diantara Shilla dan Agni.
“Ko pucet fy?” Tanya Shilla saat wajahnya tidak sengaja melihat kearah muka Ify. Jelaslah dari kemaren sampai tadi pagi pun belum ada nasi yang masuk ke perutnya. Padahal Ify punya Maag tapi baguslah Maagnya belum kambuh. Ify hanya membalas senyum ke shilla. Ia memang merasakan perutnya membelit Cuma yaudahlah.
“Lo ga makan fy? Gue beliin bubur ya?” Ucap Agni, Ify mengangguk pelan dan Agni langsung berdiri ke tukang bubur. Ify menundukan kepalanya. Kali ini sakit ditubuhnya belum bisa mengalahkan sakit di batinnya.
“Ini fy, dimakan dulu! Jangan Cuma 2 suap.” Tukas Agni diikuti dengan senyum Shilla, Ify langsung memakan bubur dihadapannya ia berharap sesekali saa ia melumatkan bubur yang ada dimulutnya, bubur ini bukan mengobati lambungnya, Masuk ke batinnya. Biarkan Perutnya sakit seharian tapi batinnya bisa sedikit menguat.
Lama Ify memakan buburnya. Shilla dan Agni sedikit miris melihat ify seperti itu, Mereka berdua tahu bahkan sangat memahami keadaan Ify apalagi keadaan Ify dengan Rio.
***
Via memasuki Gerbang sekolah diikuti dengan keadaan yang ‘tidak biasa’. ‘Kejadian apalagi coba hari ini? Kalaupun ada jangan kaitkan dengan sahabat gue ya Tuhan’ Batin Via. Tiba-tiba
BRRRRRRRRRMMM…. BRRRMMMMM…..
Bunyi starter motor didepan gerbang .
“Woy duh jangan keras keras mata gue kelilipan woy! Itu asep motor lo!!” Cerca Via sambil mengucek matanya karna angin dicampur asep motor yang kuat banget harum dan asepnya.
“Duh sumpah mata gue sakit sakit parah ah. WOYY! Sini lo!” Marah Via lagi, yang ada dimotor sadar dan langsung turun. ‘Bagus nyadar diri’ cerca Via melihat pengendara itu turun dengan matanya yang dibuka tutup soalnya masih perih. ‘Ko seragamnya sama sih sama gue’ samar Via.
“Duh sorry sorry ya gue ga sengaja maaf maaf” Ucap Cowo itu sambil berusaha melihat mata sivia. Setelah Via melepas tangannya dan Cowo itu bisa melihat matanya dia langsung berusaha meniup mata Via ‘Matanya bagus banget yaampun. Ini cewe kayaknya familiar deh sama gue.’ Cowo itu tersenyum dan meiup sekali ke kedua mata Via.
“Udah belum?” Ucap Cowo itu sambil tersenyum.
“Yang sebelah kiri emang udah tapi yang kanan belum” Ucap Via jujur sambil mengucek mata kanannya, Cowo itu mengambil tangan Via untuk menghindari dari matanya tapi.
“Mau ngapain Sep?” Tanya Iel yang langsung berdiri disebelah Septian dengan muka biasanya, Septian langsung melepas tangannya dari tangan Via, Via ikut tersentak. ‘Oh iya ini kan gebetan iel.’ Batin Septian.
“Eng… ini mata gue kelilipan kak gara-gara Motornya dia!” Ucap Via membagi tangannya antara mengucek dan emnjaga mata kanannya dengan menunjuk Septian. Terlihat Iel mengangguk pelan dengan santai.
“Makanya starter Motor gausah depan gerbang apalagi asep motor lo tuh banyak banget, udah biar gue yang ngurusin Via lo urusin aja motor lo ngalangin gerbang masuk tuh!” Perintah Iel, Septian mengangkat tangannya dan langsung mengambil motornya. Via masih sibuk sama tangannya, untung masih agak pagi jadi belum rame yang lewat.
“Udah enakan?” Tanya Iel mengalihkan arah pandangnya kearah Via.
“Enak apanya? Masih sakit banget tau Perih banget nih.” Ucap Via, Iel menyingkirkan tangan Via dari matanya dan memperdekat jaraknya untuk melihat mata via. ‘Jangan terlalu deket plis, jantungan gue.’ Batin Via. Via merasa Iel mengambil ancang-ancang untuk meniup mata Via
“Niupnya jangan ken…”Via langsung berhenti ngomong. Iel mencium mata Via. Jelas Via merasakan matanya dikecup oleh Iel.  ‘HUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA’ Jerit Via dalam hati.
“Masih Perih juga?” Tanya Iel dengan santainya sambil melepaskan tangannya dari kepala Via. Pertamanya Via masih diem.
“Elo mah! Kalo ketahuan guru gimana asal ny….” Omongan via terhenti lagi karna telunjuk iel mengatup bibir Via. Via bisa merasakan telunjuk Iel dingin efek Iel mengendarai motor kenceng. Mungkin.
“Yang nyuruh lo bawel siapa? Gue Cuma nanya masih perih ga?” Iel mutup pertanyaannya sambil melepas telunjuknya member kesempatan Via untuk ngomong.
“Engga sih” Jawab Via polos jujur padat.
“Ih tapi…. ah tau ah gue deluan thanks ya” Ucap Via lagi sambil membetulkan tas gendongnya dan balik badan langsung berlari. Iel tersenyum kecil dan menaruh tangannya ke kedua saku celananya langsung berjalan masuk sekolah.
*****
Via sedikit berhenti berlari saat melewati kantin sambil memegang matanya dan geleng geleng kepala ‘Sial sial sial. Untung sepi kalo ada yang liat aduh. Eh tapi ditiup ga mempan kok? Tapi udah ah. Stop Sivia!’ Batin Via, Gerakan kaki Via terhenti karna terlihat Dead an Rio yang berjalan kearah……… Zevana Angel dan Zahra. Disalah satu meja kantin terlihat Shilla dan Agni juga Ify yang berjalan kearah Tukang bubur…. Masalahnya Tukang bubur itu searah dengan arah Dea dan Rio. ‘Jangan ada insiden apapun plis.’
Ify melihat kedepan terdapat Rio dan Dea yang masih berjalan berdampingan kearah Genk Zevana. Ify mulai berjalan dengan menunduk. Kali ini mangkok buburnya menjadi satu satunya Objek pemandangan yang lebih enak dilihat.
“Ciyee Dea Rio barengan hahaha. Dijemput Rio ya de?” Tanya Zevana didepan kantin saat melihat Rio yang reflek melepas tangan Dea karena keadaan sekolah yang mulai memerhatikan mereka apalagi sekarang mereka berada didepan kantin dan depan Ify tambah jadi deh Zevana. Ify masih diem. Berusaha mengabaikan apapun omongan mereka.
“Ha? Engga kok gue ketemu diparkiran sama Rio. Ya kan yo?” Ucap Zevana memastikan sambil menerima anggukan Rio. Rio tau. Ify. Bahkan Via Shilla Agni ada disitu dan memerhatikan dia dengan mereka dari berbagai arah dan pandangan.
Melihat Ify yang membawa mangkok kearah tukang bubur. Angel langsung melihat poisis tukang bubur yang ada dibelakang mereka ber5 ditambah Rio. Tiba saatnya Ify melewati mereka, Ify mengangkat mukanya tersenyum dan menundukan kepalanya tanda ia meminta jalan untuk lewat, karena Dea yang posisinya paling dekat dengan Ify, Angel langsung menyenggol Dea dan…
PRANGGGG! DUUUUUUKK!
Mangkok tersebut pecah dan ya pinggang Ify beradu dengan Meja yang berada memang disamping Ify. Pahitnya lagi Karena Ify berusaha menyelamatkan mangkoknya mangkok tersebut sedikit terlempar dan pecah, satu pecahan berbentuk segitiga dengan ujungnya langsung menghambat telapak tangan Ify diantara Telunjuk dan jempolnya karna pecahan tersebut tepat diatas tangan Ify. Lengkap.
“IFFFFFFFYYYYYYYYY!” Suara Via dan Shilla beradu dari kedua sisi kantin, Agni langsung berlari kearah Ify. Ify bener bener membagi kedua perhatiannya antara darah yang ngocor dengan enaknya dari sisi diantara jempol dan telunjuk dan dengan pinggangnya yang sakit banget. Sedangkan Rio benar benar diam, ia malah deluan reflek mearik Dea kearahnya agar tidak ikut Ify jatoh, mungkin karena dea memang tepat disampingnya atau memang………….
“ANGEL! LO GILA YA! Gue perhatiin  lo dari jauh! Emang sengaja kan lo?!” Ucap Agni langsung menghantam Angel.
“UOWWW Jangan galak galak dong Ag lo kan cewek harus lembut sedikitttt aja” Balas Angel santai sambil merapihkan rambutnya dan Poninya. Zevana dan Zahra tersenyum sinis melihat Ify yang hampir pingsan.
“Tau nih lo kan gaada bukti Ag Hahaha” Tambah Zahra sambil melipat tangannya di dada. Dea sedikit bingung. Ia ingin melaporkan bahwa ia didorong Angel hanya saja…………. Teman dia disekolah ini ya Angel dan kawan kawannya.
“Fy, Maaf maaf Lo gapapa kan?” Ucap Dea sambil mencoba menolong Ify tapi tangannya ditandas oleh Via.
“GAUSAH SOK BAIK! IFY GA MAAF LO! CIH SAMANYA!” Ucap Via didepan muka Dea. Rio tersentak.
“Vi, Dea udah niat baik ya! Lo bisa kali ngomongnya pelan gausah ngebentak.” Ucap Rio yang tadinya dengan nada tinggi sedikit melemah karna melihat darah ify yang ditahan oleh tangan Shilla.
“RIO! LO APA APAAN SIH!” Ucap Gabriel diantara Rio dan Via.
“Apa? Lo mau belain Sivia? Terus aja lo belain via! Emang Persahabatan kita bisa diganti sama cewe gue tau kok.” Ucap Rio lagi entah apa Rio tahu bahwa ia salah berbicara hanya saja mulutnya berbicara lain. Gabriel sedikit terdiam.
“RIO! LO SADAR DONG!” Teriak Gabriel sambil menampar pipi Rio. Semua terdiam, termasuk Rio. Termasuk Ify yang mulai melemah mencari nafas dan menangis. Ify mengangkat tangan Shilla yang udah penuh darah dari telapak tangannya, ia mengambil tissue yang atas meja dan langsung menaruh asal diantara jempol dan telunjuknya, dia tersenyum sedikit kearah Shilla dan langsung berdiri lalu berlari melintasi lapangan untuk ke kamar mandi yang ada di sebrang lapangan dengan darah yang mengucur dari tangan dan roknya.
“Puas kan lo kak? Udah Puas? Lo liat Ify kayak gitu lo masih sempet sempetnya ngurusin hal sepele kayak gini? MERASA PERNAH ADA DIHIDUP IFY GA SIH LO?!” Ucap Shilla kearah muka Rio tak terasa Shilla ikut menangis melihat Ify yang jatoh diujung lapangan dan Via yang menyusulnya dari belakang.
“Lo liat ga dia masih senyum tadi? Dia nyalahin Dea ga? Nyalahin Angel ga? ENGGA!! Gue yakin lo tau penyebab insiden tadi! Sedangkan lo? Via mempertahankan Ify lo marah ga? Via marah ke dea lo marah ga? IYAA! PUAS YA PUAS KAK PUAS!” Teriak Shilla langsung berlari kearah Via dan Ify sedangkan Agni masih berusaha meredam emosinya supaya ga mukulin Rio disini.
“Ag udah udah ag sorry sorry, Redam emosi lo sekarang, ikut gue ke Ify biar Rio, Iel sama Alvin Aja yang ngurusin.” Ucap Cakka sambil memegang bahu ceweknya dan mengikuti Agni yang berlari lemas kearah Shilla dan Via yang memapah Ify.
*****
“Bersihin disini dulu ya Fy darahnya, Lo tahan sedikit sakitnya kalo kena air.” Ucap Via langsung mengambil sapu tangan putihnya dan menaruh air hangat dari minumnya ketangan Ify, Shilla masih menangis melihat tangan Ify yang kiri terkena pecahan piring sedangkan tangan kanannya masih memegang pinggangnya. Agni memerhatikan ketiga sahabatnya sambil memepah Ify membiarkan Cakka pergi untuk mengurus rio.
“Fy sakit banget ya?” Tanya Shilla yang melihat ify meringis, Ify menggelengkan kepalanya sambil tersenyum dan mengadahkan mukanya kearah Shilla yang masih menangis, Ify mengangkat tangan kanannya dari pinggangnya dan menghapus air mata Shilla. Via menundukan kepalanya ia bener bener tidak tahan sedangkan Agni langsung beralih melihat Angel yang masih berusan dengan Gabriel.
“Udah mending sekarang kita ke Rumah Sakit aja biar diobatin dijait sekalian ini lumayan besar tergoresnya.” Perintah Agni, Via langsung mengiyakan lalu membereskan kamar mandi, Agni kembali ke kantin mengambil tas mereka ber4 tanpa ingin melihat adanya orang orang di kantin. Ia tak peduli, Shilla membantu Ify memapahnya kearah Gerbang.
*
Sepanjang Lapangan Shilla merangkul Ify berjalan pelan, Baju putih Shilla apalagi Ify udah penuh dengan darah Ify menatap miris darahnya dari kantin ke lapangan, dengan mudahnya darah itu mengucur dari tangannya, Kini ia beralih kearah tangannya yang dbaluk sapu tangan dan tangan Shilla masih setia ikut menopang memberhentikan darah dari tangan Ify.
Inilah kisah persahabatan. Satu orang sakit yang lainnya merasakannya, bukan… bukan tubuh yang ikut merasakannya tapi Batin dan Air mata yang ikut merasakan sakitnya. Sekalipun bisa ia meminta beban sahabatnya itu sedikit saja ia rela mengambilnya. Bahkan bukan sedikit. Semuanya. Semua beban pindah pun seorang sahabat Akan rela.
*****

Minggu, 08 Juli 2012

Cinta Itu Sempurna (Part 25 Bag B)


TRAAAANGGGGGGGG!! Lampunya nyala. Acha langsung reflex madep ke mejanya diikuti oleh Ozy yang juga memperbaiki posisi duduknya. Butuh beberapa detik untuk netralisir ini semuanya. Tapi Acha jelas seneng banget. Masalahnya kelar hari ini. Gatau kenapa dia seneng banget sama hari ini ‘Hari ini hari apa sih? Tanggal berapa? Mau gue jadiin hari dan angka kesayangan gue………. Duh cha! Stop deh errr’ Acha masih diem sambil senyum sendiri.
“Cha, gue udah disms Ray ke lapangan nih. Kesana yuk? Lo mau bawa yang mana? Pink apa merah?” Tanya Ozy sambil berdiri dan memegang 2 baskom yang ada didepannya.
“Lo aja deh yang bawa 2-2nya. Gimana?” Jawab Acha sambil tersenyum sekenanya sambil melirik Ozy dari tempat duduknya.
“Yee masih mau mancing masalah? Kangen berantem sama gue?” Goda Ozy sambil melihat kearah Acha. ‘Iya zy! Iya!’ pengen rasanya Acha ngeluarin itu dari mulutnya.
“Ish. Udah deh gue bawa yang Pink. Siniin!” Ucap Acha sambil menarol baskom yang berisi mawar pink terus sedikit mendorong Ozy kebelakang agar Acha bisa lewat dan berjalan keluar kelas.
“Eeh eh biasa aja dong. Tungguin ih! gue cium juga lo cha. Ckck” Ucap Ozy langsung ngambil mawar merahnya dan berlari nyusul Acha. Sedangkan Acha udah berlari deluan sambil melet kearah Ozy. ‘Fiuh masalah gue sama Acha beres. Setelah ini tinggal gue deh yang sendiri……………… Jangan dipikirin dulu deh zy hhh’ Ozy membatin sendiri.
Acha dan Ozy menuju lapangan dan bertemu dengan Ray dan Oliv mereka langsung naburin bunganya dilapangan. Oliv dan Ray udah nulis pake kapur. Tinggal ditaburin Bunganya tulisannya. Dan ini Bagus banget cuacanya. Sore. Sepi. Dan hari ini keke bakal jadian……….. percaya gak percaya sih.
-Ruang Musik-
Deva baru saja menyelesaikan lagu Tercipta Untukku Dengan gitarnya. Keke tersenyum. Rasanya dia ingin memberhentikan dunia sekarang. Sekarang dia sadar. Deva, all the matters she need.
“Keren dev! Gue suka suara lo hehe” Ucap Keke mengiringi tangan Deva yang menaruh gitarnya. Deva tersenyum tipis tiba-tiba drttt….drttt… HP Deva bergetar. Dia tersenyum membacanya. Keke diem. ‘jangan bilang cewe jangan bilang cewe………’ Deva langsung ngambil tasnya masih sambil senyum senyum. Lengkap deh sekarang rasanya. Seneng baru dinyanyin sama cemburu nyatu jadi satu di benak keke. Hhhh.
“Ke, kalo gue nembak orang pake lagu Tercipta Untukku tadi keren ga? Kira kira dia bakal nerima gak ya?” Tanya Deva sambil tersenyum lebar. ‘Maksud lo apa dev? Gue Cuma percobaan gitu?................’ Rasanya pengen nangis. Nyesek.
“Ha? Eh keren kok. Tergantung kalo dia sayang lo pasti nerima ko. Beruntung banget pasti cewe itu.” Jawab Keke dengan senyum sedikit memaksakan.
“Bagus deh. Ke, keluar yuk?” Ajak Deva. Keke diem. ‘Udah? Cuma sebentar doang gue bakal bareng dia? Gue mohon jangan pergi dulu, soalnya setelah hari ini belum tentu gue boleh ada disamping lo…..’ Keke membatin. Nyesek banget gila.
“Ke? Ayolah gue buru buru nih keburu kemaleman nanti kita dikunciin berdua lagi. Nanti ada yang cemburu lagi hehe” Ucap Deva kearah Keke. Telak. ‘ada yang cemburu’…… ‘Kenapa ini rasanya lebih sakit dari waktu Ray mutusin gue? Setelah ini siapa lagi cowo yang gue sayang yang bakal nyakitin gue?’.
Tanpa basa basi Keke keluar dan berlari kearah tangga mau turun ke bawah (re: Ruang music ada dilantai 2). Mata Keke gak bisa bohong. Air mata mulai turun satu persatu, dia udah ga peduli Deva peduli apa ngga. Deva yang mulai merasa bersalah langsung mengejar cewe itu.dengan Sigap deva menangkap tangan keke pas didepan lapangan. Karna Deva ada pas didepan lapangan, Jadi Keke yang ditarik juga ada dihadapan lapangan dari lantai 2.
Keke melihat kearah samping dan menggeretakan giginya. ‘Tuhan emang adil. Cewe terlalu peka sama perasaan sedangkan cowo hampir ga peduli sama perasaan. Sebelum Cowo ngomong atau bertindak Cewe udah ngerti. Sedangkan cowo? Cewe harus nangis dulu biar dia ngerti.’ Batin Keke tapi pas dia membalikan muka dia melihat tulisan dilapangan. Keke melepaskan genggaman Deva dan berjalan lebih dekat kearah Lapangan terliahat ada tulisan “I LOVE YOU” dari Mawar warna merah diatas lapangan dan bacaan “KEKE” dibawahnya dengan mawar Pink. Diujung bawah kanan ada tulisan kecil pake mawar pink “You’ll never walk alone, Ke. I’ll stay beside you Now and I hope forever – Deva – “
Keke diem. Spechless. Dia berjalan kearah Deva. Baru keke meneteskan air matanya. Gatau karna dia sedih, nyesek atau merasa istimewa. Deva menganggkat kedua tangannya dan menaruh keduanya tepat dibawah mata Keke . Deva tau ini agak sulit, Dia udah rada kecewa tadi dan dia harus merubah perasaan kecewa dengan istimewa. Sulit memang.
“Gue sayang lo ke. Oke,Gue tau gue bukan orang pertama yang ngucapin sayang ke elo. Gue juga bukan orang pertama yang ngisi hati lo. Gue ga peduli gue Bakal jadi orang keberapa yang lo sayang tapi gue harap setelah ini gue selalu jadi orang yang lo sayang. Maaf tadi gue sempet ngomong salah hehe” Ucap deva, Keke masih diem. Ini maksudnya apa sih.
“Lo suka ya sama air mata gue?” Tanya Keke. Bibirnya masih gemeter.
“Gue suka semua hal tentang lo kecuali air mata lo. Gue Cuma mau mastiin kalo elo nganggep gue berarti apa ngga. Dan jawabannya iya. Lo mau kan tetep jadi sahabat gue? Tapi sekaligus Cewe gue. Gimana?” Tanya Deva masih sambil ada dihadapan keke.
“Lo masih nanya? Gue kira lo bisa nyimpulin perasaan gue lewat air mata gue.” Jawab Keke singkat sambil tersenyum. Deva langsung merengkuh keke kepelukannya. Ozy, Acha, Ray, dan Oliv yang ngumpet disebelah tangga langsung keluar.
“CIAAAAATTT DEKE AKHIRNYAA!”
Tepat saat ini semua terungkap Kalau Masa Lalu itu punya 2 peran. Masa lalu itu akan kembali dan meneruskan cerita yang lalu ke masa depan dengan sempurna atau Masa lalu itu takkan datang kembali karna ada Masa Depan yang lebih sempurna, disinilah Masa Lalu hanya boleh dikenang.
*****
Pagi ini Rio berangkat deluan kesekolah. Ray, Ozy dan Ify berangkat bareng akhirnya kesekolah. Entah kenapa Ify merasa Rio mulai kembali menjadi ‘Rio yang kedua’. ‘Gue harap ini perasaan gue doang. Plis ga boleh ada yang buat keadaan gue dan ka Rio runyam lagi dan lagi’. Tiba-tiba Ify keingetan sesuatu. Dia ngerasa rumah Rio itu ga asing, sebenernya dia mau mikir dari dulu Cuma banyak pikiran-__-‘Kapan ya gue ke rumah Ka Rio sebelum nyokap bokap nitipin gue disana, ko kayak familiar sih ya.’ Ify memutar matanya dan menyenderkan kepalanya. Ify mernarik nafas panjang mencoba berfikir lagi hingga….
“Kak, Sekolah lo noh! Mau balik lagi ke SMP lagi?” Ucap Ozy dari Jok belakang diikuti anggukan Ray. Ify menoleh kearah jendela ‘Kan gue mikir soal rumah Ka Rio selalu ada halangannya’. Dan langsung turun, tapi baru saja Ify ingin menutup pintu…
“Kak! Tadi Mama sms katanya dideket rumah ada yang kemalingan, Mama parnoan tuh jadi kita disuruh balik ke rumah.” Ucap ozy dengan panjang dan lebar sambil mainin HPnya,disebelahnya Ray mendelik.
“Selow kali Ray, tenang aja! Gue bakal sering maen ke rumah lo atau Lo aja yang main ke rumah gue kan rumah Gue kosong mlompongg” Kata Ozy lagi. Ray sedikit merasa lega dan kembali berutak atik dengan jarinya disms.
“Oke zy, Lo kan jam balik sekolah lebih cepet jadi lo aja yang ngangkut barang barang, minta dianter sama Pa Mamang supir Ray noh, Entar gue balik langsung kerumah oke.” Perintah Ify sambil menutup pintunya, Entah kenapa Ozy ga berani nolak, meskipun dia tahu kakanya ga cerita kalo dia sedang ada masalah hanya saja Ozy tau. Gerak gerik dan raut muka cukup membuktikan
*****
-Kelas 11-5 SMA VIS-
Cakka senyum-senyum sendiri dikelas sambil nyebut-nyebut nama Agni. “Agni itu Riri” Cakka ngucapin kata itu berulang-ulang sambil tersenyum. Alvin menyikut tangan Rio .
“Apaan Vin?” Tanya Rio.
“Lo liatin deh mulut si Cakka!” Ucap Alvin. Rio langsung memperhatiakn mulut Cakka.
“Agni itu Riri”
“Agni itu Riri”
“Agni itu Riri” Cakka terus senyam senyum sambil ngucapin kata kata “Agni itu Riri”. Rio geleng geleng kepala. Sedangkan Alvin jadi takut sama Cakka……. Mana tau kesambet gitu. Sampe sampe Iel yang duduk tepat disebelah Cakka udah ambil ancang ancang untuk…..
“ASTAGA CAKKA!! LO GAADA KATA LAIN APA? DARITADI AGNI ITU RIRI MULU!!!!! GUE JUGA UDAH TAUUUU!” Teriak iel sampe sampe anak satu kelas mengarah ke iel dan Cakka.
“Mending kita ngejauh vin, sebelum kita ikutan nanggung malu” Antisipasi Rio.
“Harus yo. Nanti istirahat kita harus bilang sama Agni supaya  namanya dibanyakin biar kosakata Cakka nambah!” Ucap Alvin, Rio langsung noyor Alvin, Sedangkan Alvin Cuma mengangkat kedua jari telunjuk dan tengahnya “Piss”.
 “Pagi Anak-Anak” Sapa Bu Ilo didepan kelas 11-5. Cakka langsung melengos dan memaksakan diri untuk melihat kearah Bu Ilo padahal pikirannya masih males banget belajar apalagi kalo inget Riri *eh Agni rasanya pengen istirahat cepet biar bisa ketemu Agni lagi.
“Hari ini kita kedatangan murid baru dari Solo, Dea ayo masuk dan perkenalkan dirimu!” Ucap Bu Ilo lagi. Seluruh anak kelas mengarahkan perhatiannya kearah pintu masuk dan mengikuti langkah anak baru yang katanya bernama dea itu sampe dia berdiri didepan kelas dan tersenyum kepada mereka.
“Halo guys! Nama gue Dea Christa Amanda, Kalian bisa manggil Dea. Gue mohon bantuannya ya.”
“Dea kamu duduk di Meja disamping Rio-Alvin ya, Itu tuh mereka yang duduk kedua dari depan barisan ujung paling kanan. Setalah itu kalian keluarkan buku Paket Biologynya” Ucap Bu Ilo lagi, Rio yang mendengar namanya disebut langsung tersenyum dan mengangkat tangannya, setidaknya dia memudahkan anak baru itu sedangkan Alvin masih dingin. Pikirannya masih berkutat soal kenyataan yang ia dapati kemaren. Dea langsung duduk dan tersenyum kepada Rio, Namun mukanya kmbali masam ketika dia ingat bahwa dia ga punya buku biology versi sekolah VIS ini. Rio yang melihatnya langsung mengulurkan bukunya kearah Dea.
“Nih, lo pake buku gue. Gue bisa bareng sama Alvin, tapi bukunya jangan rusak ya jangan lo makan juga hehe” Ucap Rio sambil sedikit terkekeh. Tak bisa dipungkiri Dea salting. ‘Gilaaa ini cowo udah baikk, perhatian lagi! OhMyGod! Rio! Gue love at the first sight sama lo yo! Mwaah’ Batin Dea sambil langsung mengambil buku Rio.
*****
Bel Istirahat SMA VIS bunyi! Ify langsung mengangkat kepalanya yang tadi ia senderkan di meja dan langsung senyum lebar setidaknya trigonometri dan semua gambar segitiga yang Ada didepannya hilang dari pandangan beserta dengan guru berkacamata tebal yang ngomongnya muncrat sana sini. Fiuh.
“Shil, Fy gue sama Via kebelet banget nih! Kita deluan ya kekamar mandi, Nanti lo berdua langsung ke kantin aja! Sediain tempat buat gue sama Via ya! Ada satu hal yang bakal gue ceritain hehe!” Ucap Agni sambil menarik tangan Via ke kamar mandi, sedangkan Ify dan Shilla mengangguk dan sedikit tersenyum, Hari ini Agni memang lebih ceria daripada biasanya dan alesannya……… sebentar lagi mereka akan tahu!
“Shil, mau ke kantin?” Tanya Ify sambil membalikan badan kearah tempat duduk Shilla. Shilla hanya tersenyum kecut. Ia gamau ke kantin sesungguhnya dia masih ga bisa ngeliat kalo misalnya nanti dia nemuin Alvin jalan bareng Zahra tapi cerita Agni gimana………….
“Ngapain  lo mesti takut ketemu sama orang yang udah nyakitin lo? Lo kira ini bakal nyelesain masalah? Ngga. Kalo lo menghindar, lo kalah dari hati lo.” Seru Ify. Shilla diam. Dia tau, dia salah. Cuma ini masalahnya hati. Lo bisa boong bicara dengan mulut lo. Tapi lo ga bisa boong kalo lo bicara pake hati lo.
“Kebahagiaan sahabat gue jauh lebih penting dibanding sakit hati gue fy. Yuk!” Ajak Shilla langsung berdiri. Ify tersenyum, seenggaknya dia tahu, hari ini dia bisa membuat sahabatnya tersenyum meski hanya satu ulas senyum.
“Oh iya! Gue baru ingettt! Kita waktu itu pernah ke rumah Ka Rio ya sebelum ke puncak waktu Mos dulu. Pantes aja rumah Ka Rio ga asing buat gue.” Ucap Ify tiba tiba, Shilla mencoba mengingat dan jawabannya Iya. Tepat saat Biodata Alvin dan dirinya kebawa sama dia. Kan. Alvin lagi Alvin lagi. Ify diam. Dia tahu dia salah bicara untuk Shilla…. Dan juga hatinya.
“Ify!” Panggil Debo dari depan kelas Ify, Ify dan Shilla yang sedang berkutat dengan pikirannya, langsung menggelengkan kepala berniat melupakan kalau tadi mereka pernah berbicara soal masa lalu dan berjalan menghampiri Debo. Shilla mengekor dibelakang Ify.
“Hay Ka! Kenapa? Ini siapa?”  Tanya Ify sambil tersenyum dan menunjuk Cowo disebelah Debo.
“Ooh, Ini Septian! Temen sekelas gue hehe. Itu siapa?” Tanya Debo kearah Shilla. Ify meng-Ohh-kan bibirnya.
“Gue Ashilla. Shilla kak hehe temen sekelas Ify.”
“Sekaligus sahabat gue!” Jawab Ify sambil merangkul Shilla. Shilla tersenyum tipis.
“Oooh nama Lo Shilla. Lo cantik banget tau shil. Hehe. ” Ucap Septian yang langsung dapet toyoran dari Debo, Ify ngakak parah sedangkan Shilla mukanya langsung menunduk.
“Temennya Sahabat gue noh! Jangan lo mainin enak aja, Boong Shil playboy ni Cowo jangan kemakan gombalannya!” Ucap Debo yang otomatis dapet toyoran balik dari Debo.
“Oooh Shilla ga boleh? Berarti…….”
“Ifynya juga jangan! Gue getok lo kalo nyakitin Ify grr” Ucap Debo, Ify dan Shilla hanya tersenyum dan sesedikit ikut terkekeh dengan 2 kakak kelas didepannya.
“Yee Ify mah udah tobat dari awal gue, Rio men lawannya! Eh tapi Shilla juga engga deng, Alvin kalo marah gaada tandingannya” Ucap Septian sambil terkekeh disambut tawa debo sedangkan Shilla langsung diem denger nama Alvin. ‘Sedeket apasih gue sama dia sampe kakak kelas yang gue ga kenal aja tau kedekatan gue sama Alvin. Hh’
“KaRio KaAlvin bukan siapa siapa Gue sama Shilla.” Ucap Ify tegas diikuti muka Shilla yang langsung menantang dan tersenyum seolah mendapat kekuatan atas omongan Ify. Debo dan Septian berhenti ketawa. Agak kaget juga sih sambutan candaan mereka harus setegas kalimat itu. Sedangkan Shilla Ify memberhentikan senyumnya, dia tau ada orang lain yang mendengar perkataan ify barusan ditambah muka Shilla yang menyakinkan bahwa omongan ify emang…. Bener.
*
Sedangkan diujung lapangan berdiri 2 Cowok yang langsung berhenti melangkah.
“KaRio KaAlvin bukan siapa siapa Gue sama Shilla.”
Kalimat ini terdengar jelas. Apalagi ekspresi shilla yang menantang. Rio langsung diem. ‘Lo harus tau kalo akhirnya bakal gini vin, Apa yang lo perbuat bakal ada balasannya. karma itu berlaku. Lo harus lebih siap untuk merasa dijauhkan dan untuk menjadi lebih kuat’ Batin Alvin. Tiba-tiba….
“Yo, Vin!” Panggil Zahra dari belakang mereka berdua. Zahra ga sendiri. Dia bareng Dea. Rio menoleh sambil memaksakan senyum sedangkan Alvin sedikit melengos. Entah kenapa Zahra ‘sedikit’ menjadi beban buat dirinya.
“Eh elo Zah, De. Mau kemana?” Tanya Alvin mencoba mengusir ‘kenegative-annya’ untuk Zahra. ‘Ini kan cowo dingin yang duduk sebelah Rio, gue kira dia ga denegr pas gue perkenalan tadi taunya denger juga. Gantengnya sama kayak Rio. Tapi………. Gue tetep lebih suka Rio!’ Batin Dea sambil melihat kearah Rio.
“Mau nganterin Dea keliling sekolah. Lo sama Rio ikut yuk!” Ajak Zahra dan Dea dengan semangat. Alvin mengangguk. Oke ini gaada salahnya. Rio pun ikut.
*****
“Lo berdua lama banget sih Fy, Shil! Untung ada Ka Iel sama Ka Cakka jadi gue ga bosen hehe. Buruan! Agni punya cerita masa lalu coba sama Ka Cakka. Jodoh banget kan?” Ucap Via dengan kepolosannya. Agni langsung noyor Via seketika. Sedangkan Ify dan Shilla diam. Mereka tau mereka berdua berpikiran hal yang sama. Rio dan Alvin.
“Rio sama Alvin tadi keluar belakangan. Paling bentar lagi kesini udah duduk! Gue penasaran sama alesan kenapa Cakka tadi sampe Gila dikelas! Amit amit deh gue. Malah sebangku.” Ucap iel sedangkan Cakka langsung menatap Iel Tajam.
“Emang Ka Cakka kenapa?” Tanya Agni mewakili kebingungan ify, Via maupun Shilla. Lalu Iel menjelaskan semuanya A-Z sampe sampe Agni harus menahan Cakka supaya ga bekep mulut Iel sampe ceritanya selesai.
“BUAHAHAHAHAHA ka cakka lo mirip ade sepupu gue tau ga yang Cuma bisa ngomong Mama dan Papa, Mama dan Papa. Hahaha” Ucap Shilla sambil memperagakan anak kecil ngomong. Sesedikit Via, ify dan Agni melihat kearah Shilla, terselip rasa seneng liat Shilla dengan senyum realnya shilla bukan senyum fake yang kemaren dan sebelum ini.  Ify terus memperhatikan Shilla… sampe Akhirnya Pemandangan diujung kantin menyita perhatiannya……….. ‘Bukan Zevana. Ada yang lain. Kenapa bertubi tubi gini sih.’
*
“Ini namanya Kantin de!” Ucap Rio saat Ia, Dea, Alvin dan Zahra sampai diujung kantin.
“Yaiyalah yo, gue juga tau ruangan yang ada makanan dan minuman sama tempat duduk berjejer ini namanya kantin bukan toilet sekolah.” Ucap Dea
“Ko lo ga nyebutin Meja sih De? Itu Meja” Tanya Rio dengan polosnya. Alvin menepok jidatnya.
“Yo! Lo cowok terpampang! Masa sama anak baru aja lo udah jadi Bego gini” Ucap Alvin merutuki omongan Rio sedangkan Zahra dan Dea udah ngakak. ‘Pantes aja Ify dkk betah dideket CRAG. Mereka asik banget! Ga salah gue jadi tiara. Coba Angel Zeva Cakka Iel bisa ada disini. Pas kan tuh 4 cewek, 4 Cowok!’ Batin Zahra masih sambil terkekeh……
*
“Zah, Dea! Sini!” Teriak Angel dan Zeva dari depan kantin.
“Kesana yuk Yo, Vin!” Ajak Zahra diikuti anggukan Dea.
“Eng…. gausah deh gue ada urusan sama Alvin hehe” Ucap Rio. Alvin memandang Rio bingung. ‘Urusan?’.
“Em… Oke deh. Makasih ya yo udah nemenin gue. Thanks juga Vin!” Ucap Dea. Dea dan Zahra langsung berlari kearah Zevana dan Angel duduk.
“Urusan apaan yo?” Tanya Alvin. Rio menunjuk tempat Cakka dkk. Alvin menelan ludah. Miris. Udah lama rasanya ga ketawa bareng mereka semua. Masalah terlalu banyak.
“Mau kesana gak vin?” Tanya Rio kepada Alvin.
“Kesana aja deh. Urusan hati gaboleh menghancurkan persahabatan kita. Kita bukan apa apa tanpa mereka yo” Ucap Alvin diikuti anggukan Rio.
“RIO! ALVIN!” Teriak Cakka dan iel bersamaan, Ify Via Agni Shilla ikut melihat kearah mereka berdua yang baru dateng. Ada perasaan lega ada perasaan takut dan canggung. Apalagi buat Ify yang melihat insiden Rio dengan Alvin Zahra dan cewek lain. Dan insiden perkataan Ify tadi. ‘RUNYAM SEMUA. Runyam! Terus aja kayak gini.’ Batin Ify.
Setelah mereka semua duduk. Shilla,Ify, Via dan Agni duduk didepan Alvin, Rio, iel dan Cakka. Agni langsung menceritakan soal Cakka dan masa lalunya. Kalo Cakka itu sahabat masa kecilnya yang emang sempet pisah. Termasuk peristiwa dipuncak kemaren. Waktu Cakka tau Agni itu Riri dan Agni tau Cakka itu Kaka dimasa lalunya.
“Jadi Kaka di masa lalu Agni itu Ka Cakka toh” Gumam Ify sambil mangut mangut.
“Ko kalo dibayang bayangin so sweet ya….” Ceplos Via yang langsung disambut sama jentlikan tangan Shilla. Via Shilla malah langsung tos-tosan-_-
“Jadi Agni tadi senyam senyum sendiri dikelas karna Ka Cakka?” Tanya Shilla lagi sedangkan Ify dia sibuk mengingat suatu hal tentang ‘Kaka’.
“Fy, Ko diem?” Tanya Cakka yan bingung kenapa Cuma Ify doang yang Diem. Rio maupun Alvin Iel langsung menengok kearah Ify. ‘Dari kemaren gue sama Ify ga ngomong. Emang bener kali ya. DEBO ITU MASA LALU ify tapi Ify maunya MASA DEPAN DIA JUGA. Ish.Emang ya ify tuh susah ngerti perasaan gue.’ Rio melengos sendiri apalagi pas dia inget insiden dilapangan tadi.  Perasaan benci saat dia marahan sama Ify gara gara Zevana jadi ada lagi……………………..
“Nah! Gue inget! Waktu di Puncak kan gue pernah tuh ngebangunin Lo bertiga pake boongan yang tsunami tsunami itu. Terus………..” Baru saja Ify mau ngelanjutin omongannya, Agni langsung bekep mulut Ify. Dia ngerti sekarang. Via dan Shilla juga langsung konek
*Flashback On* (Part 10)
Ify bangun yang pertama, dia melihat Shilla, Via dan Agni yang masih molor, dia aja bingung kenapa tiba-tiba jadi rajin gini (-___-). Ify membuka jendela, ‘gila puncak dingin banget!’ batin Ify, Ify melihat ketiga sahabatnya kembali, dia langsung senyum.
“GEMPA TSUNAMI BANJIR WOOYYY!!!” teriak Ify sambil mukul-mukulin meja,
“AAAAA GUE BELUM NEMBAK KA IEL JANGANNN!!” teriak Via reflek,
“KA ALVIN JANGAN PERGI LAGI, GUE SAYANG LO!!” teriak Shilla sambil ngelempar-lemparin bantal,
“GUE MASIH MAU NEMUIN KAKA!! DOSA GUE BANYAAKKKK!!” Agni langsung heboh, dia loncat kebawah tempat tidur, Ify langsung ngakak abis.
*Flashback Off*
“Oh iya fy gue inget! Yang agni teriak GUE MASIH MAU…..” Omongan Via dipotong karna tangan Agni juga ikut ngebekep tangan Via.
“Duh Ka Cakka, Ka Alvin Ka Rio Ka Iel atau siapapun bekepin mulut Shilla juga napa bantuin ih! Harga diri gue nih!” Rutuk Agni
“Boong! ngomong aja apaan?!” Ucap Cakka sambil tersenyum sambil penasaran. Shilla keluar dari meja dan mengambil ancang ancang….
“Ka Cakka nih Agni ngomong gini nih ‘GUE MASIH MAU NEMUIN KAKAAA’ Yang paling keres lagi!” teriak Shilla,
“SHILLL!! SINI GAK LO! ISHH” Teriak Agni sambil ngebuka bekepan Ify Via dan berlari mengejar Shilla.
“CIEEEE AGNI TERNYATA ANEUUN (re:kangen-_-)  CAKKA TERUSS LOHH ” Goda Ify lagi.
“LUPA KA CAKKA AJA MASIH TERIAK TERIAK KAKAA” Baals Via
“ASHILLA ALYSSA SIVIAA” Teriak Agni yang bingung mau ngejar siapa. Mukanya udah merah. Sumpah malu. Ini dikantin. Belum lagi yang diomongin Cakka-_- satu sekolah juga tau Cakka. ‘AAAAA Mamah Malu malu’ Rutuk Agni.
“APAAA” Koor Shilla Via Ify yang langsung berlari keluar dari kantin sedangkan Agni masih ngelipet tangannya yang udah gatel. ‘Liat aja lo bertiga! Dapet sama gue, gue cincang satu satu hhh’ Ucap Agni, sebelum menyusul ketiga temennya yang sableng, Agni madep belakang kearah CRAG.
“Kaka-Kaka semua gue pamit ya, mau ngejar 3 cewe yang sablengnya banget bangetan. Sorry kalo lo berempat ikut nanggung malu. Salahin mereka bertiga aja noh emang udah sarap.” Ucap Agni, baru saja Agni mau pergi, Cakka langsung berdiri dan memegang tangan Agni, Agni langsung balik badan. Jarak mereka jadi deket banget…
“Ag, yang tadi diomongin bener?” Tanya Cakka dengan mimic muka serius. ‘Gue paling ga bisa liat mata dah. Mati gue.’ Batin Agni. Agni Cuma ngangguk doang.
Via, Ify, Shilla belum bener bener keluar dari kantin mereka merhatiin dari tembok ujung kantin. Sedangkan ditempat duduk…..
“Gila itu Cakka mau ngapain jaraknya deket banget gila.” Kata Alvin sambil nelen ludah
“Seliat  gue Cakka ga pernah gituin cewek, duh Mati malah satu kantin ngeliatin lagi. Malah Cakka anggota CRAG lagi. Udah dah gue malu lagi hari ini. Cakka Cakka. Sahabatan sama dia buat malu ini sih” Seru Rio sambil mulutnya komat kamit berdoa berharap Cakka ga gila atau brutal melakukan sesuatu.
“Tenang aja men, Abis ini yang terjadi ada 3 Pilihan Agni Pingsan gara gara omongan Cakka, Agni jadi cewenya Cakka atau Agni langsung dijadiin Bini sama si Cakka” Ucap iel santai. AlvinRio noyor Iel .
“Saat ini lo buat gue ngerasa, kalo gue berarti buat lo dulu waktu kita masih kecil, kemaren kemaren pas kita pisah dan saat ini saat gue ada dihadapan lo.” Ucap Cakka. Agni masih melt. Dia diem.
“Dan gue harap sampe nanti gue tetep berarti buat hidup lo. Nomer satu dihidup lo” Seru Cakka, Agni mengangkat kepalanya. Satu kantin udah ngeliatin mereka berdua termasuk ibu ibu dan bapa bapa dikantin-__-.
“Lo nembak gue ka?” Tanya Agni.
“Ngga gue Cuma menyatakan perasaan.” Timpal Cakka pendek.
“Ga butuh jawaban kan?” Tanya Agni lagi sambil menggigit bibir bawahnya.
“Gue ga butuh jawaban atas statement gue yang diatas, gue butuh jawaban buat pertanyaan ini “Lo mau jadi cewe gue? Biar semuanya impas. Gue jadi nomer satu dihati lo dan lo jadi nomer satu dihati gue. Mau?” Tanya Cakka. Huaaaa Agni bener bener gatau harus jawab gimana. Kata kata Cakka itu….. sebenernya udah bener Cuma butuh pemasti “Iya” aja.
“Kalo gue jawab engga, lo nanti malu deh ka. Sekantin nih liatin.” Ucap Agni pelan.
“Serius. Gue gabutuh belas kasihan. Gue berani malu buat perasaan gue.” Ucap Cakka melengos dia tahu Agni mencari alesan. Cakka niat berbalik badan sekarang giliran tangan Agni yang nahan Cakka.
“Kak! Gue Mau! Gue mau jadi nomer satu buat lo, gue mau jadi orang pertama yang selalu lo cari. Tapi dengan satu syarat, setelah ini gue selalu nomer satu. Gaboleh ada yang lain” Ucap Agni. Cakka mengangguk pasti. Agni langsung tersenyum puas.
“TEMAN TEMAAAANNN” Teriak Shilla dari ujung kantin yang udah diikutin Ify dan Via. ‘Mati gue!’ Runtuk Agni. Cakka tersenyum tipis.
“1….2…..3” Aba Aba Ify….
Dan seketika satu Kantin “CIEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE” “PEJEE DONGG KKA!” “SELAMET YA AGNIII”.
Kebahagiaan emang Bakal dateng sendirinya. Setiap orang punya kebahagiaan masing masing. Kita emang ga perlu nyari kebahagiaan, Kita Cuma butuh Memperjuangkan kebahagiaan itu untuk datang.
*****

Cinta Itu Sempurna (Part 25 Bag A)


“Rio! Lo dari mana aja sih? Tumben banget lo telat! Lo telat disaat………….” Baru saja Iel ingin melanjutkan paparannya Rio udah tersenyum. Iel geli sendiri. Sebenernya Rio gila atau gangguan jiwa.
“Gue udah tau. Alvin kemana sekarang? Mending kita susul deh” Tanya Rio langsung nyelempangin tasnya lagi dan berjalan kearah parkiran.
“Ka! Gue ikut!” Teriak Agni dari sudut koridor sambil berlari. Rio tidak melihat tanda bahwa ia diikuti Via Ify ataupun Shilla.
“Iya deh Yo, Yel, mending Agni ikut biar dia yang jelasin ke Alvin soal shilla gimana pun juga dia cewe, pasti ngertiah.” Jawab Cakka yang baru dateng. Agni mengerutkan dahinya ‘Ini orang orang kok kayaknya udah tau ya kalo bakal ada kejadian kayak gini tadi Ify, terus tadi ka Rio, sekarang Ka Cakka juga. Kayaknya Zahra udah jelasin sebelumnya ke Ka Alvin deh’ Agni menerawang.
“Gue tau. Paling Alvin ke danau deket Vila waktu Mos kita ke Puncak. Setau gue sih dia punya masa lalu disitu. Kita coba ya, Ni lo sama Cakka aja ya, Gue sama Iel mau ngebut soalnya. Oke kka?” Perintah Rio. Kalo udah masalah kayak gini, Rio ga bisa dibantah. Cakka menganggukan kepalanya diikuti Agni.
*****
-Danau Senyum- (Ada yang inget? Buka Part 18 deh wkwk)
Alvin berlari melewati gapura dan langsung tertunduk lemas dia melemparkan batu kearah danau tersebut sangat jelas cipratan airnya membuat Alvin puas. Apalagi dibayangannya aiar itu adalah air muka Zahra. Makin lengkap sudah pelampiasannya.
“Papa seriusan bangkrut? Kenapa sahamnya musti ada ditangan perusahaan Zahra? Sekarang gue harus gimana? Ikutin permainan Zahra gitu? Jadi cowoknya sementara gue bener bener ga ada rasa sama dia.” Alvin merenungkannya masih sambil melempari batu.
“Gue jadi keingetan lo ra. Lo dimana ya kira kira? Ko gue ngerasa nyakitin lo ya. Aneh deh gue, tiara kan gatau masalah gue sama Zahra. Jadi ngelantur gini kan gue.” mengingat masa lalunya. Tiara. Cewe masa lalunya yang pernah ia abaikan dan tinggalkan hanya karna tiara anak pendiem yang ga terkenal disekolahnya. Kesalahan terbesar. Tiara bisa dibilang ngejar ngejar Alvin, dengan berbagai macam cara, dia buat hidup Alvin berwarna walau Alvin malah mikir hidupnya serasa risih. Kedamaiannya terganggu. Salah satunya Alvin pernah merayakan ulang tahunnya disini. Di danau ini karna keinginan Tiara sampe dia berani nangis depan Alvin. Disini untuk pertama kalinya dia melihat cewe itu berarti. Saat Nyokap Alvin meninggal, Dan Alvin pindah, dia baru merasa kalau dia kehilangan cewe tersebut.
“NATHAAAAAAAAAANN!”
Alvin tercengang. ‘Nathan?’ Dia melihat sekelilingnya matanya tertuju pada seorang perempuan yang ada didekat gapura. ‘Zahra? Gue ga mungkin salah liat.’ Alvin langsung bangkit dan menghampiri Cewek tersebut dengan setengah berlari.
“Nathan gue kangen banget sama lo. Lo masih inget gue kan? Gue! Tiara!” Ucap cewek tersebut langsung jatuh kepelukan Alvin pertamanya Alvin diem. Sejujurnya dia masih ga percaya. ZAHRA adalah TIARA.
*Flashback On *
“Zevana! Gawat Alvin pergi dari sekolah dia cabut begitu liat poster abal yang kemaren kita buat. Gue takut dia nanya ke Bokapnya soal Perusahaannya. Jelas Jelas ini Cuma ide kita. Lo tau sendiri kan? Sindunata Campion itu jauh diatas perusahaan ortu gue. Gue takut ketahuan boong serius.” Ucap Zahra diikuti Angle.
“No Prob! Gue udah punya rencana. Gue punya cerita asset masa lalu Alvin. Waktu itu mereka main basket gue ga sengaja pengen ngeliat mereka ber4. Gue berdiri pas didepan tas yang diatasnya ada slayer sama gelang warna Hitam gitu. Gue liat di gelang itu ada huruf T sama N. Di slayernya tertera jelas nama AZ. Pas gue balik dibelakang ujung slayer itu ada nama Tiara. Soal N gue yakin yang dimaksud Nathan. Nama Alvin. Alvin Jonathan Sindunata kan? Ga mungkin dong namanya Nata. Gue yakin banget itu Nathan. Lo ngerti kan maksud gue?” Tutur Zeva sambil masih berkutat pada mukanya didepan cermin yang ia bawa dari rumah.
“Jadi maksud lo, Tiara itu orang masa lalu Alvin gitu? Dari cerita lo sih zev, gue yakin banget kalo Tiara tiara itu berarti banget buat Alvin.” Tutur Angel sambil menerawang cerita Zavana.
“Yap! Dan gue mau zah, Lo kejar Alvin nih gue kasih denah ke danau senyum. Waktu Mereka ke puncak gue ka nada dan gue ga sengaja juga liat Alvin ke danau itu. Dan 1 lagi, Lo harus ngaku kalo lo itu TIARA.” Ucap Zevana sambil menutup alat make upnya dan tersenyum. Diikuti Zahra.
“So what? Gue Zahra damariva. Tiara masa lalunya Alvin. Haha okidi. Thanks banget zev! Gue jalan ya! Lo berdua harus bantu gue biar bisa yakinin Alvin kalo gue adalah Tiara.Btw, namanya alay banget Danau Senyum. Fiuh gapapa deh. Eh, Rencana lo selanjutnya zev? Lo gamau mundur soal Rio kan?”
“Zevana? Mundur? Hahaha! Cewe aib itu Cuma bisa senyum kemaren. Oke itu Cuma karena gue gaada dideket Rio. Gue udah nulis sesuatu atas nama IFY buat RIO. Lo liat aja nanti! Kayaknya bakal lebih parah. Haha Gue harus buat Rio gaboleh berhubungan sama cewe sialan itu.” Ucap Zevana pendek.
“Tapi zev lo inget kan? Lo tau kan kalo Rio em… Ri…ri…rio serumah sama cewe itu?” Tanya Angel sambil menatap Zevana.
“Jangan panggil gue zevana kalo gue gabisa ngurus soal ginian. Bahkan bagus dong? Biar Ify ngerasain sakitnya lebih lebih LEBIH dari yang gue rasain saat ini.”
*Flashback Off*
Cukup lama Alvin membiarkan Zahra memeluk dirinya. Orang yang didepannya ini bukanlah lagi cewe angkuh yang ia dapati tadi pagi, tapi ini Tiara. Tiara yang dia cari. ‘Iyasih menurut logika sih gue tau ini tiara. Iyalah Cuma Tiara yang tau nama gue dulu Nathan. Kedua. Tiara kan yang tau cuma CRAG. Gue Cuma cerita ke mereka. Tapi kenapa hati gue ngelak abis ya. Masa iya gue gasuka tiara. Kalaupun ga suka seenggaknya dia berarti buat gue. harusnya gue seneng dong, Eh ini gue biasa aja. Malah pas Zahra teriak Tiara ko gue inget Shilla ya. Tuh kan malah nyambung ke Shilla. Ah ribet banget sih hidup gue.’ Alvin berantem sama pikirannya sendiri. Masa iya Pikiran dan Hati gue beda maksud?
“Than, gue kangen lo! Lo ga kangen gue apa?” Zahra bertanya. ‘Than? Tiara manggil gue kan Nat. Masa iya dia lupa?’ Alvin tambah bingung sendiri.
*****
Rio, Cakka, Iel da Agni nyampe di puncak, mereka menitipkan motornya dideket warung kakek kakek sebelum mereka memasuki pematang jalur teh, setelah motornya sudah diyakinkan aman. Rio Iel Cakka dan Agni langsung jalan kearah danay senyum. Berharap tebakan mereka bener soal keberadaan Alvin. Tapi baru setengah jalan…
“Ka Rio, Gue boleh minta satu hal ga?” Tanya Agni yang langsung buat Rio, Cakka maupun Iel berhenti.
“Kenapa Ag?” Tanya Rio,
“Kalian deluan aja ya, gue masih mau disini. Plis bentar aja, nanti pas balik gue jelasin soal shilla ke Ka Alvin deh ya? Plis gue mohon.” Ucap Agni masih sambil membagi perhatiannya ke penjelasan terhadap Rio dan Kebun teh beserta masa lalunya.
‘Agni mau berhenti disini? Riri…………………’ Cakka diem sendiri. ‘Agni itu Riri bukan ya…..’.
“Oke deh Ag, gue deluan ya. Cak, Yel buruan ayo!”
*****
Pagi ini suasana Hati Acha masih sama. Burem. Acha mulai menetralisir perasaannya. Masuk sekolah itu harus Baha….. Omongan Acha terhenti melihat Aren yang jalan bareng Ozy kearah lapangan basket. ‘Ozy pasti mau main basket, depan Aren ya’ batin Acha miris. Kenapa gue harus sebegitu kangennya sama Ozy ya? Hati gue salah atau keadaan yang salah?.
“ACHAA!!” Teriak oliv dari Ujung gerbang , tersenyum dan merangkul Acha. ‘Sahabat gue emang moodboster banget!’ batin Acha. ‘Tapi cha, Ozy sahabat lo kan?....’ Oke hatinya berkata lain.
“Hey liv! Tumben ceria banget. Abis dianter Ray?” Tanya Acha yang melihat Ray berjalan dari lapangan Parkir. Oliv hanya mengangguk. ‘Kapan gue bisa kayak lo Liv? Gue kadang envy loh. Akankah ada pangeran yang ngerti perasaan gue. Ngerti keadaan gue. Ngerti hati gue. Dan selalu bisa buat gue selalu senyum kayak…………… ‘STOP CHA!’ batin acha jadi bergulat sendiri.
“Lo kenapa sih cha? Ko gue perhatiin lo makin kusem aja mukanya ya? Ga disetrika?” Tanya Ray asal. Oliv menyikut Ray. Ray hanya tersenyum sambil mengacungkan ‘V’ di jarinya.
“Ga dicuci! Dibuang! Mau ape lo?” Jawab Acha menghadap Ray.
“Pantes. Gue yang setrika mau ga? Yang kedua gitu” Ucap ray sambil mengedip ngedipkan matanya.
“Lo mau dipites dulu? Atau lo mau daging cincang dulu? Liat noh Oliv udah mau berasep aja!” Ucap Acha sambil ketawa. Sedangkan Oliv melipat tangannya di dada.
“Hehe pis liv! Maaf yaa, aku gombalin deh Bapa kamu tukang nyuci ya?” Tanya Ray
“Kaga! Tukang bunuh orang. Kenapa? Mau kenalan?” Tanya Oliv. Ray menelan ludah dan langsung diem memikirkan kata kata oliv sedangkan Acha dan Oliv udah ketawa ngakak.
“Uda ah shut! Lo udah tau cha? Soal rencana deva mau nembak Keke?” Tanya Oliv kepada Acha.
“APAA? HA? LO GA BOONG KAN?” Jawab Acha antusias, Ray dan Oliv sama sama menutup telinganya bersamaan.
“ACHAA! Ish lo itu ya, telinga gue gendeng deket sama lo. Lo sih sedih mulu mukanya kan deva jadi ga tega nyeritainnya. “ Tutur Ray. Acha diem. ‘Elo sih cha! Tersiksa gini hidup lo Cuma gara gara dijauhin Ozy. Udahlah.’ Batin Acha.
“Oke oke gimana caranya? Gue ikutan dong!” Ucap Acha antusias.
“Kemaren Deva udah berhasil minta keke untuk nemenin dia main music hari ini. Jadi hari ini kita pulang sore dan………………………..”
*****

Serius. Alvin ga bisa nutupin kalo dia kangen Tiara. Karna itu dia membalas memeluk Zahra. ‘Thanks God! Gue sayang lo vin! Sayang banget!’Batin Zahra.
“Lo tau dari mana gue disini?” Tanya Alvin sambil melepas pelukannya. Zahra tersenyum puas melihat Alvin tersenyum menatapnya. ‘Oh God! Gue liat senyum tulus Alvin! Dan ini buat gue! Penantian gue 2 tahun, akhirnya terjawabkan.walaupun gue harus menjadi orang lain dulu. It’s oke Vin. Gue yakin lo bakal jadi milik gue seutuhnya. Zahra.’
“Nathan emang dulu kemana kalo ada masalah? Kesini kan? Gue tau dari hati gue lah vin.” Jawab Zahra. Telak. Alvin bener bener suka cara jawab Zahra. ‘Iya deh. Elo Tiara.’ Alvin tersenyum lagi dan langsung mengacak acak puncak kepala Zahra. ‘Beruntungnya Lo Tiara! Eh gue tiara ya HAHAHA’ Zahra tersenyum bangga. ‘You is mine Vin.’
“Gue kangen lo ra, Ke danau yuk?” Tanya Alvin sambil menyelonjorkan tangannya. Dan yak! Langsung bisa ditebak, Zahra tersenyum bangga dan mengangguk. Tepat disaat bersamaan. Rio, Iel dan Cakka masuk.
“Yo, itu Zahra sama Alvin kan? Ko?” Cakka menunjuk Alvin dan Zahra yang berjalan kearah danau. Terlihat Alvin menggenggam tangan Zahra tulus. Bukan karna suatu paksaan.
“Gue ga ngerti kka, sumpah Alvin ga suka Zahra gue tau banget.” Jawab Rio masih ga percaya dengan apa yang dia lihat.
“Pasti ada yang ga beres. Kita samperin aja buruan!” Ajak Iel langsung jalan didepan Rio dan Cakka. Rio dan Cakka mengangguk dan langsung berlari kearah Alvin. Rio yang menepuk pundak Alvin. Melihat keberadaan sohibnya semua ada disini entah apa yang membuat Alvin ga nyaman kalo sohibnya tau soal Zahra. Dia langsung melepaskan genggamannya.
“Lo kenapa vin? Zahra?” Tanya Rio. Cukup lama Alvin diam sampai akhirnya Zahra menyikut Alvin dan tersenyum. ‘Gue ga mungkin nyembunyiin sesuatu dari CRAG. Terlalu lama mereka ngenal gue. Adanya nanti gue dikira ga percaya sama mereka’ Alvin meyakinkan dirinya.
“Zahra itu Tiara sob” Jelas Alvin padat, Sedikit dan amat sangat JELAS. Alvin memaksakan dirinya untuk tersenyum. ‘Plis vin. Ini kan yang lo mau? Ketemu sama orang yang pernah lo tinggalin? Takdir udah ngasih itu. Jadi Plis senyum buat Tiara. Dia ga boleh ngerasain apa yang dia pernah rasain….dulu.’
“Tiara masa kecil lo? Ko bisa? Eh…eum kalo gitu selamat ya Vin, lo nemuin Tiara.” Ucap Cakka, Rio dan Gabriel ikut tersenyum baginya ini terlalu impossible. Tiara yang Alvin certain itu dia bilang anaknya cantik banget, supel dan yang paling penting ceria. Dia juga ngerti Alvin. Dan Rio, Cakka maupun Gabriel tau percis kalo Zahra……………….jauh dari itu. Wajar tah kalo orang berubah dalam radius kurang lebih 4 tahun? Tapi ini nyata.Ck.
“Eh iya makasih Yel, Yo, Kka. Gue emang tiara hehe” Ucap Zahra menjabat tangan Rio, Cakka, dan Iel bergantian ‘Oh My God!! Zevana Angel ! lo ga tau apa gue dalam keadaan bahagia!! Sorry gue jabat tangan pangeran pangeran lo semua!’ Batin zevana meluncak. Oke ini berarti CRAG terpaksa harus musti kudu deket sama Zahra. Ini semua demi Alvin.
“AWWHHHH”
“Eh? Apaan tuh? Lo denger sesuatu ga?” Tanya Iel sambil mempertajam pendengarannya. Cakka langsung berlari. Dia amat sangat mengenali suara ini.
“KKA!!! Ih apa lagi si cakka kayak kesambet! Susul bro!” Ajak Alvin langsung  lari baru saja dia mengambil ancang ancang.
“Vin, kamu mau ninggalin aku?” Tanya Zahra yang membuat Alvin menghentikan langkahnya. Iel kelihatan tak suka dengan cara pandang Zahra terhadap Alvin. ‘Kalo cewe ini yang lo tunggu vin. Gue ga bakal setuju deh.’ Batin Rio.
“Eh? Yo, Yel gue….”
“Gue tau vin! Lo kalo mau anter Zahra yaudah. Besok kita ketemu disekolah. Biar gue sama Iel aja yang ngejar Cakka. Deluan ya!” Ucap Iel sambil menepuk pundak Rio menandakan mereka harus bergerak cepat.
“Gue mohon vin. Pergunai hati lo untuk ngenalin diri lo dan masa lalu lo. Jangan lo gunain logika. Ada satu hal yang ga bisa lo perlakukan dengan logika atau otak lo. Hati.” Ucap Rio sambil meninggalkan Alvin. Alvin mulai menerawang jauh dengan hatinya. Nathan mengenal Tiara sangat. So kali ini Alvin harusnya mengenal Zahra. Hati gamungkin salah.
*****
“Aduh kaki gue sakit banget! Gila ya sampe umur gue 15 tahun pun gue ga pernah bisa jalan menuruni lereng gunung teh duh mana bawah ge sungainya deres banget lagi errr. Malah kekilir lagi nih, masa iya gue harus teriak teriak sih udah kayak calon orang masuk RSJ aja nanti gue.” Agni masih berusaha mengurut kakinya. Ini sakit. Sakit banget. ‘Ka…. Sakit. Lo dimana?’ batin Agni. Agni mencoba berdiri namun…
“AAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHH!
Agni tergelincir. Jatoh jauh kebawah ke jurang. Kini ia hanya berpegangan pada akar pohon teh yang kecil. Agni melihat kebawah. Dia menelan ludah. ‘Curam banget. Malah bawah kaki gue sungai lagi, batunya besar lagi. Kalo gue turun ada 2 kemungkinan. Gue Kanker otak atau lupa ingatan atau mungkin gue bakal mati?’
“RI PEGANG TANGAN GUE!” Perintah seseorang dari atas. Agni tersentak. Ri?.
“KAKAAA….. Eh Cakka?” Agni diam. Cakka terdiam. ‘Darimana Cakka tau soal Riri?’ Agni menahan sakit dikakinya.
“awh sa….sakit…” Agni mencoba menggerakan kakinya. Cakka tersadar. Agni mulai menangis. ‘Gue kekilir gapapa, gue jatoh ke jurang juga gapapa tapi kenapa kenangan masa lalu itu musti ada? Yang sakit jadi nambah kan! Sial.’ Batin Agni.
“Pegang tangan gue ag. Lo coba jalan keatas bisa ga?” Tanya Cakka. Agni meraih tangan Cakka kemudian menggeleng.
“Kaki gue sakit ka.” Jawab Agni pendek tangannya yang satu sudah dilepas cakka tau ini sakit banget pasti gatahan. ‘Kenapa suara lo musti mirip Riri sih? Lo siapa Ag?’ Cakka tau otaknya sekarang mencari cara untuk menyelamatkan Agni tapi hatinya? Mencari cara supaya tau Riri itu Agni apa bukan? Tapi hati gamungkin salah.’ Lama Cakka berfikir sampai akhirnya isakan Agni terdengar lagi.
“Gue minta tangan lo yang satunya lagi ya? Biar gue gampang nariknya. Lo tahan ya.” Ucap Cakka lembut dia tau dia gaboleh khawatir kalo ngga cewe didepannya ini pasti tambah takut. Agni mengulurkan tangannya. Mukanya penuh air mata bersatu dengan pasir dari atasnya. Dengan berbagai macam cara akhirnya Agni naik karna Cakka dalam posisi menarik akhirnya ia ikut tersembab ditanah dengan Agni diatasnya. Agni langsung memeluknya. ‘kaki gue sakit ka.’ Bisik Agni. Entah ini dia memanggil gue ‘Ka’ karna gue satu tahun diatasnya atau ‘ka’ karna masa lalu?. Cakka melepas pelukannya dan menaruh telunjuknya dibawah kelopak mata Agni dan menghapus air matanya.
“Udah ya. Lo gapapa kok. Ag? Nama panjang lo siapa?” Tanya Cakka. Agni tersenyum. ‘Cakka itu kaka.Gue rasa gue gamungkin salah kenal’
“Agni tri nubuwati. Em, lo kenal Riri kak?” Tanya Agni Cakka terdiam memerhatikan seluk muka Agni. Mereka masih dalam posisi awal Cakka direngkuh Agni. ‘Tri’ ‘Riri’ Sama.
“Lo riri kan? Hati gue gamungkin salah. Gue tau itu terikan Riri kalo dia minta tolong sama gue!” Jawab Cakka. Agni mengangguk kecil lalu kembali memeluk Cakka seperti halnya anak kecil yang hilang kemudian bertemu kembali dengan orang tuanya.
Ada satu hal yang ga mungkin bisa lo liat dengan mata lo. Rasa Cinta. Ada satu hal yang ga bisa lo deskripsikan dengan otak lo. Bagaimana lo merasakan Cinta. Dan ada satu hal yang cuma hati bisa menentukan. Kepada siapakah lo harus jatuh cinta. Cukup. Lo ga butuh kepintaran dan otak lo! Hati gamungkin salah. Dalam jangka waktu sepanjang apapun. Hati takkan salah merasa. Percayalah. 
*****
Bel SMP VIS udah berbunyi semua orang keluar kelas kini tinggal deva, Oliv dan Acha yang ada dikelas mereka. Deva menghampiri kedua perempuan itu sambil tersenyum.
“Cha, Liv ini bunganya gue mohon lo berdua atur ya Ozy sama Ray bakal bantu kok mereka lagi ribet nyuruh keke keluar. Nanti gue sms lagi. Thanks ya!” Ucap Deva sambil tersenyum dan memberikan mawar merah serta pink ke tangan Acha dan oliv. Acha mengacungkan jempolnya disertai senyuman Oliv. ‘Bahagia pasti jadi lo ke. Gue suka banget mawar pink tapi ini hak lo ke. Bukan gue.’ Batin Acha tersenyum sambil melihat mawar pink yang ada ditangannya.
Setelah beberapa lama akhirnya Ozy dan Ray masuk sambil ber tos tos ria. Oliv dan Acha ngerti banget. Rencana mereka berhasil. Berarti sekarang tinggal bagi tugas. Dan Acha takut soal hal ini.
“Kita cepetan deh ya daripada nanti lama. Biar gue sama Oliv yang ngurusin sikon di lapangan. Lo zy sama Acha rancang tulisannya sesuai keadaan lapangan nanti gue sms kalo lapangan udah sepi jadi lo bisa cepetan ke sana oke? Ayo liv!” Ajak Ray sambil menarik tangan Oliv.
“Wo! Elo mah nyari kesempatan dalam kesempitan. Tangan Oliv gausah dipegang juga kali.” Toyor Ozy sementara Acha sudah bergulat dengan hatinya. ‘Demi Deva dan Keke. Plis gue mohon.’ Ray menjulurkan lidahnya dan berlari bersama oliv meninggalkan ozy dan acha.
“Haha ada aja lo Ray.” Ozy bergumam sambil kembali menghadap kebelakang. Ada Acha disitu. ‘Tinggal gue sama Acha? Ko gue dag dig dug gini sih.’ Ozy mencoba menghadap Acha dan duduk disebelahnya.
“Udah lama gue ga ngomong sama lo cha. Sebenernya kita ada apa sih?” Tanya Ozy sambil melihat Acha yang memainkan mawar merah dan pinknya.
“Ha? Gaada apa apa ko. Oya, Aren mana?” Acha mencoba mengalihkan. Ozy mengendus. Dia langsung duduk menghadap Acha. Acha bingung sendiri. Dia tau tadi dia salah ngomong.
“Gausah bahas orang lain kalo gue ngomong sama lo. Lo marah sama gue karna Aren? Ada satu hal yang ga lo tau! Aren itu sepupu gue. Jelas?” Papar Ozy. Acha tersentak dan langsung menghadap Ozy. Rasanya kalo ngga karna rasa malunya dia pengen banget meluk Ozy sekarang.
“Serius?” Tanya Acha. Ozy terkekeh.
“Jadi bener dugaaan gue selama ini! Lo jealous sama Aren kan? Hahaha. Iya gue serius deh beneran.” Ucap Ozy masih sambil ketawa Acha diem. ‘Kenapa rasanya gue lega banget?’. Baru saja Acha mencoba menstabilkan hatinya yang senang.
DRUPPPPPPPPPPPPPP. Mati Lampu.
“AAAAAAAAAA!!” Tanpa basa basi udah posisi depan depannan Acha reflex banget meluk Ozy. Ozy diam. ‘Gue sayang lo ya cha? Karma abis.’ Batinnya.
“Cha. Plis deh ada gue ko. Phobia lo masih aja berlaku disaat kayak gini.” Ucap Ozy sambil ketawa dan mengeluarkan HandPhonenya berusaha melihat muka Acha dengan penerangan HPnya. Acha nangis. Ozy memegang air matanya yang jatuh dipipi Acha.
“Jangan nangis ya, gue….. gue…. Gue benci air mata lo.” Ucap Ozy. Acha terbangun dia melepaskan pelukannya tapi Ozy tau banget Acha butuh pegangan akhirnya Ozy megang tangan Acha. ‘Oh my God! Untung mati lampu! Kalo ngga muka gue merah semua Ozy tau kali ya. Sialan nih lampu. Tapi serius gue tenang banget udah meluk lo. Issshh! Apaan sih cha!’ Acha senyum sendiri.
*****

Cinta Itu Sempurna (Part 24)


Krinnnggg…..Kringg…. KRINGGGG…. Bunyi jam wekker warna Baby Pink yang berdiri disamping tempat tidur Ify makin lama makin kenceng bunyinya. Hari ini hari minggu dan Ify lupa kemaren untuk set off Jamnya itu supaya ga berkoar koar kayak nyokapnya. Tepatnya supaya Ify bisa bermales malesan di tempat tidurnya. Tapi karna udah terlanjur buka mata, jadi Ify lebih memilih beresin kamarnya terus buka jendela kamar dan mengganti bajunya dengan celana pendek dan baju kaos warna tosca.
“Ka Ify? Tumben bangun pagi?” Tanya Ray yang bersamaan dengan Ify keluar dari kamarnya sambil menelan ludah ‘Yaampun ka Ify cantik gila! Kalo ga inget umur sama Oliv udah gue tembak kali ya’ Ozy berdecak dalam hati.
“Hey! Pagi Ray! Jam Wekker gue noh lupa diset off. Si Spidermen abal mana?” Tanya Ify sambil menguncir rambutnya dan tersenyum. ‘ANJERRR MELTINGG, mirip senyum Oliv errrr’ batin Ray lagi.
“Ozy? Spidermen abal? Spidermen gagal kali kak! Masih ngorok noh. Ngimpi apa sih tante gina anaknya satu cantik satunya mirip katel penggorengan” Ucap Ray
“RAYYY!! GUE DENGERRR!” Teriak Ozy dari depan pintu kamar.
“Ehh Ozy, Sohib gue sehidup sehidup yang ganteng tapi gantengan gue” Ucap Ray sambil merangkul Ozy
“Ape lo? Ganteng apaan! Picak kali orang yang bilang lo ganteng! Wooo” Toyor Ozy
“Udah ah Ray, Zy ke bawah deh tuh Mbok udah nyiapin meja makan.” Ajak Ify sambil melihat kearah bawah dan tersenyum kepada si Mbok.
“Yukkkk!! Ka Rio mana?” Tanya Ozy
“Ka Rio? Bangun jam segini? Entar kalo Singa bisa berkuda, Pintu kamarnya masih rapet gitu, entar kalo dibangunin adanya gue olahraga sprint keliling rumah dikejer tu kunyuk pesek. Iiih Ogah!” Jelas Ray panjang lebar, Ozy mangut mangut.
“Ketahuan ko ray. Emang tuh orang Hamseter berbulu Cheetah. Luarnya doang manis, dalemnya Gila Singa aja kalah!” Seru Ify yang langsung tos tos an sama Ray.
-Meja Makan-
Ify melahap Burger King yang disiapkan oleh si Mbok dan meneguk susunya, Ray sama Ozy malah berebutan Burgernya Rio. Tiba Tiba Rio turun dengan gedebak gedebuk dan langsung melahap susu Ray yang ada diatas meja.
“KA RIOOO!! Gembel ah lo! Susu gue noh!” Teriak Ray, sementara Ozy langsung mengamankan susunya dan memeluk gelasnya (-___-)
“Burger gue aja lo perebutin. Ify mana? Urgent sumpahh!!” Teriak Rio. Ify yang didapur lagi ngobrol sama Mbok langsung memutar bola matanya ‘Bangunnya Rio Matinya Gue’ hhh
“ALYSSA!! Sini deh buruan cepetan!” Teriak Rio yang duduk di meja makan sambil masih memegang HPnya dan meminum apa aja dan memakan apa aja yang ada.
“Apaan sih Kak? Kesetanan lo? Baw…..”
“Liat nih!” Rio memotong omongan Ify dan langsung menyodorkan HPnya. Sedangkan Ray dan Ozy udah keluar rumah sambil membawa cracker yang ada diatas meja. Sedangkan Rio masih sibuk sama pikirannya.
From: Alvin Jo
Yo, besok kalo ada something terjadi Pagi, Lo jangan langsung percaya atau marah sama gue ya. Kasih tau Ify.
Ya, itu yang tertulis di HP Rio, sedangkan Ify hanya mengernyitkan dahinya. Ni orang hebohnya setengah mati isinya ginian doang. Ini yang heboh dia atau gue yang bego sih.
“Terus?” Tanya Ify sambil menyodorkan HP Rio. Rio menepok Dahinya.
“Duh ify! Ini berarti besok ada sesuatu Besarr yang akan terjadii!” Ucap Rio mendramatisir.
“Lebay lo! Apaan sih ih? Ga elo, Ga ka Alvon, Ga Ka Cakka, Ga Ka Iel semua kalo ngomong gaada artinya. Gaada maknanya.” Ucap Ify
“Bukan gaada artinya! Lonya aja yang bego gatau artinya. Udah deh males gue jelasinnya. Bete deluan.” Ucap Rio sambil berjalan lagi kearah kamarnya. Ify diam. ‘Loh ko ngambek sih? Emang gue salah apa? Ishhhhh bener kan semboyan Idup gue banget kalo Rio Trouble maker hidup gue’ Batin Ify. ‘Gue kejar apa ngga ya? Ogah ah! Emang kalo gue ga ngejar dia mati gitu? Engga kan? paling bentar lagi cerita ke ka zeva. Uh’ Lanjut Ify lagi.
Lama bangettt kayaknya hari ini Ify bener bener Cuma duduk diruang tengah dan nonton tv kalo bosen balik ke kamarnya ngapain aja yang penting ga setres. ‘Sepi banget sih! Ray Ozy pergi kelapangan lagi main basket. Ka Rio masih ngambek. Mati Bosen gue kalo gini sih.’ Batin Ify. Akhirnya dia lebih memilih untuk On The Phone Bareng Via, Shilla dan Agni sambil menceritakan soal hidupnya yang setengah hancur dari kemaren, tepatnya menceritakan soal dia yang tengah tinggal serumah dengan RIO. Setelah hampir sejaman mereka OTP dan karna permintaan Agni yang bosen ngegosip jadi mereka udahan deh.-_-
“Fy, ngomongin apa sama shilla via agni?” Tanya Rio yang langsung duduk disamping ify di sofa depan ruang TV. Ify melirik Rio
“Udahan ngambeknya? Mau tau aja deh” Jawab Ify masih tetep melihat ke acara TV tepatnya FTV siang. Rio mengambil remote dan mematikan TVnya.
“Seseru apasih acara gituan gue sampe dikacangin. Gue nanya tau.” Ucap Rio pendek
“KA RIO!!!!! NGGA LUCU AH! Lagi klimaks noh ceritanya! Nyalain!” Perintah Ify sambil berusaha mengambil remotenya Rio malah mendekatkan wajahnya kearah Ify dan menghembuskan nafasnya dileher Ify. Nafas Ify menggebu tapi Rio malah asik liatin Ify sampe akhirnya.
“Lo keras kepala! Kalo lo terus ngotot minta nyalain dan ngacangin gue, Gue cium lo.” Bisik Rio, Ify gemeteran, bulu kuduknya merinding, Ia menganggukan kepalanya berharap Rio ga kesetanan gara gara ketakutan akhirnya dia mengigit ujung bibirnya dan menundukan kepala. Lama Rio diem dalam posisi tadi akhirnya……. CUP! 1 kecupan mendarat di pipi kanan Ify. Ify langsung memegang pipinya dan menutup matanya.
“ISHH!!! Elo tuh ah seenaknya aja ya! Lo kira gue apaan! Lagian kan gue diem! Ga minta nyalain TV lagiiii.” Ify merutuki Rio. Masih memegang pipinya yang panas.
“tapi lo ngacangin gue! Lagian lucu liat muka lo merah gitu Hahahaha” Rio malah ketawa. Ify ngambek setengah idup dan langsung lari ke kamarnya. Rio masih ketawa ngakak. Gara gara takut Ify kelamaan ngambek, Rio lari kearah kamar Ify dan membuka pintu kamarnya. Dilihatnya ify memegang lutut diujung tempat tidurnya sambil menginjak-injak berulang kali lantai kamarnya sambil terus nutupin kepalanya dan geleng geleng. Rio ngakak sendiri. Lucu deh liat Ify salting gitu.
“Hahahaha Ify Ify giue cium lagi ya? Lucu tau.” Ucap Rio sambil berjalan kearah Ify.
“HUAAAAA RIOOO!! KELUAR LO AAAA!” Teriak Ify sambil berlari kearah jendela kamar.
“hahaha bodo rumah gue ini. Lo liar, gue ambil yang kemaren gue minta nih?” Seru Rio ambil mengedipkan matanya.
“HEHH! COWO SETRES! GILA SABLENG ALAY NYEBELINN!! NOOOO!! NGGAAA AWAS!” Teriak Ify. Rio malah memegang tangan Ify mencegah Ify takut loncat-_-
“Udah deh diem aja. Serius nih gue mau ngomong. Kasian noh cina glodok sahabat sehidup semati gue surga neraka gue.” Ucap Rio. Ify diem sambil langsung lari kearah tempat tidurnya.
“Ihh! Lo kalo mau cerita gausah pake embel embel kayak tadi dong ah! awas! Kalo lo ngapa ngapain gue, gue teriak nih?” Ancam Ify. Rio langsung ketawa dan duduk ditempat tidur Ify. Lama Ify memegang bantal dan ambil ancang ancang takut Rio gila tapi lama juga Rio diam dan menatap tangannya karna teringat Alvin lagi. Beberapa menit akhirnya Ify luluh dan pergi duduk disebelah Rio diujung kasurnya.
“Cerita deh buruan ah.” Ucap Ify sambil melihat kearah Rio.
“Kalo shilla tau besok Alvin jadian gimana fy?” Tanya Rio. Ify terbelalak. ‘Gimana ya… asal lo tau kak, Gue aja masih ga ngerti Shilla sayang ka alvin apa masih teringat secret admirernya. Tapi….’ Ify malah bergulat sama pikirannya.
“ko lo ngomongnya gitu? Emang Ka Alvin jadian sama siapa sih?” Tanya Ify lagi.
“Sebenernya gue gatau apa apa fy. Alvin gue paksa cerita gamau. Gue paling ga bisa liat sahabat gue menderita. Gue boleh minta tolong satu hal sama lo fy?” Tanya Rio serius sambil membalikan badannya kearah Ify. Ify tersenyum dan mengangguk tipis. ‘Ish kalo lo ga nyebelin kak, gue beruntung banget kali ya bisa serumah sama orang kayak lo.’ Batin Ify
“Kalo misalnya besok bener bener terjadi apa apa. Gue minta tolong lo kasih tau shilla ya, semua yang terjadi ga seutuhnya benar kayak yang dia liat” Tutur Rio dari hatinya. Ify jadi tersentuh. ‘Huaaa ka rio elo malaikaaatt…… ish tapi kenapa kadang lo jadi malaikat singa sih?’ batin Ify lagi.
“Tenang aja kak. Gue akan coba bilang ko.” Ucap Ify sambil senyum dan menepuk bahu Rio, Rio tersenyum. Ify malah melting dan berusaha mengalihkan pandangan kearah yang lain soalnya dia yakin banget pipinya udah kayak direbus pasti.
“Fy suasananya enak ya, Dikamar lo lagi.” Goda Rio Ify langsung berdiri dan mencoba bangkit dari tempat duduknya, berdiri dan lari keluar kamar sambil berteriak…..
“RIOOOOOOOO!”
*****
-PAGI @ SMA VICTORIA INTERNATIONAL SCHOOL-
“Zahra! Lo gila ya! Apaan nih maksudnya! LEPAS CEPET!” Teriak Alvin sambil melepas poster poster dari dinding madding sekolah.
“Alvin sayang! Jangan dilepas dong! Biar satu sekolah tau kalo kita jadian!” Balas Zahra sambil berusaha mengambil poster yang diambil Alvin.
“GUE GA NGERASA PERNAH NEMBAK LO!!!!!!! Jangan gila deh!” Teriak Alvin lagi tepat dikuping Zahra. Akhinya Zahra membalas dengan membisikan sesuatu di kuping Alvin.
“Tuan Sindunata yang terhormat, Lo lupa kalo Sindunata Campion itu sekarang ada dibawah naungan DAMARIVA STYLE BUILDING. Lo inget kan? Yang punya Bokap gue? Kalo lo mau tetep liat Nyokap Bokap lo bisa Hidup.Turutin perintah gue! Lo ga percaya? Liat Ini!” Bisika Zahra sambil menunjukan berkas yang ada diMap di Tasnya.
Dengan ini kami menyatakan bahwa kami menyerahkan seutuhnya Modal dan Staff serta seluruh Hasil kerja ‘Sindunata Campion’ kepada ‘Damariva Style Building’ Dengan ini Perusahaan kami dari Sindunata Campion ada dibawah naungan Damariva Style Building.
“ZAHRA! Anjir!” Alvin langsung merobek kertas tersebut tapi dia malah baru sadar kalo itu ternyata kertas FotoCopy. Zahra dan Angle yang ada disitu langsung ketawa ngakak melihat Alvin hampirrr saja Prustasi.
“Kak! Sabar ka!” Ucap Via yang langsung menghadap Alvin saat Alvin mau pergi. Iel yang ada disitu langsung nepok pundak sahabatnya ditambah Agni yang masih menatap tajam Zahra.
“Gue yakin ini bakal terjadi, kemaren si nenek lampir itu udah sms gue, awalnya gue mau nanya bokap gue soal kebenarannya tapi gue takut. Gue gamau nambah kekhawatiran Bokap gue yang ada di Aussie.” Tutur Alvin pendek, mungkin kalo saat ini Alvin berubah menjadi wanita dia akan nangis sekuat tenaga mengeluarkan segalanya.
“Ka, lo harus percaya kalo apa yang terjadi sekarang bakalan ada balasannya nanti. Jadi lo tenang ya ka” Ucap Via lagi. Gabriel sendiri rasanya mau nonjok Zahra sekarang kalo ga karna dia takut masalah tambah lebar.
“Gue gamungkin bisa tenang. Vi, Ag gue mohon ya lo kasih tau shilla kalo semuanya ga seutuhnya bener. Lo minta bantuan Ify deh gue yakin dia ngerti.” Ucap Alvin yang langsung mengambil tasnya yang ada ditangan Gabriel dan berlari kearah parkiran sekolah.
Alvin pulang. Ya kalaupun dia ga kembali kerumah yakin banget kalo dia gamungkin balik kesekolah. Via dan Agni yang dititipin ‘Pesan’ Alvin langsung menuju Aula kearah gerbang menghindari Shilla deluan melihat segalanya tanpa sebuah penjelasan…..
**
“Jatuh Cinta oh sejuta rasanya oh dia bisa membuatku menggilaa….” Senandung Shilla sepanjang perjalananya sambil memasuki gerbang. Jam udah pukul 6.30 termasuk jam telatnya Shilla, kadang jam 6 aja dia udah bertengger disekolah untuk hanya sekedar melihat keadaan sekolahnya sepi.
Saat melewati lorong utama menuju aula sekolah, Shilla mendengar suara grasak grusuk heboh banget.
“Gila ya! Cowok Cool kayak gitu jadiaannya sama cewe angkuh satu sekolah, gue kira selama ini ga direspon tuh dia benci eh taunya udah jadian aja ckckck” Ucap salah satu cewek yang berjalan melewati shilla.
“Tau noh! Gue aja patah hati gila huaaaa cowo gue ilang satu!!” Teriak yang lainnya. Shilla masih diem ‘Orang yang jadian siapa sih? Satu sekolah gini sakit hatinya.’ Tapi lama lama Shilla gemeteran juga.
“eh denger denger bukannya dia deket sama cewek cantik yang itu ya! Yang itu tuh!” Tunjuk seorang cowok diantara mereka kearah Shilla. Shilla yang ngerasa ditunjuk pura pura gatau, dia gamau ambil pusing atau ngerasa GR banget. Tapi tiba tiba Agni dan Via dateng dari arah aula dan menatap shilla sayu. Shilla bingung sendiri.
“Vi, Ag yang jadian siapa sih? Gaenak banget gue serasa diliatin satu aula errr… Mana yang jadian sih? Di madding ada apa?” Tanya Shilla berentetan. Baru saja Via mau menarik tangan Shilla, tapi Shilla malah langsung terpaku didepan Mading.
Mulai detik ini ALVIN JONATHAN SINDUNATA menjadi kekasih ZAHRA DAMARIVA. Jadi semua yang udah tau soal hal ini diminta untuk MENJAUHI dan gak KEGENITAN sama Alvin. ALVIN hanya untuk ZAHRA.
Shilla diam. Membaca 2 baris yang ada di madding dan beberapa poster yang berjatuhan dibawah madding. ‘Sakit kak. Sakit! Gue mulai lupain segalanya dan membuka hati gue buat lo.sekarang lo kayak gini? Gue sakit kak! Sakit.’ Shilla langsung berlari keluar Aula dan menghiraukan segala panggilan yang ada dibelakangnya. Tujuannya Cuma satu. Ruang Musik.
Sampai diruang  musik shilla langsung mengambil Gitar putih yang ditidurin di tempat duduk dekat Grand Piano putih diujung Ruang Musik. Shilla mulai mengambil nada….
Jangan berakhir
 Aku tak ingin berakhir
Satu jam saja
Kuingin diam berdua mengenang yang pernah ada
Shilla menutup Matanya dan mulai membayangkan segala yang pernah terjadi… Antara dia dan…… Alvin.
“Buruan! Gue cowok bertanggung jawab nih, apa mau tambah lagi benjolnya?” Tanya Alvin,  Shilla langsung jitak Alvin, dan memiringkan kepalanya untuk menidurkannya dipaha Alvin, ‘Ya Tuhan tambahin lem buat jantung hamba ya tuhan jangan sampe keluar sendiri’ doa shilla. Alvin Ngambil sapu tangan dari kantong jaketnya dan ngeluarin botol minum yang dia bawa dari vila, terus Sapu Tangannya dibasahin dikit baru deh dipake ngebersihin jidat shilla yang bermasalah.
“Pelan Pelan ka, jangan tambah ngancurin aja hidup lo!” Ucap Shilla menutupi rasa saltingnya,
“Bawel.” Saut Alvin pendek, ‘eh ko tangan gue gemeteran ya?’ Batin Alvin.
Jangan berakhir
Karna esok takkan lagi
Satu jam saja
Hingga kurasa bahagia mengakhiri segalanya
“Gatau.” Jawab Shilla pendek sambil pura-pura ribet nyari nama Orchid House, Alvin tersenyum doang. Dia melangkah kearah Shilla, dan sekarang tepat di belakang Shilla, dia meunjukan HPnya lewat sela dikepala shilla, Alvin nyelonjorin smsnya didepan mata shilla, Shilla ga baca smsnya, dia Cuma baca pengirimnya, dia spontan tersenyum kecil disitu tertulis ‘Sivia’. ‘Shillaa!! Lo bego banget! Haha’ Shilla memaki dirinya sendiri, Alvin langsung muter badan kearah depan Shilla.
“Dari via deh shill. Udah ah ayo,” Ucap Alvin sambil reflek menarik tangan shilla, Shilla bingung sendiri, dia melihat tangannya digenggam pelan oleh Alvin, Alvin kembali liat ke belakang
“Eh sorry shil” Ucap Alvin sambil melepaskan tangannya, Shilla Cuma ngangguk pelan. Akhirnya Shilla dan Alvin melanjutkan perjalanan, sepanjang jalan semua diam. Shilla masih bingung soal insiden sms dan insiden pegangan tangan tadi
Jangan berakhir
Kuingin sebentar lagi
Satu jam saja
Izinkan aku merasa, Rasa itu pernah ada
“SHILLLAAA” Teriak Ify langsung memeluk Shilla, Via dan Agni mengikuti dari belakang. Jelas banget. Shilla ngerasa sakit. Sakit banget. Dan ini cukup membuktikan hal yang dipertanyakan soal perasaan.
“Kenapa ya fy? Ko nasib gue jelek banget sih? Disaat gue mulai berharap kenapa dia harus langsung mengambil langkah sama orang lain?”
“Dia gatau ya fy, gimana perasaan gue pas baca semuanya. Dengan mudahnya dia nulis penjelasan dimading. Didepan semua orang termasuk gue fy.”
“Kenapa perlu di kasih tau ke semua orang sih fy? Dia belum ngerasa puas apa dengan gue kayak gini? Tuh kan fy! Dia aja gak dateng sekarang! Mana coba dia? Mana? Dia ga nyariin gue fy! Segapenting apasih gue fy? Gue salah apa harus kayak gini terus?”
Shilla terus mengungkapkan segalanya dipelukan Ify. Ify ikut larut dalam ceritanya. Dia mulai menitikan air mata dipelukan shilla. Via menundukan kepala dan terus memegang bahu Shilla. Dia tau pertahanan sahabatnya yang saat ini luluh sedangkan Agni dia masih memikirkan segala macam cara agar salah paham ini secepatnya selesai.
‘Ini maksud lo ka Rio kemaren? Ini maksud lo? Kenapa musti sesakit ini kak? Kenapa Shilla harus merasakan apa yang gue rasakan saat lo pergi. Kenapa setelah gue sahabat gue musti ngerasain ini. Sakit kak….’ Ify membatin dalam pikirannya.
Cinta bukan suatu hal yang dapat dengan mudah terus dirasakan. Kebahagiaannya. Keindahannya. Ada disaat kita merasa cinta itu benar adanya ujian itu datang. Seakan mengambil semua pertahanan yang telah terbangun dan masa lalu itu datang.
*****