Helooo Pembaca Setia Cinta Itu Sempurna! Disini RePost CIS Karya Gitta. Go ADD FB : Gitta Brigitta Go FOLLOW Twitter @brigittagitta. Another Blog: brigittasilalahi.blogspot.com [Follow juga yaa!:)] :) Thanks yang udah Baca :)

Jumat, 24 Agustus 2012

Cinta Itu Sempurna (Part 25 Bag C)


-Kelas 11.1-
“Deb! Sayang gila lo ga ikut gue ke kantin. Cakka buat heboh satu sekolah.” Teriak Septian sambil menggebrak meja Debo. Debo sama Septian memang sekelas.  Tapi tidak ada jawaban. Debo masih ngeliat kearah kelua jendela. Akhirnya Septian mengulangi kalimatnya dengan nada yang sama. Namun tetap saja nihil. Septian mengikuti arah pandangan Debo. ‘Ify? ‘.
“DEBOOOOOOOOOOOOO!” Teriak Septian tepat ditelinga Debo.
“Septian! Lo gila ya? Dateng salam dulu kek, sapa, basa basi. Lo punya gendang telinga persediaan buat gue?” timpal Debo sambil mengusap-usap telinganya. Tadinya Septian mau mencak-mencak Cuma pikirannya lagi banyak jadi lebih baik ngalah dulu.
“Serah lo deh. Cakka buat heboh kantin tadi.” Ucap septian pendek sambil duduk dimejanya tepat disebelah debo. ‘Buat heboh? Apa ya? Apa ini alesannya dari tadi Ify shilla via ketawa ketawa sambil dikejar agni?’ banyak pertanyaan muncul diotak debo.
“Debbb!! Lo mau tau ga sih? Ih gue mending ngomong sama tangan deh, ngomong sama lo mirip ngomong sama tembok. Kacang seribu.” Beber Septian. Debo tersadar dari lamunannya.
“Pertama tangan sama tembok sama sama benda mati. Kedua tembok gajualan kacang. Ketiga gue mau tau.” Jawab Debo, Septian nepuk jidatnya.
“Cakka nembak Agni dan barusan mereka jadian. Romantis abis padahal gue yakin banget itu tanpa persiapan. Pantes aja Cakka termasuk  orang yang gampang dapetin cewe. Mulutnya men tajeem” Ucap Septian sambil membayangi kejadian dikantin tadi. Debo amngut-mangut dan langsung melihat lagi kearah jendela. Septian mengikuti objek mata debo. Dan lagi-lagi pemandangan itu.
“Selama janur kuning belum melengkung lo masih bisa dapetin adek kelas kita yang manis itu yang lo bilang Cuma lo anggep ade lo itu.” Timpal Septian dengan entengnya.
“Boro boro janur kuning. Jadian aja mereka kaga. Ify diharkosin sama Rio. Emang itu orang seneng banget buat Ify menderita. Hari pertama gue disini aja Ify udah pingsan gara gara Rio.” Ucap Debo sambil membagi pandangannya antara Septian dan Ify. Jujur dia gamau kehilangan senyum Ify yang sedang ia nikmati saat ini.
“Nah itu lo tau! Anjir Rio banci banget. Daripada dia menderita kenapa ga lo tarik aja? Lo berani berjuang kan buat perasaan lo dan juga mungkin perasaan Ify.” Balas Septian. Debo menghentikan segala pikiran, penglihatannya. Omongan septian…… bisa dibilang bener 99%.
“Buat Ify.” Ucap Septian pendek lagi.
“Lo yakin gue ambil aja Ify? Lo yakin Ify ga sayang sama Rio?”
“Gue yakin, kecuali kalo lo mau liat ify menderita terus. Rasa sayang itu bisa berubah asal ada yang merubahnya.”  Septian berucap. Debo kembali melihat kearah Ify.
“Ayolah. Gue Cuma simpati sih sama Ify, sebelum ada lo juga sebenernya Ify sama Rio itu ga jelas hubungannya kadang berantem, kadang baikan, kadang jadi pusat perhatian. Pokoknya Rio keliatan banget deh mau mainin Ifynya.” Ucap Septian dengan pasti. Debo mengiyakan statement Septian. Lalu melihat lagi kearah ify ‘Lo harus kembali ke gue fy.’
*****
Pagi ini Ify dan Ozy Cuma berdua dirumahnya, setelah kejadian kemaren memang Ify memutuskan untuk kembali kerumahnya dari rumah Rio. Kalo dibilang alesannya Cuma karna sms mamanya yang bilang ada kriminalitas jelas jawabannya engga. Yang pasti Ify kurang kuat lihat Rio akhir akhir ini.
Ify membuka twitter dari HP-nya sejenak ia lupa akan kesenangannya. Akan jalan-jalan yang dulu sering ia lakukan, akan refreshing dengan temen temen apalagi akan dunia maya, bahkan kalo bukan adanya aplikasi twitter yang menjadi main menu di HPnya mungkin dia lupa soal accountnya. Sejenak ia menaruh tweet dan melihat TL.
@ifyalyssa : Apapun yang terjadi hari ini gue udah siap;)
@cakkaNRG : Good Morning world. Second day I have her. Pagi ag!
@ashillazhrtiara : Gak boleh capek Shill. Kalo lo capek. Gaada yang peduli jadi percuma.
@Acharaissa: Brand New Day Ahay!
“Kak, Makan dong! Entar telat tau, jangan mainin HP mulu, ambil noh tas lo diatas dikamar lo.” Ucap Ozy sebelum memasukan suapan sekian kalinya akan nasi gorengnya.
“Gue gausah makan zy. Lo aja. Masih kenyang.” Ucap Ify sambil tersenyum dan langsung naik keatas dan meninggalkan HP-nya di meja makan. Ozy yang melihat HP Ify tergeletak tersirat pikiran untuk menciptakan moment yang mungkin bisa menghilangkan kemurungan kakanya itu. Yang pasti dia sms Ray dulu biar semua aman.
To: Ray Anak Alay
Ray. Ka Ify dijemput ka Rio ya. Gue yg sms.  Kasian kaka gue nih.
Dari HP Ify. By Ozy atas nama Ify:
To : Rio Stevano
Kak, Ozy berangkat deluan nih naik motor. Lo jemput gue ya. Plis. Gue minta tolong ;)
-Sementara di Rumah Rio-
“Kak, HP lo ga bunyi? Tumben HP terlantar.” Ucap Ray singkat sambil ngambil kunci motornya melewati Rio, Rio yang lagi masukin sepatu basketnya k etas langsung ngambil HP-nya dari saku celana
1 new Message
‘Ify Alyssa’
Rio mengernyitkan dahinya. Ify? Sms gue? Ga salah? Kok?. Rio langsung buka smsnya.
From: Ify Alyssa
Kak, Ozy berangkat deluan nih naik motor. Lo jemput gue ya. Plis. Gue minta tolong ;)
“Ray gue boleh….”
“Gue deluan ya kak, mau jemput Oliv dulu. Rumah Ozy Blok B.” Ucap Ray sambil menstarter motornya dan melaju. Rio berfikir sebentar, Boro boro jemput Ify ada kali seminggu dia ga ngomong sama Ify. Kenapa tiba tiba Ify sms gue? Enteng banget lagi bahasanya, padahal biasanya ketemu aja ngindar. Selalu kayak gini. Gue dan Ify selalu ga jelas. Ngejauh tanpa alasan. Daripada lama mending Rio langsung ke rumah Ify.
*
“Pagi Fy!” Ucap Debo sambil merangkul Ify yang baru saja mengunci pintu rumahnya, dia ditinggal Ozy alesannya sih mau ada Rapat OSIS.
“Eh, Ka Debo? Ko bisa disini lo kak?” Ucap Ify sambil menggerakkan bahunya untuk melepas rangkulan Debo, entah kenapa Ify ngerasa Debo aneh.
“Loh emang ga boleh? Lo kan ga punya cowo fy jadi ya gaada yang bakal ngelarang gue kesini.” Jawab Debo dengan entengnya sambil meraih tangan Ify. ‘Ngelantur.’ Batin Ify.
“Engg …Ya gue kaget aja kan tiba tiba.” Jawab Ify pelan. Pasrah deh tangannya dipegang Debo. Masih pagi.
“Lo gue anter ya fy, kita bareng aja.” Debo langsung menarik tangan Ify naik tanpa persetujuan.
“Kak, gausah dipaksa juga sakit nih.” Ucap Ify, Debo ga peduli. ‘Yaampun Ka Debo kenapa sih agresif gini. Angin apa coba.’ Ify meronta dalam hati. Tiba-tiba…
Teeeettt…. Bunyi klakson motor berhenti tepat didepan motor Debo. Ify kaget. ‘Motornya?’
Rio membuka helmnya dan melihat tangan Ify yang dipegang debo. Ngerasa ada Rio debo malah langsung ngelingkerin tangan Ify ketubuhnya. Rio menatapnya nanar. ‘Kenapa selalu tanpa alesan yang jelas?’ batin Rio.
“Bisa ga sekali aja lo ga nyusahin gue?” Ucap Rio mentap Ify yang bener bener gatau apa-apa. Ify menggigit bawah bibirnya. Dia selalu ga suka ada dalam keadaan kayak gini. Rio langsung memakai helmnya dan muter balik lalu pergi sedangkan Debo langsung tersenyum.
*****
“Rioooo!!!” Teriak Dea dari ujung lapangan parkir. Rio melengos. Sungguh. Kali ini dia males berurusan sama cewe. Semua cewe tanpa terkecuali. Merasa tidak ada respon Dea langsung berjalan menghampiri Rio.
“Ko gue dikacangin?” Tanya Dea. Rio tersenyum miring dan langsung ingin berlalu namun…
“Rio! Kalo gue ngomong tuh dijawab. Bete deh.” Keluh Dea, Rio memberhentikan langkahnya lalu kembali ke dea.
“Lo nanya apa tadi?” Tanya Rio berusaha melembutkan intonasi bicaranya.
“Gue ga nanya sih Cuma nyapa aja.” Jawab Dea antusias.
“Lo kayak anak kecil tau.” Ucap Rio sambil melihat gelagat Dea.
“Oh ya? Berarti lo merhatiin gue dong?”
“Bukan merhatiin. Keliatan.”
“Lo ngeliatin gue?” Ucap Dea sambil membesarkan bola matanya. Rio tersenyum.
“Tuh kan! Lo itu lebih bagus kalo senyum, Senyumm!!” Ucap Dea sambil memegang kedua ujung bibir rio dan menariknya memaksakan untuk tersenyum.
“Haha iyaiya awas tangan lo sakit tau.” Balas Rio, Dea melepaskan tangannya.. Tepat. Sangat Tepat disaat motor Debo melewati Rio dan Dea. Mungkin Rio gak sadar tapi Ify liat semuanya.
“Rio kekelas ayo!!” Ajak Dea sambil memegang tangan Rio, namun Rio dengan kasar langsung melepaskan tangan Dea. Reflek.
“Gue….Cuma ngajak ko yo, ga maksud” Ucap Dea pelan, Rio gelagapan.
“Eh De, Maaf reflek tadi gue juga gamaksud kasar sama lo” Ucap Rio pelan juga namun Dea langsung menunduk dan membalikan badannya bermaksud untuk meninggalkan Rio.
“Dea! Katanya mau bareng.” Tahan Rio Langsung memegang tangan Dea dengan Pasti. ‘Eh? Ko gue jadi kebanyakan gerak reflek sih.’ Batin Rio. Dea langsung tersenyum manis dan mempererat pegangan Rio. ‘Udah terlanjur yo. ‘
*****
Turun dari Motor Debo, Ify langsung turun tanpa basa basi. Kalut. Untuk meminimalisir perasaannya ia mengambil arah belakang lewat kantin ga lewat gerbang depan. Jujur dia gamau liat Rio dulu hari ini apalagi pemandangan pertama disekolahnya Rio bersama Dea.
Ify memasuki kantin melalui jalan belakang, terlihat Shilla dan Agni disana, Sivia? Entahlah Ify sedang tidak ingin memperdalam rasa keingin tahuannya.
“IFYYYY!!!” Teriak Agni sambil mengisyaratkan Ify untuk datang menghampirinya, Ify tersenyum dan langsung duduk dimeja kantin diantara Shilla dan Agni.
“Ko pucet fy?” Tanya Shilla saat wajahnya tidak sengaja melihat kearah muka Ify. Jelaslah dari kemaren sampai tadi pagi pun belum ada nasi yang masuk ke perutnya. Padahal Ify punya Maag tapi baguslah Maagnya belum kambuh. Ify hanya membalas senyum ke shilla. Ia memang merasakan perutnya membelit Cuma yaudahlah.
“Lo ga makan fy? Gue beliin bubur ya?” Ucap Agni, Ify mengangguk pelan dan Agni langsung berdiri ke tukang bubur. Ify menundukan kepalanya. Kali ini sakit ditubuhnya belum bisa mengalahkan sakit di batinnya.
“Ini fy, dimakan dulu! Jangan Cuma 2 suap.” Tukas Agni diikuti dengan senyum Shilla, Ify langsung memakan bubur dihadapannya ia berharap sesekali saa ia melumatkan bubur yang ada dimulutnya, bubur ini bukan mengobati lambungnya, Masuk ke batinnya. Biarkan Perutnya sakit seharian tapi batinnya bisa sedikit menguat.
Lama Ify memakan buburnya. Shilla dan Agni sedikit miris melihat ify seperti itu, Mereka berdua tahu bahkan sangat memahami keadaan Ify apalagi keadaan Ify dengan Rio.
***
Via memasuki Gerbang sekolah diikuti dengan keadaan yang ‘tidak biasa’. ‘Kejadian apalagi coba hari ini? Kalaupun ada jangan kaitkan dengan sahabat gue ya Tuhan’ Batin Via. Tiba-tiba
BRRRRRRRRRMMM…. BRRRMMMMM…..
Bunyi starter motor didepan gerbang .
“Woy duh jangan keras keras mata gue kelilipan woy! Itu asep motor lo!!” Cerca Via sambil mengucek matanya karna angin dicampur asep motor yang kuat banget harum dan asepnya.
“Duh sumpah mata gue sakit sakit parah ah. WOYY! Sini lo!” Marah Via lagi, yang ada dimotor sadar dan langsung turun. ‘Bagus nyadar diri’ cerca Via melihat pengendara itu turun dengan matanya yang dibuka tutup soalnya masih perih. ‘Ko seragamnya sama sih sama gue’ samar Via.
“Duh sorry sorry ya gue ga sengaja maaf maaf” Ucap Cowo itu sambil berusaha melihat mata sivia. Setelah Via melepas tangannya dan Cowo itu bisa melihat matanya dia langsung berusaha meniup mata Via ‘Matanya bagus banget yaampun. Ini cewe kayaknya familiar deh sama gue.’ Cowo itu tersenyum dan meiup sekali ke kedua mata Via.
“Udah belum?” Ucap Cowo itu sambil tersenyum.
“Yang sebelah kiri emang udah tapi yang kanan belum” Ucap Via jujur sambil mengucek mata kanannya, Cowo itu mengambil tangan Via untuk menghindari dari matanya tapi.
“Mau ngapain Sep?” Tanya Iel yang langsung berdiri disebelah Septian dengan muka biasanya, Septian langsung melepas tangannya dari tangan Via, Via ikut tersentak. ‘Oh iya ini kan gebetan iel.’ Batin Septian.
“Eng… ini mata gue kelilipan kak gara-gara Motornya dia!” Ucap Via membagi tangannya antara mengucek dan emnjaga mata kanannya dengan menunjuk Septian. Terlihat Iel mengangguk pelan dengan santai.
“Makanya starter Motor gausah depan gerbang apalagi asep motor lo tuh banyak banget, udah biar gue yang ngurusin Via lo urusin aja motor lo ngalangin gerbang masuk tuh!” Perintah Iel, Septian mengangkat tangannya dan langsung mengambil motornya. Via masih sibuk sama tangannya, untung masih agak pagi jadi belum rame yang lewat.
“Udah enakan?” Tanya Iel mengalihkan arah pandangnya kearah Via.
“Enak apanya? Masih sakit banget tau Perih banget nih.” Ucap Via, Iel menyingkirkan tangan Via dari matanya dan memperdekat jaraknya untuk melihat mata via. ‘Jangan terlalu deket plis, jantungan gue.’ Batin Via. Via merasa Iel mengambil ancang-ancang untuk meniup mata Via
“Niupnya jangan ken…”Via langsung berhenti ngomong. Iel mencium mata Via. Jelas Via merasakan matanya dikecup oleh Iel.  ‘HUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA’ Jerit Via dalam hati.
“Masih Perih juga?” Tanya Iel dengan santainya sambil melepaskan tangannya dari kepala Via. Pertamanya Via masih diem.
“Elo mah! Kalo ketahuan guru gimana asal ny….” Omongan via terhenti lagi karna telunjuk iel mengatup bibir Via. Via bisa merasakan telunjuk Iel dingin efek Iel mengendarai motor kenceng. Mungkin.
“Yang nyuruh lo bawel siapa? Gue Cuma nanya masih perih ga?” Iel mutup pertanyaannya sambil melepas telunjuknya member kesempatan Via untuk ngomong.
“Engga sih” Jawab Via polos jujur padat.
“Ih tapi…. ah tau ah gue deluan thanks ya” Ucap Via lagi sambil membetulkan tas gendongnya dan balik badan langsung berlari. Iel tersenyum kecil dan menaruh tangannya ke kedua saku celananya langsung berjalan masuk sekolah.
*****
Via sedikit berhenti berlari saat melewati kantin sambil memegang matanya dan geleng geleng kepala ‘Sial sial sial. Untung sepi kalo ada yang liat aduh. Eh tapi ditiup ga mempan kok? Tapi udah ah. Stop Sivia!’ Batin Via, Gerakan kaki Via terhenti karna terlihat Dead an Rio yang berjalan kearah……… Zevana Angel dan Zahra. Disalah satu meja kantin terlihat Shilla dan Agni juga Ify yang berjalan kearah Tukang bubur…. Masalahnya Tukang bubur itu searah dengan arah Dea dan Rio. ‘Jangan ada insiden apapun plis.’
Ify melihat kedepan terdapat Rio dan Dea yang masih berjalan berdampingan kearah Genk Zevana. Ify mulai berjalan dengan menunduk. Kali ini mangkok buburnya menjadi satu satunya Objek pemandangan yang lebih enak dilihat.
“Ciyee Dea Rio barengan hahaha. Dijemput Rio ya de?” Tanya Zevana didepan kantin saat melihat Rio yang reflek melepas tangan Dea karena keadaan sekolah yang mulai memerhatikan mereka apalagi sekarang mereka berada didepan kantin dan depan Ify tambah jadi deh Zevana. Ify masih diem. Berusaha mengabaikan apapun omongan mereka.
“Ha? Engga kok gue ketemu diparkiran sama Rio. Ya kan yo?” Ucap Zevana memastikan sambil menerima anggukan Rio. Rio tau. Ify. Bahkan Via Shilla Agni ada disitu dan memerhatikan dia dengan mereka dari berbagai arah dan pandangan.
Melihat Ify yang membawa mangkok kearah tukang bubur. Angel langsung melihat poisis tukang bubur yang ada dibelakang mereka ber5 ditambah Rio. Tiba saatnya Ify melewati mereka, Ify mengangkat mukanya tersenyum dan menundukan kepalanya tanda ia meminta jalan untuk lewat, karena Dea yang posisinya paling dekat dengan Ify, Angel langsung menyenggol Dea dan…
PRANGGGG! DUUUUUUKK!
Mangkok tersebut pecah dan ya pinggang Ify beradu dengan Meja yang berada memang disamping Ify. Pahitnya lagi Karena Ify berusaha menyelamatkan mangkoknya mangkok tersebut sedikit terlempar dan pecah, satu pecahan berbentuk segitiga dengan ujungnya langsung menghambat telapak tangan Ify diantara Telunjuk dan jempolnya karna pecahan tersebut tepat diatas tangan Ify. Lengkap.
“IFFFFFFFYYYYYYYYY!” Suara Via dan Shilla beradu dari kedua sisi kantin, Agni langsung berlari kearah Ify. Ify bener bener membagi kedua perhatiannya antara darah yang ngocor dengan enaknya dari sisi diantara jempol dan telunjuk dan dengan pinggangnya yang sakit banget. Sedangkan Rio benar benar diam, ia malah deluan reflek mearik Dea kearahnya agar tidak ikut Ify jatoh, mungkin karena dea memang tepat disampingnya atau memang………….
“ANGEL! LO GILA YA! Gue perhatiin  lo dari jauh! Emang sengaja kan lo?!” Ucap Agni langsung menghantam Angel.
“UOWWW Jangan galak galak dong Ag lo kan cewek harus lembut sedikitttt aja” Balas Angel santai sambil merapihkan rambutnya dan Poninya. Zevana dan Zahra tersenyum sinis melihat Ify yang hampir pingsan.
“Tau nih lo kan gaada bukti Ag Hahaha” Tambah Zahra sambil melipat tangannya di dada. Dea sedikit bingung. Ia ingin melaporkan bahwa ia didorong Angel hanya saja…………. Teman dia disekolah ini ya Angel dan kawan kawannya.
“Fy, Maaf maaf Lo gapapa kan?” Ucap Dea sambil mencoba menolong Ify tapi tangannya ditandas oleh Via.
“GAUSAH SOK BAIK! IFY GA MAAF LO! CIH SAMANYA!” Ucap Via didepan muka Dea. Rio tersentak.
“Vi, Dea udah niat baik ya! Lo bisa kali ngomongnya pelan gausah ngebentak.” Ucap Rio yang tadinya dengan nada tinggi sedikit melemah karna melihat darah ify yang ditahan oleh tangan Shilla.
“RIO! LO APA APAAN SIH!” Ucap Gabriel diantara Rio dan Via.
“Apa? Lo mau belain Sivia? Terus aja lo belain via! Emang Persahabatan kita bisa diganti sama cewe gue tau kok.” Ucap Rio lagi entah apa Rio tahu bahwa ia salah berbicara hanya saja mulutnya berbicara lain. Gabriel sedikit terdiam.
“RIO! LO SADAR DONG!” Teriak Gabriel sambil menampar pipi Rio. Semua terdiam, termasuk Rio. Termasuk Ify yang mulai melemah mencari nafas dan menangis. Ify mengangkat tangan Shilla yang udah penuh darah dari telapak tangannya, ia mengambil tissue yang atas meja dan langsung menaruh asal diantara jempol dan telunjuknya, dia tersenyum sedikit kearah Shilla dan langsung berdiri lalu berlari melintasi lapangan untuk ke kamar mandi yang ada di sebrang lapangan dengan darah yang mengucur dari tangan dan roknya.
“Puas kan lo kak? Udah Puas? Lo liat Ify kayak gitu lo masih sempet sempetnya ngurusin hal sepele kayak gini? MERASA PERNAH ADA DIHIDUP IFY GA SIH LO?!” Ucap Shilla kearah muka Rio tak terasa Shilla ikut menangis melihat Ify yang jatoh diujung lapangan dan Via yang menyusulnya dari belakang.
“Lo liat ga dia masih senyum tadi? Dia nyalahin Dea ga? Nyalahin Angel ga? ENGGA!! Gue yakin lo tau penyebab insiden tadi! Sedangkan lo? Via mempertahankan Ify lo marah ga? Via marah ke dea lo marah ga? IYAA! PUAS YA PUAS KAK PUAS!” Teriak Shilla langsung berlari kearah Via dan Ify sedangkan Agni masih berusaha meredam emosinya supaya ga mukulin Rio disini.
“Ag udah udah ag sorry sorry, Redam emosi lo sekarang, ikut gue ke Ify biar Rio, Iel sama Alvin Aja yang ngurusin.” Ucap Cakka sambil memegang bahu ceweknya dan mengikuti Agni yang berlari lemas kearah Shilla dan Via yang memapah Ify.
*****
“Bersihin disini dulu ya Fy darahnya, Lo tahan sedikit sakitnya kalo kena air.” Ucap Via langsung mengambil sapu tangan putihnya dan menaruh air hangat dari minumnya ketangan Ify, Shilla masih menangis melihat tangan Ify yang kiri terkena pecahan piring sedangkan tangan kanannya masih memegang pinggangnya. Agni memerhatikan ketiga sahabatnya sambil memepah Ify membiarkan Cakka pergi untuk mengurus rio.
“Fy sakit banget ya?” Tanya Shilla yang melihat ify meringis, Ify menggelengkan kepalanya sambil tersenyum dan mengadahkan mukanya kearah Shilla yang masih menangis, Ify mengangkat tangan kanannya dari pinggangnya dan menghapus air mata Shilla. Via menundukan kepalanya ia bener bener tidak tahan sedangkan Agni langsung beralih melihat Angel yang masih berusan dengan Gabriel.
“Udah mending sekarang kita ke Rumah Sakit aja biar diobatin dijait sekalian ini lumayan besar tergoresnya.” Perintah Agni, Via langsung mengiyakan lalu membereskan kamar mandi, Agni kembali ke kantin mengambil tas mereka ber4 tanpa ingin melihat adanya orang orang di kantin. Ia tak peduli, Shilla membantu Ify memapahnya kearah Gerbang.
*
Sepanjang Lapangan Shilla merangkul Ify berjalan pelan, Baju putih Shilla apalagi Ify udah penuh dengan darah Ify menatap miris darahnya dari kantin ke lapangan, dengan mudahnya darah itu mengucur dari tangannya, Kini ia beralih kearah tangannya yang dbaluk sapu tangan dan tangan Shilla masih setia ikut menopang memberhentikan darah dari tangan Ify.
Inilah kisah persahabatan. Satu orang sakit yang lainnya merasakannya, bukan… bukan tubuh yang ikut merasakannya tapi Batin dan Air mata yang ikut merasakan sakitnya. Sekalipun bisa ia meminta beban sahabatnya itu sedikit saja ia rela mengambilnya. Bahkan bukan sedikit. Semuanya. Semua beban pindah pun seorang sahabat Akan rela.
*****

3 komentar: